Dana Desa di Kupang Dikorupsi, Mulai dari Proyek Tandon Hingga Pengadaan Sapi
Otniel Lona alias Ot, ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Uitao, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditahan di Polres Kupang, karena melakukan korupsi dana desa hingga ratusan juta rupiah.
Otniel Lona alias Ot, ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Uitao, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditahan di Polres Kupang, karena melakukan korupsi dana desa hingga ratusan juta rupiah.
Kasus tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan pengelolaan dana Desa Uitao tahun anggaran 2017 dengan korban pemerintah desa Uitao ini merugikan negara Rp690.007.696,97. Ini sesuai hasil pemeriksaan dan temuan inspektorat Kabupaten Kupang.
-
Apa yang sedang diusut oleh Kejagung terkait kasus korupsi? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Kapan Kejagung mulai mengusut kasus korupsi impor emas? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? Jaksa Penuntut Umum (JPU) blak-blakan. Mengantongi bukti perselingkuhan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus korupsi impor emas? Di samping melakukan penggeledahan kantor pihak Bea Cukai, tim juga masih secara pararel melakukan penyidikan perkara serupa di PT Aneka Tambang (Antam).
-
Siapa yang ditahan KPK terkait kasus dugaan korupsi? Dalam kesempatan yang sama, Cak Imin juga merespons penahanan politikus PKB Reyna Usman terkait kasus dugaan korupsi pengadaan software pengawas TKI di luar negeri.
-
Siapa yang diduga terlibat dalam kasus korupsi? Sorotan kini tertuju pada Sirajuddin Machmud, suami dari Zaskia Gotik, yang diduga terlibat dalam kasus korupsi.
Kasat Reskrim Polres Kupang AKP Nofi Posu menjelaskan, sebagian besar dana tersebut diselewengkan tersangka Ot untuk kepentingan pribadi.
Tahun 2017, Desa Uitao, Kecamatan Semau menerima bantuan dana desa Rp776.879.000 yang diperuntukkan membiayai kegiatan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
Dana dicairkan dalam tiga tahap yakni pertama Rp221.987.000 tanggal 21 juni 2017 di Bank NTT Cabang Kupang. Tahap kedua Rp244.140.400 di Bank NTT Cabang Kupang dan tahap ketiga sebesar Rp310.701.600. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan dana tersebut tidak dilakukan secara transparan dan prosedural.
Kepala Desa Uitao, Yopi Kolan memerintahkan bendahara desa untuk menyerahkan seluruh dana yang telah dicairkan dari bank NTT kepada tersangka Ot dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Bentuk penyimpangan yang dilakukan tersangka Otniel Lona yakni pengadaan tandon air tampung air hujan dengan alokasi dana Rp60.475.000, namun ada dana yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan menjadi kerugian negara Rp40.964.618,98.
"Dalam laporan pertanggungjawaban disebutkan dana terserap 100 persen namun fisik pekerjaan tidak selesai. Volume dan spektek yang dilaksanakan tidak sesuai RAB serta pekerjaan tidak selesai karena dana digunakan untuk kepentingan pribadi tersangka Otniel Lona," kata Nofi Posu, Rabu (8/7).
Pekerjaan pembuatan saluran air bersih dari mata air ke rumah penduduk dengan alokasi dana Rp212.769.000 dan ada temuan kerugian negara Rp154.123.500. Pekerjaan tidak selesai karena sebagian dana digunakan untuk kepentingan pribadi tersangka Otniel Lona.
Sementara pembangunan jembatan dengan alokasi dana Rp20.294.000 dan ada temuan kerugian negara Rp6.946.477,99. Dilaporkan pekerjaan 100 persen padahal dana dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi tersangka Otniel Lona.
Penyertaan modal BUMDes Rp100 juta, namun ada pekerjaan fiktif sehingga ada dana yang tidak bisa dipertanggungjawabkan Rp100 juga karena dana dimanfaatkan untuk kepentingan tersangka.
Pengadaan ternak sapi jantan 25 ekor Rp129.872.000. Dalam LPJ dilaporkan pekerjaan 100 persen padahal spesifikasi pekerjaan tidak sesuai RAB karena lima ekor sapi fiktif.
Pengembangan ketahanan pangan desa dengan dana Rp185.751.600 dengan kerugian negara Rp180.343.600 karena pelaksanaan tidak sesuai RAB namun dilaporkan pekerjaan fisik 100 persen.
Program Kebun sekolah dengan alokasi dana Rp42.715.000 dan dana yang tidak bisa dipertanggungjawabkan Rp40 juta dan pelaksanaan tidak sesuai RAB.
Ada pula kegiatan peningkatan kapasitas pengurus BUMDesa sampai 2019 belum terlaksana karena SK pendirian dan pengembangan BUMDesa belum diterbitkan.
Demikian pula dengan penyertaan modal BUMDesa belum dilaksanakan dan surat keputusan pembentukan perangkat belum terlaksana.
"Dalam setiap kali pencairan, kepala desa memerintahkan kepada bendahara untuk menyerahkan seluruh uang kepada tersangka selaku ketua tim pengelola kegiatan Desa Uitao tahun 2017," tambah Kasat Reskrim.
Tersangka Otniel Lona mengelola dana tersebut secara tidak prosedural. Setiap item pekerjaan dikelola langsung oleh tersangka tanpa melibatkan aparat desa yang lain, dan tanpa musyawarah di tingkat desa sehingga pekerjaan tidak tepat sasaran.
"Setiap pembelanjaan item pekerjaan yang dikelola ketua TPK desa Uitao tanpa dilampirkan bukti transaksi sehingga tersangka diduga memperkaya diri sendiri sehingga ada temuan kerugian negara," tambahnya.
Dari kasus ini, penyidik Tipikor Sat Reskrim Polres Kupang menemukan adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan tersangka Otneil Lona yang berakibat memperkaya diri sendiri yang merugikan keuangan negara yakni pemerintah Desa Uitao, berdasarkan perhitungan kerugian keuangan negara oleh inspektorat daerah kabupaten Kupang Rp690.007.696,97.
Perkara ini sudah P21 dan tersangka yang ditahan dalam sel Polres Kupang dilimpahkan ke kejaksaan negeri Kupang bersama berkas perkara dan barang bukti, Selasa (7/7).
Tersangka Otniel Lona alias Ot dijerat pasal 2 ayat (1) juncto pasal 18 subsidair pasal 3 juncto pasal 18 undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tipikor sesuai laporan polisi nomor LP/A/98/III/2019/Polres Kupang/NTT tanggal 14 maret 2019.
"Tersangka diancam penjara paling singkat 4 tahun dan paling banyak 20 tahun dan denda Rp200 juta hingga Rp1 miliar," tandas mantan Kasat Narkoba Polres Kupang Kota ini.
Baca juga:
Korupsi Dana Desa, Eks Kades di Sumut Dituntut 7 Tahun Penjara
Jadi Terdakwa, Kades di Cikarang Kembalikan Uang Korupsi APBDesa Rp1,1 Miliar
Korupsi APBDesa Capai Rp641 Juta, Eks Kades di Ogan Ilir Dibui
BLT Desa Disunat di Sumsel, Mendes Ingatkan Kades Jangan Coba-Coba Korupsi
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Sunat Bansos di Dairi
Sunat BLT Dana Desa, Kadus dan BPD di Musi Rawas Dibui