Data Korban versi Kapolri Tito: 26 Meninggal Saat Rusuh Wamena
Ditambahkan Tito, akibat kerusuhan Wamena, sejumlah fasilitas publik dan gedung mengalami kerusakan.
Kerusuhan terjadi di Wamena, Jayapura, Papua. Akibat peristiwa itu, sejumlah orang tewas.
"Sampai jam 12 Wib, informasi yang kita dapat, ada 26 orang meninggal dunia. 22 Orang itu adalah masyarakat pendatang Papua, profesinya ada tukang ojek, pekerja ruko, restoran," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian, saat konfrensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (24/9).
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa kesulitan yang dialami ibu Persit di Wamena? Kesulitan Menyalakan Kompor Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Siapa yang kesulitan menyalakan kompor minyak tanah di Wamena? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Di mana ibu Persit ini tinggal di Wamena? “Nah yang uniknya juga di Wamena adalah kompor minyak tanah. Jadi di rumah dinas pak Gading masih pakai kompor minyak tanah guys. Tapi katanya ada juga yang sudah pakai kompor listrik dan kompor gas. Tapi harga gas di Wamena itu lumayan tinggi,” kata ibu Persit tersebut.
Sedangkan empat orang yang menjadi korban adalah warga Papua asli. Selain korban meninggal dunia, 66 orang luka-luka.
"Yang warga Papua asli kita akan selidiki apa karena tindakan tegas petugas, karena perlawanan mau diserang, atau karena terkena panah temannya," sambungnya.
Ditambahkan Tito, akibat kerusuhan Wamena, sejumlah fasilitas publik dan gedung mengalami kerusakan.
"Kerugian ada Kejaksaan, Puskesmas, Bappeda, termasuk kantor bupati dibakar," jelas Tito.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jenderal Tito menjelaskan awal mula isu beredar berbuntut situasi memanas.
"Di hari yang sama (dengan kerusuhan di Expo Waema), pagi harinya di SMA PGRI ada isu bahwa ada seorang guru yang sedang mengajar menyampaikan pada muridnya bahwa kalau bicara keras," kata Jenderal Tito, sebelumnya.
"Terdengar, oleh murid ini kera. Sehingga dikatakan ke temannya bahwa dikatakan monyet. Padahal yang dikatakan 'jangan bicara keras'. Hanya saja mungkin tonenya, dan s nya terdengar lemah," sambung Tito.
Berawal dari isu itulah, muncul informasi di masyarakat dan dikembangkan. Seolah-olah ada guru bersikap rasisme, mengatakan kata-kata tidak pantas yang melukai hati, padahal belum tentu benar.
"Dan kita yakin yang mengembangkannya adalah kelompok tadi, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menggunakan seragam SMA. Kita sedang cari orangnya," jelasnya.
Setelah itu, kata Tito, isu tersebut begitu cepat beredar. Sejumlah pelajar diprovokasi, hingga akhirnya mereka berkumpul dan bergabung.
"Saat itu ada petugas dengan cepat datang dari polres, kodim, tapi massa sudah terlanjur besar lebih kurang 2.000 orang," katanya.
Baca juga:
Imbas Kerusuhan, Menhub Budi Bakal Cek Kondisi Operasional Bandara Wamena
Perwakilan DPRD Papua dan Papua Barat Minta Pemerintah Tarik TNI dan Polri
Kapolri Jelaskan Kronologi Rusuh Wamena Dipicu Murid Salah Dengar Ucapan Guru
Rusuh di Wamena, Kapolri Tuding Benny Wenda Ingin Branding Pelanggaran HAM di Papua
Kapolri: Aspirasi Politik Pakai Cara Kekerasan Tak akan Dapat Dukungan
Korban Kerusuhan Wamena Bertambah: 23 Tewas, 77 Luka-Luka
Wamena Sudah Kondusif, Bangunan Rusak dan Terbakar Segera Diperbaiki