Daya Tampung SMA Negeri di Depok Tidak Sebanding dengan Jumlah Pendaftar PPDB
Tercatat lebih dari 22.687 calon siswa yang mendaftar tahap I Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok 2021, Jumat (11/6) siang. Diperkirakan jumlah tersebut bakal bertambah. Untuk daya tampung siswa yang diterima di SMA/SMK negeri di Depok hanya 5.685 saja.
Tercatat lebih dari 22.687 calon siswa yang mendaftar tahap I Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok 2021, Jumat (11/6) siang. Diperkirakan jumlah tersebut bakal bertambah. Untuk daya tampung siswa yang diterima di SMA/SMK negeri di Depok hanya 5.685 saja.
"Untuk SMA negeri 4.116 siswa, sedangkan SMK negeri 1.569 siswa. Sehingga total kuota 5.685 siswa untuk Kota Depok," kata Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Jawa Barat Wilayah II, I Made Supriatna ketika meninjau di SMAN 1 Depok, Jumat (11/6).
-
Bagaimana cara orang tua mendaftar siswa baru di sekolah? Di Jakarta, PPDB secara online dibuka pada 10 Juni hingga 4 Juli 2024. Di Bantul, PPDB jenjang SMP negeri yang dilakukan secara online, dibuka melalui empat jalur yaitu Jalur Zonasi, Jalur Prestasi, Jalur Afirmasi, dan Jalur Perpindahan tugas orang tua atau wali.
-
Kenapa calon siswa harus melakukan pengecekan pengumuman PPDB Jateng 2024? Bagi kalian calon peserta didik baru khususnya yang telah melewati seleksi PPDB SMA dan SMK Jateng 2024, hendaknya segera melakukan pengecekan terhadap status lolos atau tidak.
-
Kapan PPDB di tingkat SMP negeri di Klaten berakhir? Berbeda dengan wilayah Kabupaten Semarang, puluhan SMP negeri di Klaten justru masih kekurangan siswa. Padahal penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2024 telah berakhir pada tanggal 13 Juni lalu.
-
Kapan siswa SLB YPAC memulai tahun ajaran baru? Hari Senin 8 Juli 2024 ini merupakan hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2024-2025 yang sudah dimulai serentak di Jakarta.
-
Siapa yang baru saja memulai pendidikan di perguruan tinggi? Anak pertama dari Nola Be3 yang dikenal dengan nama Naura Ayu telah menyelesaikan pendidikan menengahnya sejak tahun 2020. namun, baru kali ini ia mengambil peran baru sebagai mahasiswi baru di perguruan tinggi.
-
Apa kendala yang dihadapi orang tua dalam mendaftarkan siswa baru? “Kalau sekarang harus buat akun dulu dan itu antre sangat lama. Terus antre di ruang sini. Terus antre lagi di scan. Dan ini membuat orang tua semakin repot. Saya sudah dua hari ini mengurus beginian, dan sampai sekarang belum selesai,” kata Titin Sumarni, salah satu orang tua calon peserta didik baru.
Dengan kuota yang terbatas, maka berdampak pada persaingan yang ketat, terutama pendaftaran dari jalur prestasi akademik dengan kuota 20 persen. Made menyebutkan bahwa SMA/SMK negeri di Depok menjadi primadona dibanding daerah lain. Pasalnya SMA/SMK negeri di Depok menjadi rangking pertama mengalahkan Kota Bandung. Faktor lain, SMA/SMK negeri di Depok menjadi pilihan karena jumlah lulusan yang masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) cukup besar.
"Contoh di SMAN 1 Depok ini banyak yang keterima di perguruan tinggi untuk SMPTN UI saja itu 90 siswa. Nah itu menjadi daya tarik, sehingga banyak warga DKI yang kemarin data ke kami minta akun itu hampir sekira 823 siswa yang ingin mendaftar di Kota Bogor maupun Depok. Tapi banyaknya di Kota Depok," bebernya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan pihaknya mengaku sempat menerima laporan dari orang tua mengenai ketimpangan perbedaan nilai dari jalur prestasi. Dia menjelaskan bahwa standar kelulusan sekolah saat ini berbeda dengan kondisi sebelumnya, di mana nilai ujian nasional yang menjadi patokan.
"Saya sampaikan soal ketimpangan itu terjadi sebetulnya karena kita butuh standar. Lulus standarnya adalah ujian nasional, sekarang tidak ada ujian nasional maka diambil nilai dengan rumus kalibrasi ada dari raport ranking dan sebagainya. Tapi itu ada beberapa yang protes terjadi timpang antara satu sekolah dengan sekolah lain," katanya.
Dia menjelaskan bahwa nilai yang ter-input oleh SMP kemarin adalah versi pendaftaran. Nantinya dilakukan validasi verifikasi nilai. Sehingga data awal yang masuk itu bukanlah nilai final. Pihaknya memerlukan waktu sekitar 2-3 hari ke depan untuk melakukan verifikasi nilai khusus jalur prestasi.
"Orang tua tidak perlu resah karena data nilai yang ter-input oleh SMP saat itu adalah versi pendaftaran. Nanti ada validasi verifikasi. Jadi itu belum data final," tegasnya.
Terkait adanya warga miskin namun tidak masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), Dedi menegaskan bahwa warga dapat melakukan perbaikan ke Dinas Sosial. Karena DTKS ada di ranah Dinsos dan pihaknya sudah melakukan tanda tangan nota kesepahaman terkait data tersebut. Sedangkan untuk zonasi pihaknya melakukan MoU dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Dia menegaskan agar Ketua PPDB tiap wilayah untuk memperhatikan siswa miskin.
"Saya pesankan untuk perhatikan masyarakat miskin. Pesan saya ke kepala sekolah dan Kepala Cabang Dinas (KCD) untuk mengupayakan warga miskin bisa bersekolah. Jangan melanggar sistem. Mudah-mudahan PPDB tahun ini bisa berjalan lebih baik dari tahun kemarin dan kita optimistis bahwa PPDB di Jawa Barat bisa berjalan dengan baik," tutupnya.
Baca juga:
Wagub DKI Klaim PPDB 2021 Berlangsung Baik
Banyak Diprotes Orang Tua, Pendaftaran PPDB di Sumut Diperpanjang
Jaksel Terima 1.000 Aduan Terkait PPDB
Kemendikbud Libatkan Sekolah Swasta Dalam Laksanakan PPDB 2021
Wagub DKI Sebut Pendaftar PPDB Online Sudah Melebihi Daya Tampung Sekolah
Ombudsman Sumut Minta PPDB Online Diperpanjang, Ini Alasannya