Demi ngelem, 12 remaja merusak dan curi besi makam di Langkat
Anak-anak di bawah umur ini merusak makam untuk mengambil besinya lalu dijual. Uang hasil penjualan dipakai untuk membeli lem.
Belasan anak di bawah umur diduga merusak makam di Langkat, Sumut. Mereka mencuri besi makam itu untuk membeli lem yang akan diisap.
Informasi dihimpun merdeka.com, Rabu (20/12), sejumlah makan yang dirusak berada di Perkuburan Desa Sei Bilah, Sei Lepan, Pangkalan Brandan, Langkat. Warga mengetahui peristiwa itu pada pekan lalu.
-
Di mana lokasi penemuan makam purba tersebut? Cova dels Xaragalls (Gua Jurang) adalah "tempat pemakaman kolektif".
-
Apa yang ditemukan di dalam makam tersebut? Prasasti tersebut diukir dengan sangat ahli dalam huruf-huruf yang sangat teratur. Makam tersebut sudah sangat tua dan terabaikan ketika letusan Guung Vesuvius terjadi pada 79 M sehingga monumen tersebut terkubur hingga ke bangku.
-
Dimana Situs Mbah Kopek berada? Sekitar 10 kilometer arah selatan Kota Demak, tepatnya di Desa Pidodo, Kecamatan Karangtengah, ada sebuah situs bernama Situs Mbah Kopek.
-
Apa yang ditemukan selama penggalian di situs makam? Selama proses penggalian makam ditemukan lebih dari 430 jasad.
-
Bagaimana bentuk Situs Watukucur? Situs Watukucur ditemukan di tanah milik warga bernama Setyo Budi di Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Upaya pelestarian Situs Watukucur sudah dilakukan sejak tahun 1981. Namun, baru pada tahun 2017 diketahui denah Situs Watukucur berbentuk bujur sangkar, terdiri dari tiga lapisan yang semakin ke dalam semakin memusat.
-
Apa yang ditemukan di makam selain kerangka? Di situs tersebut terdapat empat lubang besar yang berisi kerangka tiga pria dan satu wanita yang dikremasi, bersama dengan berbagai persembahan untuk mendampingi mereka ke akhirat, seperti bejana tanah liat, kaca dan perunggu, dudukan lampu lengkap dengan lampu minyak perunggu, lentera perunggu, senjata, perhiasan, dan kotak kayu.
"Pelaku diduga merusak makam saat magrib," kata Mulkan, penjaga makam.
Pengrusakan makam itu membuat warga berang. Mereka mengadukan kejadian itu ke aparat setempat. Polisi menyelidikinya. Para pelaku ternyata masih berusia remaja. Anak-anak di bawah umur ini merusak makam untuk mengambil besinya lalu dijual. Uang hasil penjualan dipakai untuk membeli lem.
"Pelaku sempat kita amankan 9 orang, semuanya masih di bawah umur. Pengakuannya mereka berjumlah 12 orang," kata Kapolsek Pangkalan Brandan, AKP JM Sitompul.
Setelah diinterogasi, anak-anak itu mengaku mencuri besi makam untuk membeli lem. "Sebagai orang tua kita prihatin," sebut Sitompul.
Pihak Polsek telah mengundang orangtua anak-anak itu untuk bertemu tokoh agama, penjaga makam serta warga yang makam keluarganya dirusak. Mereka bertemu untuk mendapatkan solusi terbaik.
Dari pertemuan itu, diperoleh kesepakatan untuk membina para remaja itu. Mereka memang dikembalikan kepada keluarga, namun orangtuanya harus mengganti makam yang sudah dirusak.
Sitompul juga memberi masukan kepada para orangtua untuk lebih memperhatikan anaknya dan lingkungan. Agar tempat tinggal mereka terbebas dari pengaruh narkoba.
Baca juga:
Apartemen di Jakut jadi home industri ekstasi bentuk sachet dan minuman kemasan
Antisipasi peredaran narkotika, Sandi minta semua rusun rutin dicek
Polisi bongkar peredaran sabu dalam kopi sachet di Surabaya
Budi Waseso: Penyalahgunaan narkoba sudah menjalar ke SD sampai SMA
BNN geledah rumah bos diskotek MG, ditemukan laboratorium pembuat sabu