Didatangi PP Muhammadiyah, Polri bantah aliran dana asing ke Densus
Sejumlah pengurus PP Muhammadiyah menemui Kapolri terkait meninggalnya terduga teroris Siyono.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan jajarannya mendatangi Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk membahas langsung kematian pentolan sekaligus komandan rekruitmen kelompok teroris Neo Jamaah Islamiyah (JI) oleh anggota Densus 88.
Selain itu, PP Muhammadiyah juga mengkonfirmasi perihal dugaan adanya aliran dana asing ke Densus 88. Di hadapan PP Muhammadiyah, Badrodin membantah hal tersebut secara tegas.
"Soal seperti itu, kepolisian juga punya sistem sendiri dan anggaran kepolisian dan sebagainya transparan, sehingga tidak ada sesuatu yang tersembunyi," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/4).
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Busyro Muqoddas yang ikut dalam pertemuan mengaku belum mengkonfirmasi dugaan aliran dana asing itu ke Badrodin secara langsung.
"Belum kita konfirmasi soal itu, tadi masih bahas soal kematian Siyono. Belum, belum ada komentar dari Polri," ucap Busyro.
Sebelumnya, Busyro yakin ada kejanggalan dengan kematian pentolan di kelompok teroris Neo JI. Busyro mengkritik model pemberantasan terorisme yang selama ini dinilai tidak transparan, profesional dan akuntabel.
Dia mendesak, Presiden Joko Widodo bersikap tegas dengan membentuk tim independen buat menilai kinerja Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"BPK, BPKP, dan lembaga keuangan terkait harus mengaudit keuangan Densus dan BNPT. Duitnya dari mana untuk operasional. Jangan sampai ada uang-uang yang keluar masuk dari asing tanpa kontrol," kata Busyro di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (29/3).
Baca juga:
Fakta autopsi jenazah terduga teroris Siyono
Datangi Badrodin, PP Muhammadiyah bahas soal kematian Siyono
Bertemu Kapolri, Busyro bahas uang dua gepok untuk istri Siyono
Soal autopsi Siyono, Ketua Muhammadiyah sambangi temui Kapolri
Ini kata Kapolri soal autopsi Siyono
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Apa yang dilakukan Syekh Nurjati di Cirebon? Di Cirebon, keduanya sepakat mulai mengajarkan ilmu Agama Islam yang saat itu masih banyak yang belum mengenalnya.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.