Din Syamsuddin minta warga tak terprovokasi rekayasa mengatasnamakan agama
Din Syamsuddin minta warga tak terprovokasi rekayasa mengatasnamakan agama. Diterangkan Kabareskrim Komjen Ari Dono, menurut Din yang hadir saat pertemuan itu, ada 21 kasus yang terjadi pada lambang agama yang terjadi belakangan ini.
Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengaku prihatin dengan maraknya kekerasan dan kasus penyerangan yang marak ditujukan kepada tokoh agama dan rumah ibadah akhir-akhir ini. Dia meminta aparat penegak hukum secara serius mengusut persoalan kekerasan yang menyasar lambang-lambang agama ini.
"Kami prihatin atas tindak kekerasan atau penganiayaan kepada lambang lambang agama, baik figur ulama, mubalig, kiai dan juga pastur maupun rumah ibadah, yang disebut dilakukan oleh orang gila," terang Din Syamsudin setelah memberikan ceramah agama di pengajian bulanan pegawai Pemkot Tangerang di Masjid Al Azhom, Jumat (23/2).
-
Siapa yang melakukan penipuan berkedok sumbangan agama? Aksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa yang berperan dalam menjalankan Lembaga Agama? Lembaga agama dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan hidup beragama yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Kapan Syeikh Ahmad Yassin dibunuh? Tanggal 22 Oktober 2004, saat itu Syeikh Ahmad Yassin baru meninggalkan masjid setelah Salat Subuh. Jet Tempur F-16 Israel sengaja terbang di atas Gaza untuk menyamarkan suara Helikopter Apache yang akan melakukan misi pembunuhan.
-
Di mana Syekh Sulaiman menuntut ilmu agama? Mengutip beberapa sumber, sejak tahun 1881 Sulaiman sudah memperdalam ilmu agama Islam. Saat itu ia belajar Al-Qur'an kepada Syekh Abdurrahman dan Syekh Muhammad Arsyad di Batukampar.
-
Kapan KH Saifuddin Zuhri menjabat sebagai Menteri Agama? Prof KH Saifuddin Zuhri adalah Menteri Agama Republik Indonesia pada masa Presiden Soekarno, tepatnya pada 6 Maret 1962 hingga 17 Oktober 1967.
-
Kapan Pondok Pesantren Darul Amanah memfokuskan pembelajaran santri untuk memperdalam ilmu agama? Bulan Ramadan merupakan bulan yang tepat untuk memperdalam ilmu agama.
Din mengungkapkan, Majelis Ulama Indonesia dan Bareskrim Mabes Polri juga sudah bertemu membahas persoalan tersebut. Diterangkan Kabareskrim Komjen Ari Dono, menurut Din yang hadir saat pertemuan itu, ada 21 kasus yang terjadi pada lambang agama yang terjadi belakangan ini.
Atas keprihatinan tersebut, ia sampaikan kepada aparat penegak hukum dan keamanan khususnya Polri untuk sungguh-sungguh menyelidiki mengungkapkan siapa pelaku dan apa motif di baliknya.
Menurut Din, umat beragama juga harus memahami bahwa kejadian ini benar adanya. Meski dia juga tidak menampik adanya informasi bohong (hoax) yang menyebarkan informasi-informasi tak benar akan adanya perusakan dan kekerasan terhadap lambang-lambang agama.
"Kabareskrim sudah menyatakan ada 21 kasus, ada yang mengira seolah karena pemberitaan hoax, hoax memang ada, tetapi kejadian tindak kekerasan yang terjadi memang benar adanya bahkan masih terjadi akhir-akhir ini," terang dia.
Dia juga meminta umat beragama untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing dengan segala provokasi dan rekayasa yang ada mengatasnamakan agama. Menurut dia, perpecahan umat memang yang diharapkan dari peristiwa kekerasan semacam itu untuk mengadu domba masyarakat.
"Kabareskrim dalam rapat MUI lalu berjanji dalam dua minggu ini, kita serahkan kepada kepolisian juga agar jangan berlama-lama kalau lama bisa timbulkan dampak buruk, Presiden juga sudah perintahkan usut tuntas juga kawal dan menjaga umat beragama terutama para ulama," tandasnya.
Baca juga:
Bareskrim: motif di balik teror pemuka agama mulai terkuak
Polisi amankan penyebar hoax orang gila serang ustaz di Bekasi
Din Syamsuddin minta warga tak terprovokasi rekayasa mengatasnamakan agama
Heboh orang gila serang ustaz di Bekasi, pelaku ternyata peminta sumbangan
Wiranto minta aparat tindak penyerang pemuka agama sekeras-kerasnya
Polisi sisir orang gila antisipasi penganiayaan tokoh agama di Jembrana