Drum berisi mayat dicor diduga sudah lama dibuang di Sungai Bengawan Solo
Warga lainnya, Sukidi (28) menduga drum tersebut dibuang dari atas jembatan. Sebab, tak mungkin seorang sendiri membawa drum seberat tersebut ke dasar sungai. Apalagi, jarak antara dasar sungai dengan jalan cukup jauh dan terhalang tanggul.
Warga sekitar jembatan Pondok, Grogol, Sukoharjo, di atas aliran Sungai Bengawan Solo, masih tak percaya dengan ditemukannya sesosok mayat yang dicor dalam drum oleh seorang pemulung, bernama Muji Agung, Jumat (26/10) sore.
"Sampai sekarang saya masih tidak percaya, kok ada yang tega berbuat seperti itu. Mungkin pelakunya ada kelainan jiwa, atau dendam," ujar Sugiyono (52), warga Desa Ngrombo, Baki.
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Marsekal Suryadarma meninggal? Saking Lurusnya, Rumah Yang Ditempatinya Belum Lunas Saat Suryadarma Meninggal Tahun 1975.
-
Bagaimana Pemkot Surakarta merelokasi Pasar Klitikan Notoharjo? Penghargaan itu diperoleh karena Pemkot Surakarta berhasil merelokasi pedagang di sana tanpa disertai kekerasan.
-
Apa tujuan dari Serangan Umum Surakarta? Meski dihujani bom-bom dari udara, para pejuang gerilya terus melakukan perlawanan dan pertempuran tanpa pandang bulu. Mereka tetap konsisten menyerang pos-pos Belanda lalu masuk ke kampung bersama rakyat lainnya.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Sugiyono mengaku sering melewati jembatan tersebut saat akan pergi ke Kota Solo maupun Sukoharjo. Ia tidak pernah melihat sesuatu yang mencurigakan. Apalagi lokasi tersebut cukup ramai, karena terdapat pabrik konveksi Duniatex yang mempunyai ratusan karyawan yang bekerja shift.
Kisah berbeda disampaikan Hery Susanto (31) warga Teplok, Ventana. Menurut dia, sebelumnya memang ada sejumlah warga yang melihat drum tersebut. Namun mereka tak pernah menghiraukan, karena dikira sampah yang sudah tak terpakai.
"Saya kira malah drum yang dibuang atau hanyut saat banjir dari atas. Ternyata kejadiannya seperti itu," ujarnya.
Hery menduga drum tersebut sudah ada beberapa bulan sebelumnya. Karena ada warga yang pernah melihat beberapa minggu lalu.
"Mungkin sudah berbulan-bulan dan tertutup aliran air Sungai Bengawan Solo. Ini pas kemarau, jadi terlihat," urainya.
Warga lainnya, Sukidi (28) menduga drum tersebut dibuang dari atas jembatan. Sebab, tak mungkin seorang sendiri membawa drum seberat tersebut ke dasar sungai. Apalagi, jarak antara dasar sungai dengan jalan cukup jauh dan terhalang tanggul.
"Kalau dibawa dari atas jalan ke bawah, pasti ketahuan warga. Soalnya tempatnya ramai dan jauh dari jalan. Mungkin dibuang dari jembatan, atau pas banjir terbawa air," jelasnya.
Kapolsek Grogol, AKP Dani Herlambang menyampaikan, setelah dievakuasi ke Mapolsek, mayat dibawa ke RSUD dr Moewardi, Solo untuk diperiksa.
" Akan kita selidiki dulu identitas korban, nanti tentu akan terus kita kembangkan," tutupnya.
Baca juga:
Usai dikremasi, abu Fransiskus sekeluarga dihanyutkan di Sungai Musi
Pemulung temukan mayat dicor dalam drum di bawah jembatan Bengawan Solo
Perbaiki selokan, warga di Kediri temukan kerangka manusia
Usai tembak istri, Fransiskus sempat ngopi & merokok sebelum bunuh anaknya
Polisi pastikan kabar penemuan jenazah tanpa organ di Kemayoran adalah hoaks
Dua hari tak keluar kamar, Kakek Jengki ditemukan meninggal