Dua Pesan Buya Syafii Sebelum Wafat hingga Berlinang Air Mata
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, bercerita hari ini berencana bertolak ke Bandung. Namun dalam perjalanan mendapatkan telepon dari Direktur PKU Muhammadiyah Gamping.
Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif meinggal dunia Pukul 10.15 WIB, Jumat (27/5). Buya Syafii meninggal setelah sempat mendapatkan perawatan di RS Muhammadiyah.
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, bercerita hari ini berencana bertolak ke Bandung. Namun dalam perjalanan mendapatkan telepon dari Direktur PKU Muhammadiyah Gamping.
-
Siapa Imam Syafi'i? Imam Syafi’i adalah salah satu mazhab dalam agama Islam yang sekaligus merupakan kontributor pertama dari prinsip-prinsip yurisprudensi Islam.
-
Siapa Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama. Ini juga yang kemudian menjadikannya sebagai sosok wali yang misterius.
-
Bagaimana Syifa Hadju dan Aaliyah Massaid menampilkan kecantikan mereka? Syifa Hadju dan Aaliyah Massaid menunjukkan wajah glowing mereka dengan pilihan lipstik merah yang menonjolkan kecantikan alami.
-
Siapakah Mbah Buyut Modjo? Sosok yang dimakamkan di sini dikenal dengan sebutan Mbah Buyut Modjo. Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Siapa KH Ahmad Hanafiah? KH Ahmad Hanafiah menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di Kota Lampung yang juga seorang ulama berpengaruh di sana.
-
Siapa nama anak kedua Syifa? Rayaz Zoltan Fachrizal, itulah nama lengkap anak kedua Syifa.
Isi telepon itu tentang kabar kesehatan Buya Syafii. Kondisi Buya Syafii kritis. Mendengar kabar tersebut, Haedar kembali menuju ke Yogyakarta dan langsung ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.
"Sempat sekitar setengah jam menemani beliau sampai beliau dipanggil Allah. Karena itu, kami Muhammadiyah dan bangsa Indonesia tentu saja berduka atas kehilangan bapak bangsa yang melintasi, milik semua orang, tokoh yang humanis, tulus, dan pemikiran-pemikirannya sangat luas wawasan dan melampaui," ungkap Haedar dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, Jumat (27/5).
Haedar menjelaskan, kondisi Buya Syafii bahwa sudah selama hampir sebulan dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Setelah sebelumnya sempat kembali ke rumah, kemudian masuk ke rumah sakit lagi dua minggu yang lalu.
"Jumat lalu saya juga sempat menemani di sini, semalam sebenarnya beliau ya masih baik. Tetapi kondisi pernapasannya terkait jantung lalu ditangani oleh dokter. Tadi pagi sekitar jam setengah tujuh masih bisa berkomunikasi, sarapan pagi seperlunya. Tapi sekitar setengah delapan, beliau kritis sampai jam 10.15," katanya.
Dua Wasiat Buya Syafii
Penanganan yang dilakukan oleh dokter, lanjut Haedar, sudah maksimal bahkan berkoordinasi beberapa hari ketika masuk kembali ke RS PKU Muhammadiyah Gamping, juga berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan atas instruksi Presiden RI, dan dipandang penanganan di RS PKU Muhammadiyah Gamping sangat lengkap dan mencukupi sehingga terintegrasi ke tim dokter juga.
"Tiga hari yang lalu saya ke sini juga, beliau masih bisa ngobrol dengan bagus. Tetapi memang pernapasannya berat," ujar Haedar.
Dalam kondisi sakit, Buya Syafii sempat menitipkan dua pesan kepada Haedar. Pertama, Buya Syafii selalu mengingatkan agar selalu menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat Islam. Kedua, tidak seperti biasanya saat kunjungan tersebut Buya Syafii meminta untuk melakukan doa bersama.
"Tidak biasanya buya itu kan orangnya santai gitu biarpun kami selalu ketika menjenguk orang sakit kewajiban kami mendoakan, beliau malah yang meminta sendiri untuk mendoakan beliau sehingga kami berdoa bersama beliau," terangnya.
"Saya menyaksikan air matanya berlinang dan itulah percakapan kami yang terakhir. Satu hari sebelum ini itu saya ber-WA, beliau menjawab bahwa saya sudah menerima keadaan ini dan dengan pasrah dan kami percaya dengan tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping," pungkas Haedar.
(mdk/rnd)