Fakta Baru Tewasnya Pratu Ida Bagus: Ditembak dari Dekat & KST Kenakan Baju Loreng
Mereka punya pakaian loreng ini sedikit kaya PNG gitu, tidak terang tapi belel ya.
Pratu Ida Bagus Putu, anggota Yonif 403/WP, gugur dalam kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KST) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Kejadian itu diketahui terjadi pada Selasa (21/9) pagi.
Dandim 1715 Yahukimo, Letkol Inf Kristian Irreuw mengatakan, Pratu Ida meninggal dunia saat ingin mengamankan helikopter yang tengah mengevakuasi jenazah Suster Gabriela Meilan (22).
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Kenapa konflik Papua semakin meningkat, meskipun pembangunan di wilayah tersebut digalakkan? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Siapa yang mengemukakan perlunya masukan dari masyarakat dan ahli untuk menyelesaikan konflik Papua? “Kami sangat ingin mendengar masukan saran dan pandangan dalam mencari akar rumput permasalahan di tanah Papua serta memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” kata Yayan dikutip dari Liputan6.com.
"Almarhum ini mau mengamankan pengamanan heli yang mau turun mengevakuasi Gabriela Maelani, Nakes yang udah meninggal itu pagi jam 06.00 Wit. Jadi ada tembakan, pas jam 06.30 Wit, almarhum ini enggak tahu itu memang dari jarak dekat," kata Kristian saat dihubungi merdeka.com, Rabu (22/9).
Ia menyebut, terduga pelaku yang melakukan penembakan terhadap Pratu Ida menggunakan pakaian loreng yang mirip dengan seragam Papua New Guinea (PNG)
"Karena yang nembak ini memang pakai pakaian loreng juga, mereka punya pakaian loreng ini sedikit kaya PNG gitu, tidak terang tapi belel ya. Jadi kemungkinan senjata yang dipakai itu senjata-senjata yang dari Heli SI dari tahun lalu yang satu. Yang satu senjata yang memang senjatanya standar TNI-Polri," sebutnya.
"Iya betul (Pakai baju loreng dan saru), kelompok KST yang ada di Pegunungan Bintang Pimpinan Lamek itu, loreng ini dari PNG," tambahnya.
Ia menegaskan, atribut TNI maupun senjata dibeli KST dari PNG.
"Iya (dapat dari PNG) mereka belanja senjata maupun atribut-atribut pakaian dari sana. Kami mantau di lapangan mereka memakai pakaian seperti itu dari Kelompok Lamek," ujarnya.
Lalu, terkait dengan kejadian penembakan yang terjadi pada 13 September 2021 lalu, para petugas sedang berada di bawah lembah. Saat itu, para terduga pelaku atau KST itu dibantu oleh para simpatisan Papua Merdeka dalam melakukan pembakaran, penganiayaan serta pembunuhan terhadap Nakes.
"Sehingga nakes-nakes itu tidak berpikir bahwa mereka akan diserang, mereka pikir bahwa akan diserang itu pos TNI-Polri. Tapi terbalik, tiba-tiba tanggal 13 itu jam 9 (pagi waktu setempat) mereka diserang juga, dibakar mereka enggak bisa buat apa-apa. Begitu lari keluar, udah mereka ada yang meninggal ini dibantai," jelasnya.
Atas insiden itulah, mereka melakukan penebalan personel dalam melakukan pengamanan di lokasi tersebut. Salah satu personel yang membantu pengmanan itu yaitu Pratu Ida, yang merupakan anggota Batalyon dari Satgas 403 Yogya.
"Upaya-upaya kita, kami sudah kirim pasukan dari 751, perintah Bapak Panglima, pasukan sudah turun untuk menambah penebalan di Satgas 403 dari Yogya. Yang kena ini kan dari Yogya, Pasukan Pamtas (Pengamanan Perbatasan) mereka dari Yogya. Itu Batalyon yang namanya Pamtas ya, itu dari Jawa Tengah ini, dari Sleman," ungkapnya.
"Baru, ini baru ganti. Baru serah terima dengan pasukan yang lain, jadi ini baru semua ini pasukan 403. Belum setahun ya," sambungnya.
Oleh karena itu lah, para pasukan atau Satgas 403 Pamtas itu tidak menguasai medan. Sehingga, membuat Pratu Ida menjadi korban penembakan KST/KST.
"Kita memang terus terang, kalau pasukan dari luar iya tidak mengusai medan. Mereka kelompok ini kan lebih menyatu dengan alam, lari diketinggian dengan cepat. Tapi kalau mau dilihat hutan di Pegunungan Bintang ini, bukan hutan lebat," jelasnya.
"Gunung-gunung yang memang tinggi, tapi tidak lebat seperti itu. Jadi karena mereka menguasai medan, disitu lah kita sering kalah (Apalagi mereka di luar dari Papua) Betul," tutupnya.
Sebelumnya, Pratu Ida Bagus Putu, anggota Yonif 403/WP, gugur dalam kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KST) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (21/9) pagi.
Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf Kristian Irreuw yang dihubungi Antara membenarkan korban gugur saat baku tembak dengan KST pimpinan Lamek Taplo.
Baca juga:
VIDEO: 1 Anggota TNI Gugur Didor KKB saat Evakuasi Jenazah Nakes
Berduka akibat Tragedi Kiwirok, Ratusan Nakes di Jayapura Gelar Aksi Bakar Lilin
Pangdam Kasuari Serukan Kedamaian di Papua: Konflik Hanya Berujung Duka
TPNPB Bantah Aniaya Suster Gabriela, Penyerangan di Kiwirok Dipicu Komandan Tewas
Tak Sandera Nakes, Jubir TPNPB Klaim Mantri Tersasar Lalu Dibawa ke Markas