Fakta-fakta di balik tenggelamnya KM Sinar Bangun yang renggut korban jiwa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengevaluasi standar keamanan seluruh angkutan penyeberangan.
Tragedi tenggelamnya kapal Sinar Bangun di Danau Toba, terjadi pada Senin (18/6) lalu. Kapal tersebut tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Tragedi ini menyebabkan korban jiwa meninggal dunia dan ratusan penumpang belum berhasil ditemukan.
Akibat kejadian tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengevaluasi standar keamanan seluruh angkutan penyeberangan. Ini dilakukan agar kejadian nahas yang merenggut korban jiwa tidak terulang kembali.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Bagaimana Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
Sementara itu terdapat fakta-fakta di balik tenggelamnya kapal tersebut. Mulai dari data daftar penumpang yang simpang siur, sampai kapal diduga tenggelam karena kelebihak kapasitas. Berikut fakta-faktanya:
1. Kapal kelebihan kapasitas
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, tenggelamnya kapal Sinar Bangun di Danau Toba diduga karena melebihi kapasitas yang semestinya. Menurut informasi yang diterima Kemenhub, kapal tersebut seharusnya hanya menampung penumpang sebanyak 43 orang saja.
Untuk berapa jumlah penumpang pastinya, masih belum bisa dipastikan. Menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan, jumlah orang yang hilang tercatat mencapai 192 orang. Data itu dari Posko Pelabuhan Tigaras Danau Toba, Sumatera Utara.
"Jadi untuk pencarian dan pertolongan leading sektornya Basarnas, untuk jumlah korban itu polisi dan Kemenhub, kalau saya dengar dari posko sampai siang ini, yang lapor keluarganya yang hilang itu mencapai 192 orang. Itu dari dari posko Pelabuhan Tigaras Danau Toba," ujar Syaugi, Rabu lalu.
2. KM Sinar Bangun tak dikemudikan oleh nakhoda aslinya
Ada kejanggalan yang ditemukan polisi terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Nakhoda kapal itu ternyata berada di darat saat musibah terjadi. "Ada yang aneh dalam pengungkapan kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun ini. Nama nakhoda tidak ditemukan dalam daftar korban selamat maupun yang hilang. Dia berada di darat," kata Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan.
Setelah ditelusuri, nakhoda berinisial TS, warga Desa Simarmata, Simanindo, Samosir, Sumut ternyata tidak mengemudikan kapalnya. Dia meminjamkan angkutan air itu kepada orang lain.
3. Kapal Sinar Bangun merupakan kapal kayu
Kapal yang hanya bisa menampung 43 orang namun dalam kenyataannya memuat lebih dari 100 orang ini dapat dibuktikan dari data korban hilang yang mencapai 192 orang menurut data dari Basarnas. Menariknya, kapal ini merupakan kapal tradisional yang terbuat dari kayu.
Seperti diketahui kapal kayu ini kerap dioperasikan untuk membawa manusia dan kendaraan roda dua untuk menyeberangi Danau Toba. Miris, penumpang membayar ongkos saat berada di dalam saat kapal dan sudah berlayar. Ini membuat data manifest penumpang menjadi simpang siur.
4. TNI AL kirim alat canggih dan pasukan Denjaka
Untuk mencari bangkai kapal Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, tim SAR gabungan masih kesulitan menemukan bangkai kapal nahas itu. Peralatan canggih dan pasukan elite TNI AL, Denjaka diterjunkan membantu pencarian.
Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan berharap bantuan alat dan pasukan Denjaka dapat mengatasi kendala pencarian terkait kedalaman Danau Toba.
"Kesulitan untuk tim adalah kedalaman Danau Toba. Informasi dari Lantamal I Belawan kedalamannya itu sekitar 490 meter, sehingga kami akan dibantu dari TNI AL akan mendatangkan alat yang lebih canggih dengan kedalaman 600 meter," kata Budiawan saat dikonfirmasi, Kamis (21/6).
Baca juga:
Cari bangkai KM Sinar Bangun, TNI AL kirim alat canggih dan pasukan Denjaka
Panglima TNI Hadi dan Kapolri Tito kunjungi korban selamat KM Sinar Bangun
Bertemu Sihar, ibu ini cerita anaknya jadi korban KM Sinar Bangun
Polisi sebut KM Sinar Bangun tak dikemudikan oleh nahkoda aslinya
Basarnas akan tambah waktu pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba