Fakta Mengejutkan, Menkes Ungkap Dokter Muda Banyak yang Ingin Bunuh Diri
Temuan ini berdasarkan hasil screening mental terhadap dokter PPDS.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, banyak dokter muda peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) ingin bunuh diri karena dibully seniornya. Temuan ini berdasarkan hasil screening mental terhadap dokter PPDS.
Budi menyampaikan hal ini merespons kasus bunuh diri mahasiswi kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) berinisial ARL. Dugaan sementara, ARL bunuh diri akibat dibully senior.
- Dokter Mata Ungkap Fakta Mengerikan! Banyak Orang Abaikan Periksa Mata Rutin
- Menguak Fakta di Balik Kasus Bunuh Diri Dokter Muda Undip, Diduga Korban Perundungan hingga Sempat Curhat ke Ibunya
- Ketahui Dampak Pertengkaran Orangtua terhadap Mental Anak, Perlu Dihindari Sebisa Mungkin
- Fakta Menarik Marshanda, Bercita-Cita Jadi Psikolog dan Kini Pejuang Kesehatan Mental
“Kita pernah kan melakukan screening mental terhadap para PPDS ini dan banyak kan memang yang ingin bunuh diri,” kata Budi, Kamis (15/8).
Mantan Wakil Menteri BUMN ini meminta praktik perundungan saat pendidikan kedokteran dihentikan. Dia menyebut, aksi bullying dokter senior terhadap juniornya merusak profesi mulia tenaga medis.
“Bayangkan kalau dokter-dokter ini sejak muda sudah dididik seperti itu ya, hidupnya ditekan,” ucap Budi.
Budi mengaku mendapat laporan bahwa praktik bullying dokter senior ke juniornya sebagai upaya menciptakan tenaga kerja yang tangguh dan kuat. Menurut Budi, langkah tersebut sangat salah. Menciptakan dokter tangguh dan kuat, kata Budi, tidak harus dengan perundungan.
“Pasti kan banyak cara pendidikan yang jauh lebih scientific untuk menciptakan tenaga kerja yang tangguh tanpa harus dibully,” ujar Budi.
Kronologi Mahasiswi Kedokteran Undip Bunuh Diri
ARL mahasiswi kedokteran Undip ditemukan tewas bunuh diri di kos yang ada di Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, pada Senin, 12 Agustus 2024. ARL merupakan peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis).
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan, saat ditemukan wajah korban sudah dalam keadaan kebiruan serta posisi miring seperti orang tertidur.
"Mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," kata Kompol Agus Hartono, Rabu (14/8).
Dari hasil pemeriksaan saksi dan bukti di lokasi, polisi menemukan curhatan di sebuah buku harian bahwa korban berniat mundur karena bersinggungan dengan seniornya.
"Kita cek bukti buku harian, bahwa ia merasa berat pelajarannya dan senior-seniornya," ungkapnya.
Dari informasi, korban sudah menempati kos selama setahun ini. Sebelumnya korban sempat bercerita kepada ibunya ingin resign karena tidak kuat.
"Jadi memang pernah cerita tidak kuat dengan sekolahnya. Ada kemungkinan lain sama seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," ungkapnya.