Fakta terbaru pelaku teror peledakan bom di Gereja St Yosep
Pelaku mengidolakan pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdati dan terinspirasi teror di Perancis.
IAH (17), pelaku teror peledakan di Gereja St Yosep, Medan diduga kuat tidak beraksi sendiri. Ini dibuktikan dari pengakuan warga Jalan Setia Budi Gang Sehati, Medan tersebut, bahwa dirinya disuruh seseorang dengan imbalan sejumlah uang.
Selain itu, salah satu jemaat menyaksikan dua orang yang mencurigakan kabur sesaat setelah pelaku gagal meledakkan bom pipa almunium rangka gorden tersebut. Hingga kini polisi masih mendalami informasi saksi tersebut.
Teror yang dilakukan IAH berawal saat pelaku membaur ikut beribadah bersama jemaat gereja. Aksinya ketahuan setelah bom yang dirakit gagal meledak.
Pelaku yang mengidolakan pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdati dan terinspirasi teror Perancis itu mengincar Pastor Albert Pandiangan menggunakan pisau. Namun dirinya segera diamankan jemaat.
Berikut fakta terbaru teror bom di Gereja St Yosep:
-
Bagaimana Pemkot Medan menangani pengangguran terbuka? "Untuk penurunan tingkat pengangguran terbuka, Pemkot Medan melakukan intervensi melalui upaya-upaya peningkatan keterampilan dan kesempatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat melalui program-program pengembangan kapasitas daya saing, program-program pelatihan, peningkatan produktivitas dan penempatan tenaga kerja, serta melalui program pemberdayaan masyarakat di masing-masing kecamatan dan kelurahan,"
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Di mana jeruk Medan biasanya tumbuh? Jeruk ini biasanya tumbuh di daerah dingin seperti di Brastagi, Sumatra Utara.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Telinga Kanan Berdenging terasa mengganggu? Seseorang yang mengalami telinga berdenging terkadang akan merasakan beberapa jam sekali dan seringkali membuat tak nyaman.
-
Di mana Jenang Gempol Bu Tum berjualan? Dilansir dari Jogjakota.go.id, salah satu penjual jenang gempol yang masih bertahan dan eksis adalah Jenang Gempol Bu Tum yang berlokasi di Pasar Pathuk Yogyakarta.
Pelaku lone wolf
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menyebut IAH bekerja sendiri. Menurut Kapal BIN, IAH tidak memiliki keterkaitan dengan jaringan ISIS.
"Dia lone wolf. Dia dari peta BIN tidak ada dalam jaringan apapun. Dia belajar dari internet terinspirasi dari kelompok garis keras dari internet. Dia merangkai bom juga dari internet," ujar Sutiyoso, Senin (29/8).
Menurut Bang Yos, panggilan akrab Sutiyoso, IAH memang mengidolakan ISIS, namun hubungan pria 17 tahun itu dengan ISIS hanya sebatas simpatisan, bukan jaringan.
"Dia simpatisan. Simpatisan itu ada di mana-mana karena di ranselnya gambar ISIS, ada I Love Al-Baghdadi," terangnya.
Pelaku diimingi uang Rp 10 juta
Mabes Polri mengatakan IAH mendapatkan tawaran uang Rp 10 juta dari seseorang. Sebelum beraksi, pelaku bertemu seseorang itu pada Kamis (25/8), hingga terjalin komunikasi dengan orang tidak dikenal itu.
"Jadi IAH ditawari uang kalau mau saya (seseorang) kasih Rp 10 juta," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto di Jakarta, Senin (29/8).
Agus menuturkan IAH mau menerima uang, namun remaja itu belum mengetahui dana itu untuk keperluan apa. Saat ini, petugas kepolisian masih mendalami dan menyelidiki keterangan dari tersangka IAH terkait aksi teror terhadap pendeta Gereja Santo Yoseph tersebut.
Usai bertemu, IAH merakit bom dengan cara menyambungkan korek api dengan kabel dan sekantong bubuk yang diberi orang tersebut.
IAH merangkai benda tersebut sesuai arahan dari orang kenalannya itu dan pengetahuan melalui internet. Bahkan IAH sempat membuat dan mencoba meledakkan seperti ban pecah yang diketahui kakak tersangka di kosan.
Percobaan ledakan gagal
IAH mengaku nekat melakukan bom bunuh diri karena diimingi sejumlah uang oleh seseorang yang baru dikenalnya. Tak hanya menjanjikan uang, untuk melancarkan aksi IAH, pesuruh yang saat ini masih diburu keberadaannya, memberikan bahan peledak seperti black powder, pipa dan barang lainnya. Barang-barang itu diberikan tanggal 25 Agustus.
Setelah itu, pada tanggal 27 Agustus, IAH coba merangkai bahan-bahan peledak tersebut. Bahkan sempat terjadi ledakan kecil di rumahnya saat IAH coba merangkai bahan peledak menjadi sebuah bom.
"Tapi ledakannya seperti ban pecah," terang Karopenmas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto di Gedung Humas Polri, Jakarta, Senin (29/8).
Meski gagal, IAH mantap melanjutkan rencana meledakkan bom di gereja yang terletak di Jl Dr Mansyur tersebut. IAH kemudian mendatangi gereja itu tepat di Minggu (28/8) pagi.
"Berbekal dari pengalaman hari sabtu itu, pada minggu pagi IAH melaksanakan niatnya sesuai apa yang diarahkan orang lain itu," pungkas Agus.
Pelaku doyan internetan
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, IAH suka main internet di warnet milik kakaknya. Saat petugas menggeledah tempat pelaku, ditemukan bahan rakitan untuk bom seperti black powder atau bubuk hitam mesiu, baterai, solder dan lain sebagainya.
"Ivan itu 4 bersaudara dan kakaknya punya warnet, dia sangat getol main internet. Dan berdasarkan pemeriksaan apa yang dia lakukan dan hasil penggeledahan di kosannya memang ada rakitan atau bahan rakitan untuk bom. Tapi yang didapat dari internet, ada kawat tembaga, ada black powder, baterai, lampu pijar, solder, dan sebagainya," kata Wiranto di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Senin (29/8).
Mantan Panglima ABRI era Orde Baru ini memaparkan bahan-bahan yang ditemukan itu diduga untuk merakit bom.
"Yang intinya itu bisa digunakan untuk membuat bom rakitan. Tapi memang saat dia masuk gereja itu bawa 6 batang bom ciptaan sendiri, isinya semen dan black powder atau bubuk mesiu, serta korek api, sehingga ledakannya pun seperti mercon," beber Wiranto.
Namun, kata Wiranto, aksi IAH itu malah mengenai dirinya sendiri dan dia berhasil ditangkap oleh petugas.
"Tapi itu membakar dirinya sendiri sehingga pada saat dia kerja pastur Albert untuk dianiaya atau dibunuh menggunakan kapak dapat diamankan oleh jemaah lain dan diamankan aparat," jelasnya.
"Sekarang sedang pendalaman. Hasil pendalaman dia bukan masuk jaringan terorisme internasional, tapi yang bersangkutan saat digeledah di ranselnya dan di kosannya memang terobsesi oleh gerakan radikal dan terorisme internasional," sambung Wiranto.
Lebih jauh Wiranto mengungkapkan saat digeledah, petugas menemukan tulisan i love Al Bagdadi di ranselnya.
"Karena di situ ada tulisan "I love Al Bagdadi". Tapi ini tentu terus kita dalami," pungkasnya.
Terobsesi pemimpin ISIS
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan IAH terobsesi dengan aliran Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hal ini terungkap setelah aparat keamanan melakukan penyelidikan.
"Dari HP yang disita aparat keamanan, si anak ini terobsesi dengan Abu Bakar al-Baghdadi dari ISIS karena di situ, di ransel ditemukan I Love Al-Baghdadi," ungkap Wiranto usai menghadiri acara pelantikan Hasyim Asy'ari sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) sisa masa jabatan tahun 2012-2017 di Istana Negara, Senin (29/8).
Selain itu, Wiranto juga mengungkapkan bahwa aparat keamanan juga temukan cuplikan video-video yang berkaitan dengan ISIS. Disinyalir cuplikan video itu diperoleh dari warnet sang kakak.
"Kakaknya punya warnet, nah hari-hari memang dia aktif di warnet itu, belajar, cari informasi," jelas Wiranto.
Meski demikian, pelaku dipastikan tidak terlibat dalam jaringan ISIS. Dia hanya terobsesi dengan cuplikan-cuplikan video yang diperoleh dari internet.
"Hasil pendalaman aparat keamanan dia tidak masuk dalam jaringan teroris," tegasnya.
Â
(mdk/gil)