ODGJ di Kupang Tebas Leher Ayah hingga Nyaris Putus, Pelaku Kemudian Bunuh Diri
Joktan Bani (67) tewas mengenaskan setelah lehernya ditebas putra kandungnya YB alias Yosit (35). Sang anak juga tewas, diduga bunuh diri.
Joktan Bani (67) tewas mengenaskan setelah lehernya ditebas putra kandungnya YB alias Yosit (35). Sang anak yang mengidap gangguan jiwa (ODGJ) juga tewas diduga akibat bunuh diri.
ODGJ di Kupang Tebas Leher Ayah hingga Nyaris Putus, Pelaku Kemudian Bunuh Diri
Peristiwa sadis itu terjadi di Desa Nekamese, Kecamatan Amarasi Selatan, Senin (26/2) sekitar pukul 12.30 Wita.
Kapolres Kupang AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata mengatakan, pelaku Yosit diduga mengalami gangguan jiwa sejak beberapa tahun lalu "Kejadiannya tadi siang dan saat ini sudah ditangani Penyidik Reskrim Polres Kupang," jelasnya.
Berdasarkan keterangan awal, pelaku sempat pergi ke hutan hendak mengakhiri hidup dengan cara gantung diri pada Sabtu (24/2) sekitar pukul 11.00 Wita. Namun sekitar pukul 19.00 Wita, dia kembali lagi ke rumah.
Tengah malam sekitar pukul 24.00 Wita, pelaku keluar rumah tanpa mengenakan pakaian, Dia menyusuri di jalan raya menuju rumah saudaranya untuk menginap.
Mengetahui YB sudah berada di rumah saudara, istrinya Masni Bonbito bersama beberapa anggota keluarga menjemput untuk diantar ke rumah doa di Ekam.
Pada Minggu (25/2) petang, pelaku diantar ke rumah ayah kandungnya. Pada Senin (26/2) siang, YB dan Joktan bersama Masni duduk-duduk di teras dapur.
Sekitar pukul 12.20 Wita, Masni masuk ke dalam rumah untuk menidurkan anaknya. Berselang lima menit kemudian, ia kaget mendengar suara teriakan dari teras dapur.
Masni pun keluar dan ternyata korban sudah bersimbah darah dekat tempat cuci piring dengan leher nyaris putus. Setelah diperiksa, korban sudah meninggal dunia.
Tidak jauh dari posisi korban, pelaku juga terduduk dengan posisi tangan kirinya terluka bekas sayatan benda tajam.
Melihat kondisi pelaku terluka, istrinya bersama beberapa warga sekitar mengantarnya ke Puskesmas Oekabiti. Namun dalam perjalanan ia mengembuskan napas terakhirnya.
Agung menambahkan, pihaknya mendalami dugaan motif pelaku menganiaya korban meski keduanya sudah meninggal dunia.
Penyidik sudah melakukan olah tempat kejadian perkara untuk mengumpulkan barang bukti. Mereka juga memeriksa Masni dan menantu korban Hermes Takain, serta Sekretaris Desa Nekmese Alihandro Ora (30) sebagai saksi.
Jenazah korban dan pelaku diperiksa petugas medis Puskesmas Sonraen. "Korban tewas di tempat kejadian perkara," ungkap Agung.
Berdasarkan pemeriksaan luar, ditemukan luka potong pada leher bagian belakang korban. "Korban dan pelaku merupakan hubungan bapak dan anak. Korban merupakan bapaknya dan pelaku adalah anak kandung korban," tutup Agung.