Fitra sebut Abraham & BW dikriminalisasi karena bongkar kasus BLBI
Diduga kasus yang merugikan uang negara sekitar Rp 89,87 triliun itu melibatkan mantan presiden Megawati Soekarnoputri.
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menyebut penetapan tersangka pimpinan KPK karena lembaga antirasuah tersebut ingin membongkar kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Diduga kasus yang merugikan uang negara sekitar Rp 89,87 triliun itu melibatkan mantan presiden Megawati Soekarnoputri.
"Ya kalo kita bilang potensi ke arah kriminalisasi ada," kata Sekretariat Nasional Fitra, Yenny Sucipto di Kantor Seknas Fitra Jalan Mampang Prapatan IV Jalan K Nomor 37, Jakarta Selatan, Minggu (1/3).
Menurut Yenny kesan kriminalisasi terhadap Abraham Samad dan Bambang Widjojanto (BW) terlihat setelah dua pimpinannya yakni Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang kompak mengatakan akan membongkar kasus tersebut seperti kasus Bank Century.
Saat masih menjabat pimpinan KPK atau sebelum kasus hukum yang menjeratnya, keduanya tegas menyatakan akan membongkar kasus BLBI tersebut dan akan memanggil Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kenapa cukup kuat? Kita lihat upaya-upaya yang dilakukan KPK sebelum kasus BLBI yang masuk ke KPK dan Kejaksaan terhenti di masa Megawati berlanjut 10 tahun di Pemerintahan SBY. Setelah KPK menyatakan akan menyelidiki kasus itu tiba-tiba muncul upaya kriminalisasi terhadap KPK. Bahkan potensi menghilangkan kasus tersebut cukup kuat," katanya.
Yenni mengatakan potensi kriminalisasi terhadap KPK bukan hanya terlihat perorangan bahkan bisa disebut sampai kelembagaan. Hal ini karena penunjukan tiga Plt Pimpinan KPK saat ini diragukan kapabilitasnya dalam membongkar kasus BLBI terlebih pernyataan ketiganya usai dilantik oleh presiden di Istana beberapa waktu lalu.
"Memang banyak kritikan nama-nama Plt KPK yang dianggap cukup krusial. Jokowi di sini seharusnya cukup cerdas memilih orang yang kredibel. Seharusnya Jokowi bisa merespon itu. Jokowi tidak bisa memenuhi kepercayaan publik. Plt cukup diuji dalam kasus BLBI dan Century. Dengan melihat hal itu cukup kuat indikasi pelemahan KPK dalam pelembagaan dalam menangani kasus BLBI dan Century," pungkasnya.
Baca juga:
Jokowi diminta tegas soal BLBI meskipun menyeret Megawati
'Ada kekuatan yang mendorong agar pimpinan KPK jadi tersangka'
Abraham Samad kembali jadi tersangka, KPK janji tak lepas tangan
Kabareskrim sebut Abraham Samad tersangka 'rumah kaca' sejak semalam
Wakapolri sebut Abraham Samad jadi tersangka di kasus 'rumah kaca'
Sudah dinonaktifkan Jokowi, Bambang masih eksis di gedung KPK
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Apa yang jadi dugaan kasus KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Bagaimana Firli Bahuri bisa menjadi Ketua KPK? Seperti diketahui, Firli terpilih secara aklamasi sebagai ketua KPK oleh Komisi III DPR pada 2019 lalu.
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Bagaimana KPK mengembangkan kasus suap dana hibah Pemprov Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. "Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti," ujar Alex.