FPI ngadu ke DPD minta Kapolda Metro dicopot
Kapolda Metro Irjen Unggung Cahyo saat itu memimpin langsung pengepungan markas FPI akibat demo anarkis mereka.
Ketua FPI Habib Muhsin Ahmad mengadu kepada DPD DKI Jakarta di kompleks DPR soal aksi demo di Balai Kota dan DPRD yang berujung kericuhan. Menurut dia, FPI sudah mengumpulkan fakta pelanggaran yang dilakukan oleh pihak kepolisian yang menjadi pemicu bentrok.
"FPI bentuk tim 9 yang akan mengumpulkan fakta pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh Polda yang menyebabkan bentrokan, dan ini sedang dikumpulkan, di sana ada laskar FPI yang diinjak-injak oleh polisi, kemudian mobil pesantren dihancurkan polisi dengan brutal," kata Muhsin di kompleks DPR, Senin (13/10).
Tidak hanya itu, lanjut dia, tindakan represif aparat lainnya yakni menangkap para anggota FPI dan memasukkan gas air mata ke mobil yang diisi oleh anggota FPI yang ditangkap.
"Ada laskar yang ditangkap dan dimasukan dalam mobil lalu masukan gas air mata, dan ada yang dilindas motor Sabhara ada yang patah di situ," imbuhnya.
Tidak hanya pengaduan ke DPD yang dilakukan oleh FPI, pihaknya juga sudah mengadu ke DPRD DKI Jakarta, Komnas HAM dan Komnas Perlindungan Anak. Dia menolak jika demo yang dilakukan waktu itu disalahkan kepada FPI.
"Jadi kalau seandainya investigasi FPI ada pelanggaran dari aparat kami tuntut DPRD DKI untuk bentuk Pansus dan bila benar maka Kapolda harus dicopot, dan bila Kapolri juga bicara maka juga mundur dan bertanggung jawab," pungkasnya.
Pertemuan ini dilakukan kurang lebih selama satu jam. Hadir senator asal DKI Jakarta Fahira Idris, AM Fatwa, Dailami Firdaus dan Abudul Aziz Kafiya.
Baca juga:
5 Aksi balasan FPI usai diacak-acak polisi
Duet maut Jenderal Unggung-Sudjarno, kepung FPI, tembak penjahat
YLBHI: Aksi FPI jegal Ahok bisa picu konflik etnis dan agama
FPI: Gugatan Mahasiswa UI minta kawin beda agama, ngawur!
Wakapolda Metro tak gubris tudingan FPI soal penyiksaan anggota
-
Apa yang didorong oleh DPR RI kepada pihak kepolisian? Komisi III Dukung Polisi Tindak Tegas Pengguna Nopol Palsu Polda Metro Jaya terus melakukan penindakan terhadap pengendara yang kedapatan menggunakan nomor polisi (nopol) palsu. Penertiban pelat nomor rahasia palsu ini lantas mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Kata dia, pemakaian pelat palsu erat kaitannya dengan aksi sewenang-wenang di jalan yang merugikan masyarakat.
-
Kenapa DPR meminta polisi untuk meningkatkan patroli di CFD? “Akhirnya, ketangkap juga mereka. Karena jujur saja, aksi jambret di CFD ini sangat meresahkan dan buat masyarakat geram, makanya sampai viral gitu. Karena lumayan sering kan yang begini, entah pelari, pesepeda, atau yang jalan sehat sekalipun rasanya pernah jadi korban." "Karenanya, saya minta polisi juga untuk pastikan masyarakat bisa berolahraga tanpa rasa takut,” ujar Sahroni dalam keterangan (4/7).
-
Kapan DPR meminta polisi untuk meningkatkan patroli di CFD? Dan berkaca dari kejadian tersebut, politikus NasDem ini juga turut meminta polisi agar mengadakan patroli pagi guna menciptakan rasa aman.“Akhirnya, ketangkap juga mereka. Karena jujur saja, aksi jambret di CFD ini sangat meresahkan dan buat masyarakat geram, makanya sampai viral gitu. Karena lumayan sering kan yang begini, entah pelari, pesepeda, atau yang jalan sehat sekalipun rasanya pernah jadi korban." "Karenanya, saya minta polisi juga untuk pastikan masyarakat bisa berolahraga tanpa rasa takut,” ujar Sahroni dalam keterangan (4/7).
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.