Gara-Gara Ketapel, Pemuda di Samarinda Tewas Ditembak Teman Pakai Senapan Angin
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.30 Wita di Jalan Gatot Subroto, seberang jalan salah satu tempat hiburan malam. Korban dan tersangka sedang nongkrong diskusi di pondokan kecil, tentang pembuatan ketapel, yang dikenal sebagai busur.
Steven Ponto (30), warga Samarinda, Kalimantan Timur, tewas tertembus peluru senapan angin, Selasa (20/12) yang ditembakkan temannya sendiri berinisial RT (36). Pemicunya karena ketersinggungan pelaku yang kini berstatus tersangka dan ditahan polisi.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.30 Wita di Jalan Gatot Subroto, seberang jalan salah satu tempat hiburan malam. Korban dan tersangka sedang nongkrong diskusi di pondokan kecil, tentang pembuatan ketapel, yang dikenal sebagai busur.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
"Karena korban ini dikenal memiliki ahli membuat ketapel itu," kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli di kantornya, Kamis (22/12).
Dalam diskusi itu berujung ribut-ribut. Tersangka tersinggung omongan korban yang mengomentari busurnya dan pulang ke rumah. Belakangan tersangka kembali ke lokasi kejadian menembakkan senapan angin kepada korban.
"Usai menembak, menurut tersangka, dia melihat korban mengeluarkan senjata tajam. Pisaunya belum kita temukan, melainkan sarung sajam itu sudah kita temukan karena melekat di badan korban," ujar Ary.
Polisi Olah TKP
Polisi masih memerlukan olah TKP lanjutan untuk mengetahui berapa kali tersangka menembakkan senapan angin dan jarak tembak dengan korban. Korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
Lima orang diperiksa sebagai saksi. Senapan angin, berikut ketapel atau busur tersangka, serta sarung senjata tajam jenis badik diduga milik korban diamankan sebagai barang bukti.
"Dari hasil autopsi, keterangan awal dokter menyatakan sebab kematian korban karena peluru menembus paru-paru dan bersarang pada iga bagian belakang, sehingga korban meninggal dunia. Jadi, tersangka menyerahkan diri hari Rabu kemarin ke Polsek (Polsek Sungai Pinang) untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," terang Ary.
Harga Senapan Angin Rp15 Juta
Senapan angin yang digunakan tersangka terhitung modern yakni jenis PCP atau Pre-Charged Pneumatic Air Rifle merek Viper. Berbeda dengan senapan angin biasa, tipe PCP itu memungkinkan penggunanya untuk menembak peluru berturut-turut, tanpa repot lagi mengisi peluru, memompa setiap tembakan.
"Itu senapan angin pompa otomatis. Dibeli setahun yang lalu, menurut tersangka digunakan untuk berburu," kata Kanit Reskrim Polsek Sungai Pinang Ipda Bambang Suheri ditanya merdeka.com.
Perihal jenis peluru adalah sama dengan peluru senapan angin biasa berukuran 4,5 mm. Bambang tidak menampik senapan angin seharga Rp15 juta itu terhitung canggih di kelasnya.
"Iya benar (senapan angin tergolong canggih)," kata Bambang.
Dalam kasus itu, penyidik menerapkan pasal 338 tentang pembunuhan subsidair pasal 351 ayat 3 KUHP.
(mdk/gil)