Hampir 2 Pekan, Banjir di Samarinda Tidak Kunjung Surut
Lebih 1.000 rumah di Samarinda, Kalimantan Timur, masih terendam banjir. Memasuki pekan kedua, ketinggian air akibat luapan Sungai Karang Mumus belum sepenuhnya surut.
Lebih 1.000 rumah di Samarinda, Kalimantan Timur, masih terendam banjir. Memasuki pekan kedua, ketinggian air akibat luapan Sungai Karang Mumus belum sepenuhnya surut.
Pantauan merdeka.com di Griya Mukti Sejahtera, Kelurahan Gunung Lingai, Kamis (20/6), warga terpaksa memarkirkan sepeda motor di kawasan lebih tinggi.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Kenapa banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Usai memarkir motor, warga harus berjalan kaki melalui akses jalan yang terendam dengan ketinggian 30-80 sentimeter. Itu mereka lakukan setiap hari hampir 2 pekan ini.
Kawasan Griya Mukti, relatif sepi. Sebab sebagian warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Banjir kok sampai 2 minggu. Heran juga saya," kata Salmah, warga Griya Mukti, ditemui merdeka.com, Kamis (20/6).
Alur daerah aliran sungai (DAS) Karang Mumus yang menyempit dan sangat dangkal di kawasan belakang Pasar Segiri, ditengarai jadi sebab utama banjir. Padahal seharusnya bisa terbuang cepat ke Sungai Mahakam di saat surut.
Warga lain, Dafi, mengeluh lantaran minimnya perhatian pemerintah terhadap kondisi sungai. Warga berharap pemerintah daerah melakukan pengerukan Sungai Karang Mumus.
"Minimal pemerintah ada action ngeruk sementara," kata Dafi, warga Gunung Lingai.
Kawasan yang terendam banjir adalah permukiman Sempaja Timur, Sempaja Sempaja, Gunung Lingai, Temindung Permai hingga Sidodadi. Di mana hingga Rabu (19/6) malam pukul 21.00 WITA, masih ada 3.518 jiwa terdampak banjir.
Bahkan ketinggian air sudah merendam akses jalan di kawasan bisnis seperti Jalan Ahmad Yani I, Jalan Ahmad Yani II, hingga Jalan Dr Soetomo. Belum lagi, ditambah imbas hujan deras yang mengguyur Samarinda sejak pukul 12.20 WITA tadi.
Baca juga:
Pemprov Kaltim Tuding Aktivitas Tambang Batu Bara Turut Sebabkan Banjir Samarinda
Sungai Karang Mumus Meluap, Ratusan Rumah di Samarinda Kembali Kebanjiran
Suara Hati Warga Samarinda usai Dilanda Bencana Banjir
Sepekan Lebih, Banjir di Samarinda Mulai Surut
Salurkan Bantuan Banjir Sultra, Kemensos Alami Kendala saat Masuki Wilayah Konawe
Warga Korban Banjir di Samarinda Mulai Terserang Gatal-gatal