Ibunda dr Aulia: Di PPDS Dididik dengan Kata Kasar, Anak Saya Jadi Ketakutan
Nuzmatun menjelaskan, kondisi Aulia Risma kala itu sangat mengantuk, membuatnya terjatuh ke selokan hingga harus menjalani operasi.
Ibu almarhumah Aulia Risma, Nuzmatun Malina mengungkapkan, putrinya sering mengeluh kelelahan mengikuti jadwal Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Mahasiswi peserta PPDS Anastesi Undip Semarang di RSUP dr Kariadi Semarang itu sempat mengalami kecelakaan dari sepeda motor usai pulang PPDS.
Nuzmatun menjelaskan, kondisi Aulia Risma kala itu sangat mengantuk, membuatnya terjatuh ke selokan hingga harus menjalani operasi.
- Pesan Haru Ibunda Dokter Aulia Risma untuk Undip Semarang: Bantu saya mencari keadilan
- Usai Heboh ‘Pemalakan’ Dokter Aulia, Dekan FK Undip Kini Atur Besaran Iuran Mahasiswa PPDS
- IDI Soroti Sikap Menkes Terkait Kematian Dokter Aulia Risma
- Buka-bukaan Keluarga dr Aulia Risma: Pernah Lapor Dugaan Perundungan ke Undip tapi Tak Ditanggapi
"Pada awal Oktober mulai mengeluh kakinya sakit, sudah terasa punggung dan kakinya sakit,” kata Nuzmatun Malina, Rabu (18/9).
Pascaoperasi akibat kecelakaan, ternyata Aulia Risma masih mendapat perilaku kurang menyenangkan dari seniornya saat bertugas.
"Saat sakit kedua-duanya punggung dan kaki masih dibentak-bentak, karena tugasnya lelet. Disuruh bawa makanan dan minuman naik dari lantai satu ke lantai dua. Tidak boleh pakai troli, harus bawa sendiri. Kejam sekali,” ungkapnya.
Bahkan senior Aulia Risma pernah menghukumnya berdiri selama satu jam. Namun, saat Nuzmatun melayangkan protes kepada Kaprodi atas perlakuan tersebut, mendapat jawaban yang tak mengenakan.
"Justru jawaban Kaprodi 'saya dulu berdiri lima jam’. Bayangkan kaki anak saya bengkak dan disuruh berdiri satu jam. Kemanusiaannya di mana? Allah,” ujarnya.
Sebelum menjalani program PPDS Anestesi di Undip, kondisi fisik Aulia Risma sehat. Bahkan saat bertugas di RSUD dr Kardinah Tegal, Nuzmatun mengatakan, putrinya tak pernah sakit sama sekali.
“Anak saya sebelum mengikuti PPDS Anestesi Undip sehat. Selama kuliah dokter umum anak saya sehat, sehat betul, tidak pernah sakit. Kerja di RS Kardinah Tegal juga tidak pernah sakit,” terangnya.
Beberapa kali menghadap ke Kaprodi atas perlakuan senior PPDS Anestesi Undip terhadap anaknya. Namun, perilaku tidak enak atau semena-mena kepada Aulia Risma masih terus berlangsung meskipun sudah dilaporkan.
Nuzmatun mengungkapkan, Aulia Risma ketakutan saat menjalani pendidikan PPDS Anestesi Undip lantaran kerap menerima bentakan dan kata kasar.
“Saya biasa mendidik anak saya dengan cara halus, lemah lembut. Begitu masuk PPDS, pendidikan dengan kata kasar, anak saya jadi ketakutan. Anak saya ketakutan sekali kalau dengar bentakan, beberapa kali saya menyampaikan ke Kaprodi tetapi tetap seperti itu,” jelasnya.
Nuzmatun menceritakan Aulia Risma memiliki hubungan amat dekat dengan ayahnya, Fakhruri. Bahkan, mereka rutin berkomunikasi via telepon atau pesan singkat setiap hari.
“Papanya sering komunikasi nanya aktivitas anaknya pulang jam berapa, berangkat jam berapa, dalam satu hari itu apa saja kegiatannya, mengerjakan tugas apa,” terangnya.
Menurut pengakuan Nuzmatun, suaminya selalu menunggu kepulangan Aulia Risma dari RSUP dr Kariadi setiap harinya. Saat berangkat pun, selalu memantau atau sekadar menanyakan kabar.
“Kalau minta dibangunkan jam 3 pagi, jam setengah 3 pagi papanya sudah bangun dan langsung menelepon,” ujarnya.
Terkait permintaan uang selama PPDS, Nuzmatun sudah memberikan buktinya ke Polda Jateng. Meski tidak menyebut nominal, namun uang paling besar ada saat semester pertama. "Uang untuk kebutuhan angkatan dan lainnya. Kalau yang besar itu semester satu. Di semester berikutnya masih ada," katanya.
Terkait beredarnya isu Aulia Risma terlilit pinjaman online (pinjol), Nuzmatun membantah keras jika putrinya terlibat pinjol.
"Pinjol, bohong besar itu. Saya masih punya banyak harta, tidak itu. Tidak pinjol, pinjol bohong,” jelasnya.
Nuzmatun sempat mengunjungi anaknya di Kota Semarang pada 12 Agustus 2024 lalu sebelum Aulia Risma menjalani operasi saraf kejepit ke dua di RS Sultan Agung Semarang.
“Tanggal 14 Juli itu saya sudah ketemu dengan anak saya, ngobrol di Semarang. Kemudian tanggal 18 Juli saya ke kosnya juga. Tanggal 20 anak saya operasi yang kedua di RS Sultan Agung,” bebernya.
Sebelum Aulia Risma meninggal, Nuzmatun mengaku tak ada obrolan yang berbeda, baik dengannya maupun Fakhruri. Soal kabar Aulia Risma memiliki seorang kekasih, dia mengaku tidak pernah ada cerita terkait hal tersebut.
“Kalau selama ini, belum pernah cerita tentang teman dekat laki-laki,” pungkasnya.