Ini fakta-fakta memungkinkan aksi terorisme di Malaysia Airlines
Intelijen beberapa negara turun tangan memastikan kemungkinan-kemungkinan adanya aksi teror di Malaysia Airlines.
Nasib pesawat Malaysia Airlines (MAS), MH370 yang hilang pada Sabtu (8/3) dini hari pukul 01.40 masih belum diketahui hingga pukul Selasa pukul 01.40 (9/3) waktu Malaysia. Artinya, sudah sekitar 72 jam sejak dilaporkan hilang, pesawat belum juga ditemukan.
Belakangan berhembus isu terorisme dan dikait-kaitkan dengan penyebab pesawat yang tak tentu rimbanya itu. Belum ada pihak yang memastikan adanya aksi teror di balik celaka itu. Namun sejumlah fakta memungkinkan hal itu terjadi. Apalagi intelijen dari beberapa negara mulai turun tangan memastikan kemungkinan-kemungkinan itu.
Berikut 4 fakta yang memungkinkan aksi terorisme terjadi di Malaysia Airlines:
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan kejadian kaca depan pesawat British Airways nomor 5390 meledak? Pada 10 Juni 1990, penerbangan British Airways nomor 5390 mengalami kejadian luar biasa yang hampir berujung fatal.
-
Ke mana Anda bisa terbang dengan Singapore Airlines? Terbang ke 32 negara dan 62 tujuan.
Penumpang gelap
Isu terorisme mulai dikait-kaitkan dengan peristiwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 di Laut China Selatan, setelah muncul berita bahwa dua penumpang pesawat nahas itu diduga membeli tiket memakai paspor curian, atau paspor ilegal.??
Dua penumpang itu adalah Luigi Maraldi (37), warga Italia dan Christian Kozel (30), seorang warga negara Austria. Tidak ikut dalam penerbangan, tetapi dua nama ini masuk dalam daftar manifes penumpang.
Luigi Maraldi mengaku paspornya hilang dicuri tahun 2013. Rute penumpang yang menggunakan nama Miraldi ini yakni Kuala Lumpur-Beijing, dan akan melanjutkan perjalanan ke Copenhagen, Denmark.
Sedangkan Kozel mengaku paspornya dicuri pada 2012. Rencananya, setelah mendarat di Beijing, penumpang yang memakai paspor Kozel itu akan mengakhiri perjalanannya di Frankrut, Jerman.
Semakin mencurigakan, karena berdasarkan informasi CNN, dua penumpang illegal itu membeli tiket secara bersama-sama. Mereka membeli tiket dari China Southern Airlines di Thailand.
Terlacak sistem verifikasi Travelsky, ternyata, nomor dua tiket atas nama? Luigi Maraldi dan Austria Christian itu memiliki nomor seri yang berurutan. "Ini mengindikasikan mereka memesan tiket besama-sama," kata sumber yang dikutip CNN.
Pesawat berputar balik
Radar Angkatan Udara Malaysia (RMAF) merekam jejak pesawat Malaysia Airlines MH370 yang sempat berputar arah kembali ke Kuala Lumpur sebelum kemudian menghilang. Namun anehnya, tidak sinyal keadaan darutat.
"Kami dibingungkan oleh tidak adanya sinyal ELT (emergency locator transmitter)," kata Panglima Angkatan Udara Malaysia Tan Sri Rodzali Daud.
"Normalnya, ketika dia membuat keputusan putar balik, dia akan melapor ke base dan ATC (Air Traffic Control)," kata pimpinan MAS Group, Ahmad Jauhari Yahya.
Namun, spekulasi balik arah itu dikritik oleh Flightradar24, sebuah layanan pelacak penerbangan yang didirikan oleh dua orang berkewarganegaraan Swedia. Mereka menyatakan, pesawat hanya berubah arah, namun tidak berbalik arah.
Disebutkan, pesawat awalnya bergerak ke arah 25 derajat. Namun, pada Sabtu dini hari antara pukul 01.19 - 01.21 waktu Malaysia, pesawat bergerak ke arah 40 derajat. Perubahan itu janggal karena berbeda dengan jalur yang biasa ditempuh MH370 rute Kuala Lumpur - Beijing pada 4 dan 8 Maret lalu.
Jejak terakhir di ketinggian 35.000 kaki
Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang jejak pada ketinggian 35.000 kaki (cruising). Menurut pengamat intelijen, Prayitno Ramelan, dari ketinggian tersebut kemungkinan pesawat mengalami kecelakaan alamiah, misalnya karena kerusakan, amat kecil.
"Dari catatan kecelakaan, kecelakaan terjadi saat take off (38 persen), landing (56 persen) dan cruising (6 persen)," kata Prayitno seperti dikutip dari situs pribadinya, ramalanintelijen.net
Mantan pilot TNI AU ini mengatakan, jika terjadi kerusakan pada ketinggian tersebut, setidaknya pilot masih bisa melakukan beberapa tindakan penyelamatan.
"Saat Gunung Galunggung meletus tahun 1982, pesawat Boeing 747 British Airways pada ketinggian 36 ribu kaki, terkena dampak dan empat engine mati, tetapi dengan 200 penumpang berhasil gliding dan selamat landing di Pangkalan Halim Perdana Kusuma. Oleh karenanya walau kemungkinan tetap ada peluang celaka, dapat dikatakan kecil," ujar dia.
Keamanan Malaysia lemah
Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengaku keamanan negaranya lemah. Dia mengkritik kinerja petugas keamanan bandara dan imigrasi negaranya sendiri yang tidak bisa membedakan wajah penumpang berbeda ras.
Pengamat intelijen Prayitno Ramelan mengatakan, kelemahan keamanan Malaysia sudah menjadi isu tersendiri bagi spesialis kontra teror dan pengamat.
"Menurut spesialis kontra teror dan pengamat beberapa dari perencanaan serangan 11 September di Amerika Serikat dilakukan di Malaysia, yang memiliki kebijakan visa yang relatif longgar. Negara ini adalah negara perdagangan utama dan tempat pertemuan alami untuk berbagai kelompok yang terlibat dalam kegiatan illegal," ujar Prayitno yang dikutip dari situs pribadinya, ramalanintelijen.net.
Selain itu, kata Prayitno, perencana utama pemboman di Bali, Indonesia pada tahun 2002, Riduan Isamuddin, adalah warga Negara Malaysia dan saat ini ditahan di Guantanamo penjara.