Ini jasa Gus Dur bagi buruh Indonesia
Berikut ini beberapa jasa Gus Dur bagi buruh di Indonesia yang disarikan dari berbagai sumber:
Akhir Desember ini, menjadi genap empat tahun Gus Dur meninggalkan pendukungnya. Mantan Presiden RI keempat dengan nama lengkap Abdurrahman Wahid itu tentu meninggalkan banyak kenangan bagi berbagai elemen masyarakat marginal, salah satunya buruh, baik buruh di dalam negeri maupun yang bekerja di luar negeri (buruh migran).
Hingga kini berbagai kalangan masyarakat terus memberikan apresiasi terhadap peran Gus Dur . Gus Dur memang dikenal pro terhadap buruh. Dia misalnya, semasa menjadi presiden langsung mengakomodasi kepentingan buruh yang menuntut pembatalan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan.
Beleid ini ditentang habis-habisan oleh kaum buruh Indonesia karena substansinya sangat eksploitatif. Selain itu, Ketua Umum PBNU 1984-1999, itu mendobrak kungkungan kaum baruh. Ia berjasa besar membuka kebebasan buruh untuk berorganisasi.
Berikut ini beberapa jasa Gus Dur bagi buruh di Indonesia yang disarikan dari berbagai sumber:
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Bagaimana Gus Dur menanamkan nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Di mana Gua Suran berada? Di Kecamatan Jatinom, Klaten, terdapat sebuah gua yang oleh penduduk setempat dinamakan Gua Suran.
Gus Dur rela rumahnya ditempati ratusan buruh yang diusir dari Malaysia
Komitmen Gus Dur terhadap kaum buruh juga tetap terjaga meskipun tidak lagi menjadi presiden. Pada saat terjadi pengusiran paksa buruh migran Indonesia yang tidak berdokumen dari Malaysia pada 2005, Gus Dur merelakan tempat tinggalnya di Ciganjur untuk menampung ratusan buruh migran Indonesia.
Karena statusnya sebagai buruh migran tak berdokumen, mereka tak dilayani oleh pemerintah Indonesia. Perlakuan diskriminatif terhadap buruh migran Indonesia yang tidak berdokumen ini yang dikritik Gus Dur sebagai pemerintahan yang tidak menghargai pengorbanan buruh migran.
Dalam penanganan kasus buruh migran Indonesia tak berdokumen di Malaysia, Gus Dur juga secara khusus melakukan lobi personal terhadap perdana menteri Malaysia pada Agustus 2005 dengan biaya pribadi.
Berkat lobi ini, Gus Dur mampu membebaskan Adi bin Asnawi, buruh migran asal Lombok, NTB, yang sudah divonis hukuman mati dan dipenjara di Penjara Sungai Buloh Selangor. Adi dapat menghirup kebebasan pada 9 Januari 2010, 10 hari setelah kepergian Gus Dur , yang berjasa besar membebaskan Adi dari jerat gantungan.
Gus Dur telepon raja Arab untuk hentikan hukuman pancung Zaenab
Atas pengaduan kasus Siti Zaenab, Presiden Gus Dur juga langsung bertindak proaktif dengan mengontak langsung penguasa Arab Saudi Raja Fahd dan meminta pembatalan pelaksanaan hukuman mati terhadap Siti Zaenab.
Berkat diplomasi tingkat tinggi tersebut, nyawa Siti Zaenab terselamatkan walau hingga kini proses hukum terhadap Siti Zaenab belum tuntas.
Gus Dur ancam hentikan penempatan TKI di Arab
Gus Dur juga berani mengancam menghentikan penempatan buruh migran Indonesia ke Arab Saudi jika pemerintah Arab terus membiarkan terjadinya penganiayaan dan perkosaan terhadap TKW di sana.
Ancaman tersebut sebenarnya akan direalisasikan pada 17 Agustus 2001 melalui program 100 hari jeda (moratorium) pengiriman buruh migran Indonesia ke Arab Saudi. Sayang, program tersebut tak sempat dilaksanakan karena Gus Dur dijatuhkan.
Lengsernya Gus Dur dari kursi kepresidenan juga mengakibatkan terhentinya program pembaruan kebijakan perburuhan yang membela kepentingan kaum buruh (migran) Indonesia.
Sebelum jadi presiden, Gus Dur dirikan serikat buruh
Komitmen Gus Dur pada nasib kaum buruh juga ditunjukkan jauh sebelum menjadi presiden. Yang paling nyata adalah dukungannya menjadi salah satu pendiri Serikat Buruh Sejahtera Indonesia bersama Muchtar Pakpahan.
Dukungan untuk berdirinya serikat buruh independen di luar serikat buruh resmi (saat itu SPSI) di era Orde Baru bukannya tanpa risiko. Namun, Gus Dur berani mengambil risiko tersebut.
Gus Dur bikin peraturan pro buruh
Tak lama setelah dilantik, Gus Dur memang mengundang kalangan aktivis serikat buruh dan NGO advokasi buruh untuk memberikan masukan bagi perbaikan kebijakan perburuhan.
Dalam pertemuan tersebut Presiden Gus Dur mendapat masukan mengenai buruknya perundang-undangan bidang perburuhan dan nasib buruh migran Indonesia yang kondisinya masih memprihatinkan.
Salah satu kasus yang disampaikan kepada Gus Dur adalah kasus ancaman hukuman mati terhadap Siti Zaenab, buruh migran perempuan asal Bangkalan yang bekerja di Saudi Arabia.
Hasil konkret pertemuan ini adalah penerbitan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 150 Tahun 2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Upah Pesangon, Uang Penghargaan dan Ganti Rugi oleh Perusahaan.
Bagi kaum buruh, Permenaker Nomor 150 Tahun 2000 ini merupakan kebijakan yang pro buruh berhadapan dengan pengusaha.
Baca juga:
6 Kebijakan kontroversial Gus Dur saat jadi presiden
Kisah Gus Dur berseteru dengan Soeharto
Humor Gus Dur: Semua Presiden RI KKN
Humor Gus Dur dan 10 anjing
Humor Gus Dur: Nama orang Korea paling banter cuma tiga