Istri Siyono tolak uang damai dua gepok, Mabes Polri pasrah
Komjen Dwi juga menepis bahwa uang yang diberikan kepada Suratmi bukanlah uang sogokan namun uang sosial.
Terduga teroris Siyono tewas saat ditangkap Tim Densus 88 Antitreor di Klaten, Jawa Tengah. Istri Siyono, Suratmi pun mengakui bahwa dirinya diminta polisi ke Jakarta. Saat itu, Suratmi diwanti supaya tidak membawa kasus itu ke ranah hukum dan diberikan dua gepok uang.
Namun, uang yang diberikan oleh polisi pun diberikan kepada pihak Muhammadiyah. Pihak Polisi pun menerima keputusan istri Siyono untuk mengembalikan uang tersebut.
"Itu kan haknya dari keluarga korban kita secara manusiawi sering melakukan seperti itu bukan," ucap Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Mabes Polri Komjen Dwi Priyatno di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (1/4).
Dwi juga menepis bahwa uang yang diberikan kepada Suratmi bukanlah uang sogokan namun uang sosial. "Seperti korban waktu kita membantu saya rasa fungsi sosial ada kita lihat korban-korban di Thamrin dan lain-lain tidak perlu dipersoalkan," bebernya.
Lalu, dirinya pun tidak mau berkomentar soal uang tersebut apakah sudah dianggarkan dari pihak kepolisian. "Bukan soal dianggarkan kan kita untuk rasa sosial orang korban Thamrin itu dari rasa sosial," tandasnya.
Diketahui sebelumnya, Suratmi, istri Siyono berharap keadilan terhadap kematian suaminya. Dia pun mendatangi PP Muhammadiyah di Jalan Cik Ditiro Yogyakarta.
"Saya datang ke sini untuk mengadu dan meminta bantuan agar Muhammadiyah mau mendampingi proses hukum," kata Suratmi pada Busyro Muqoddas yang mewakili PP Muhammadiyah, Selasa (29/3).
Suratmi menceritakan, setelah suaminya tewas, dia diminta polisi ke Jakarta. Saat itu, Suratmi diwanti supaya tidak membawa kasus itu ke ranah hukum.
"Saya waktu ke Jakarta sempat diminta untuk tanda tangan pernyataan tidak akan membawa kasus ini ke hukum. Tapi saya tidak mau, karena itu saya ingin meminta bantuan," ujar Suratmi.
Saat di Jakarta, Suratmi juga mengaku diberi uang sebanyak dua gepok, masing-masing setebal sekitar 10 sentimeter. Uang itu diberikan oleh seorang perempuan diduga polisi bernama Ayu, yang menjemput Suratmi dari Klaten.
Suratmi mengatakan, dua gepok uang itu dibungkus dengan koran bekas dan dilakban pada masing-masing sisinya. Sejak menerima uang itu, dia tidak berani membukanya.
"Bu Ayu yang memberikan, saya menduga bu Ayu adalah polwan, tapi saya tidak tahu pasti. Uang itu diberikan di Hotel Leaf, Jakarta, tempat saya menginap," ungkap Suratmi.
Menurut pengakuan dari pemberi, uang diberikan sebagai santunan dan biaya pemakaman mendiang Siyono. Namun, karena takut, Suratmi pun tidak berani membuka bungkusan uang itu.
"Saya malah resah, apa maksudnya memberikan uang sebanyak ini. Katanya satu bungkus untuk santunan dan satu bungkus untuk pemakaman," ujar Suratmi.
Suratmi pun kemudian menyerahkan uang tersebut kepada Busyro sebagai barang bukti, jika nanti akan menghadapi pengadilan.
"Ini untuk kepentingan proses hukum, apakah untuk barang bukti silakan saja. Tapi saya tidak berani membukanya, sejak awal diberikan masih utuh seperti itu," lanjut Suratmi.
Baca juga:
Cari keadilan, istri Siyono tolak uang duka dari Kapolri
Muhammadiyah akan tampung istri dan anak Siyono jika diusir warga
Kuburan Siyono bakal dijaga Pemuda Muhammadiyah selama 24 jam
Kinerja Densus 88 perlu dievaluasi, bukan dibubarkan
Mabes Polri sebut belum ada penyimpangan SOP soal tewasnya Siyono
BNPT bantah ada dana asing yang masuk untuk penanganan terorisme
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Siapa Delsy Syamsumar? Delsy Syamsumar, Pelukis Neoklasik Asal Sumbar yang Karyanya Sudah Diakui Dunia Salah satu pelukis terkemuka di Indonesia ini telah melahirkan karya-karya hebat yang sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui literatur.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.