Jenazah Dosen UIN Surakarta Dimakamkan di Mataram, Polisi Diminta Usut Tuntas Sebab Kematian
Keluarga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi tewasnya korban yang secara tak wajar.
Wahyu Dian Silviani, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Mas Said (UIN Surakarta) ditemukan tewas.
Jenazah Dosen UIN Surakarta Dimakamkan di Mataram, Polisi Diminta Usut Tuntas Sebab Kematian
Dimakamkan di Kampung Halaman
Jenazah Wahyu Dian Silviani (WDS) dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said (UIN Surakarta) yang ditemukan tewas kemarin, dipulangkan ke Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (25/8).
Keluarga Dian datang menjemput korban untuk dimakamkan di kampung halaman wanita malang itu.
- Mahasiswi Udinus Semarang Diduga Bunuh Diri di Kamar Indekos, Ditemukan Sepucuk Surat Dekat Jenazah
- Polisi Buka Peluang Periksa Kapolda Kaltara Terkait Ajudan Tewas Tertembak
- Titik Terang Jenazah Tanpa Kepala di Lampung, Polisi Tes DNA Korban dan Keluarganya
- Pensiunan Jenderal Polisi Berduka Cita, Begini Momen Haru Hingga Hormat di Depan Peti Jenazah
Sebelum diterbangkan ke Mataram, jenazah yang ditemukan di sebuah rumah di kawasan Gatak, Sukoharjo kemarin, disemayamkan di Masjid Al Bukhori kompleks UIN Surakarta untuk disalatkan.
Usai serahterima, jenazah kemudian dibawa ke Bandara Internasional Juanda Surabaya untuk kemudian diterbangkan ke Lombok.
Isak tangis mewarnai prosesi penghormatan terakhir wanita 34 tahun di Kampus UIN Raden Mas Said Surakarta, Jumat (25/8) siang. Jenazah korban tiba dari RSUD Dr Moewardi Solo diantar oleh pihak kampus dan keluarga pukul 10.00 WIB.
Kedatangan jenazah disambut tangis oleh rekan-rekan kerjanya di fakultas. Usai upacara serah terima dari pihak kampus kepada keluarga, jenazah disalatkan secara berjamaah.
Upacara ini sekaligus sebagai wujud penghormatan terakhir dari pihak kampus kepada jasa-jasa yang telah dilakukan tenaga pendidiknya ini.
Ayah dan adik korban yang datang menjemput tak Visa menyembunyikan rasa sedih. Mereka tak henti-hentinya menangis meratapi salah satu anggota keluarga yang begitu cepat meninggal.
Dalam sambutannya, ayahanda korban, Prof. Mohammad Hasil Tamzil beserta keluarganya mengaku telah mengikhlaskan kepergian putri tercintanya. Namun keluarga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi tewasnya korban yang secara tak wajar.
"Bapak dan ibu harus ikhlas berpisah, pun keluarga besar di Mataram. Kasus kematian anak saya adalah masalah kriminal. Kami sekeluarga ikhlas karena sesungguhnya ini sudah menjadi kehendak Allah SWT. Kita hanya menjalankan skenario yang sudah disusun oleh Allah SWT," ungkap ayah korban.
Namun karena kematian anaknya adalah masalah kriminalitas, ia meminta kepolisian mengusut tuntas.
"Ini masalah kejahatan, saya mohon kepada lembaga ini, kepada UIN ini untuk menjadi pengganti saya di sini" ujar ayah korban.
Tamzil juga meminta maaf jika korban memiliki kesalahan selama hidupnya.
"Saya tidak ada kata yang diucapkan, mohon maaf sebesar besarnya. Maafkan anak saya, maafkan anak saya bapak ibu semua, maafkan," kata Tamzil
Dekan FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta, M Rahmawan Arifin mengatakan, seluruh pembiayaan pemberangkatan jenazah menuju rumah duka ditanggung oleh pihak kampus. Termasuk amanat orang tua untuk menyelesaikan kasus ini.
"Kami keluarga besar UIN Raden Mas Said Surakarta merasa kehilangan yang sangat dalam dan belasengkawa yang mendalam atas meninggalnya dosen terbaik kami. Dosen yang sedianya diperuntukkan membuka program studi baru yaitu ilmu lingkungan. Dan hari ini jenazah langsung dijemput oleh orang tuanya, oleh bapaknya dari Mataram. Kami sudah secara kelembagaan sudah menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga," pungkasnya.