Kapal Dihantam Badai, Dua Nelayan di Aceh Hilang
Dua orang nelayan asal Kabupaten Aceh Barat dinyatakan hilang setelah kapal motor yang mereka gunakan melaut diterjang badai di perairan Kuala Tuha, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, pada Sabtu (4/10) siang.
Dua orang nelayan asal Kabupaten Aceh Barat dinyatakan hilang setelah kapal motor yang mereka gunakan melaut diterjang badai di perairan Kuala Tuha, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, pada Sabtu (3/10) siang.
Dua orang nelayan yang dinyatakan hilang yakni Sarmizi (36), warga Desa Pasi Masjid, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat dan rekannya Wen (55) warga Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
"Saat ini kami masih memfokuskan pencarian kedua nelayan di areal sekitar dua mil dari lokasi awal kedua nelayan dilaporkan hilang," kata Koordinator Basarnas Pos Meulaboh, Aceh Barat, Budi Darmawan, seperti dilansir Antara, Minggu (4/10).
Sebelum diterjang badai pada Sabtu sekira Pukul 12.00 WIB, korban berangkat melaut dengan bersama dua kapal nelayan lainnya dari Meulaboh, Aceh Barat. Saat hendak kembali ke daratan, kapal motor nelayan yang ditumpangi oleh Sarmizi dan Wen ketika berada di perairan Kuala Tuha, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, diterpa angin kencang.
Kapal dua nelayan ini terpisah dengan kapal nelayan lainnya di posisi sekitar 15 mil arah selatan di seputar wilayah Kuala Tuha dan Kuala Tadu, Kabupaten Nagan Raya, Aceh.
"Hingga Minggu malam, kami belum berhasil menemukan dua orang nelayan ini, keduanya juga belum bisa dihubungi karena komunikasi masih terputus," kata Budi Darmawan.
Dia menuturkan, proses pencarian dua nelayan tersebut masih terus dilakukan dengan melibatkan personel Basarnas Pos Meulaboh, BPBD Aceh Barat, TNI, Polri serta masyarakat nelayan.
(mdk/noe)