Kasus pembunuhan Mirna dan teror sianida ke polisi
Polisi merupakan target operasi dari para teroris saat ini dan mereka akan melakukan strategi apapun.
Kasus pembunuhan I Wayan Mirna Salihin yang diduga diracuni rekannya sendiri, Jessica Kumala Wongso saat tengah meminum kopi di Kafe Olivier, Mal Grand Indonesia berujung menjadi ancaman anggota Polri pasalnya terdapat surat telegram rahasia Nomor: STR/11/2016/ROOPS yang berisikan ancaman teroris yang terinspirasi dari kasus tersebut.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menginstruksikan seluruh jajaran agar waspada dan berhati-hati karena adanya informasi dari intelijen yang mengendus rencana bahwa pihak teroris akan melakukan aksi dengan memberi atau mengirimkan makanan yang sudah dicampur dengan sianida kepada anggota Polri.
Terkait adanya potensi ancaman tersebut, jenderal bintang empat itu meminta anak buahnya untuk waspada pada saat makan di warung ataupun restoran atau diberi sesuatu oleh orang yang tidak dikenal.
"Kami sudah sampaikan ke seluruh jajaran, waspadai makanan dan minuman di warung, resto, kantin. Ancaman teror ini ditujukan untuk Polri termasuk pejabat Polri," kata Badrodin di Lampung, seperti dilansir dari Antara, Selasa (16/2).
Menurut Badrodin, polisi merupakan target operasi dari para teroris saat ini dan mereka akan melakukan strategi apapun, baik pemboman, penembakan menggunakan senjata api maupun racun untuk membunuh polisi. "Bisa saja (terinspirasi kasus Mirna). Makanya saya katakan ancaman terhadap anggota Polri itu bisa dengan bom, penembakan atau pakai racun," katanya.
Dengan adanya STR Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Setiadji pun mengingatkan anggotanya untuk mewaspadai aksi terorisme yang menggunakan cara lain. Bukan ditembak atau dibom, tapi menyebarkan racun sianida dalam paket bungkusan berisi kue atau makanan.
Tidak hanya itu Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, pun menggelar operasi besar-besaran selama sepekan untuk mengantisipasi ancaman sianida dari kelompok teroris.Namun, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Iman Sumantri pun menjelaskan bahwa operasi besar-besar yang dilakukan pihaknya lantaran untuk kewaspadaan bersama dan tidak ada kaitannya dengan ancaman sianida.
"Kewaspadaan itu penting dilakukan anggota. Tapi operasi serentak di seluruh Indonesia ini tidak ada kaitannya dengan ancaman sianida. Operasi tetap kita lakukan setiap hari, demi kenyamanan dan keamanan masyarakat," jelasnya.
"Ancaman (sianida) itu kan hanya untuk kita waspadai. Apalagi untuk polisi, harus tetap kita waspadai. Kewaspadaan penting, ada ancaman atau tidak tetap harus waspada demi kenyamanan dan keamanan masyarakat," bebernya.
Diketahui, telegram Kepolisian Daerah Jawa Timur beredar di sosial media yang menyatakan antisipasi terhadap paket kue yang terindikasi mengandung zat beracun sianida. Para anggota polisi pun langsung diberi arahan untuk mewaspadai pemberian makanan atau minuman dari orang lain, khawatir akan diracuni.
Meski ancaman tersebut di Jawa Timur, Kepolisian Daerah Riau ikut 'parno' atas ancaman yang disebut-sebut berasal dari teroris itu.
"Saat ini sasaran teror terhadap polisi, khususnya yang berpakaian dinas. Harus waspada, tidak hanya sianida tapi teror lainnya juga," ujar Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo Sik kepada merdeka.com Selasa (16/2).
Guntur mengingatkan baik bintara maupun sekelas perwira dan pejabat kepolisian diminta untuk meningkatkan antisipasi terhadap berbagai macam potensi teror. Polisi diharapkan agar berhati-hati terhadap setiap pemberian dalam bentuk apapun yang bisa berdampak pada keamanan sendiri.
"Apapun pemberiannya, mulai dari makanan, kado dan lainnya. Kewaspadaan juga harus ditingkatkan terhadap seseorang yang datang ke pos polisi. Siapa pun yang bertanya dekat polisi harus diwaspadai," kata Guntur.
Tidak hanya itu, para polisi di Riau juga harus waspada saat menggelar razia maupun patroli. Kegiatan itu harus sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditentukan.
"Saat razia harus ada plang pemberitahuan, sehingga laju kendaraan bisa diperlambat. Ketika patroli tidak boleh seorang diri, setidaknya harus berdua dan gunakan rompi anti peluru" tegas Guntur.
Seperti diketahui, melalui surat telegram rahasia Nomor: STR/11/2016/ROOPS, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengingatkan seluruh jajarannya di seluruh daerah se-Tanah Air, untuk waspada terhadap ancaman kelompok teroris menggunakan modus baru, yaitu racun sianida.
Rupanya, STR ini juga sudah sampai di Polda Jawa Timur, yang kemudian diteruskan ke seluruh jajarannya di Polres-Polres. Untuk jajaran setingkat Polsek, tidak menerima TR ini. Tapi hanya menerima pesan singkat (SMS) atau broadcast baik BBM (BlackBerry Messenger) dan WhatsApp (WA) secara internal dari tingkat perwira menengah hingga ke bintara.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan Hari Afro Sedunia diperingati? Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih jauh sejarah Hari Afro Sedunia dan berbagai fakta menarik dari rambut afro.
-
Kenapa Raden Adipati Djojoadiningrat berani melamar Kartini? Karena gagasannya ini, pada awal abad ke-20 Kartini mampu mendirikan sekolah perempuan pertama di rumahnya yang berada di Kabupaten Rembang untuk memberdayakan perempuan sehingga bisa membaca, berhitung, dan menulis.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
Baca juga:
Kapolri minta anak buah hati-hati jajan di warung takut ada sianida
Ancaman sianida teroris, Polres Surabaya gelar operasi besar-besaran
Teror sianida, Polda Bali sisir toko obat dan apotek
Polisi diancam racun sianida oleh teroris, Polda Riau parno
Polisi siaga 1 hadapi teror sianida