Kasus Produksi Uang Palsu di UIN Alauddin Terbongkar, Wakil Rektor III: Kami Semua Malu
Pihak kampus mengaku sama sekali tak tahu ada praktik demikian yang melibatkan pegawai mereka.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar merasa sangat malu atas terungkapnya kasus produksi uang palsu di lingkup kampus. Temuan ini hasil penyelidikan kepolisian.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Prof Muhammad Khalifa Mustami mengatakan peristiwa itu sangat mencoreng UIN Alauddin Makassar.
- Polisi Bongkar Produksi Uang Palsu di Lingkungan Kampus PTN Gowa!
- Cabuli Mahasiswa Baru, Pegawai UIN Palembang Penyuka Sesama Jenis Masuk Bui
- Bejat! Guru SD di Sumbar Cabuli 2 Siswinya Saat Jam Pelajaran, di Kelas dan Perpustakaan
- Produksi Uang Palsu Mencapai Rp100 Juta di Bekasi, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi
"Tidak ada orang yang mau kampusnya tercoreng di mana-mana. Kita semua malu terkait itu," ujarnya kepada wartawan, Senin (16/12).
Prof Khalifa menegaskan Rektor dan pimpinan UIN Alauddin akan mengambil tindakan tegas terhadap pegawai yang melakukan tindak pidana pembuatan dan peredaran uang palsu.
"Pasti kampus, rektor, serta pimpinan seluruhnya mengambil tindakan tegas terkait dengan itu semua, terkait oknum itu," tegasnya.
Meski demikian, kata dia, ada wilayah yang tidak bisa dicampuri terkait kasus tersebut. Ia mengatakan ranah kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut.
"Tetapi ada wilayah yg kita tidak bisa seperti yang dilakukan polisi. Katakan lah polisi tugasnya dan ranahnya terkait dengan kriminal dan pidana," sebutnya.
Akui Pegawai Kampus Ditangkap
Prof Khalifah membenarkan adanya pegawai yang telah diamankan kepolisian terkait kasus pencetakan dan peredaran uang palsu. Prof Khalifa kembali menegaskan UIN Alauddin tidak akan mencampuri proses penyelidikan di kepolisian.
"Ranah (kasus pembuatan dan peredaran) uang palsu kan sekarang sudah ditangan kepolisian. Kami pihak kampus, ya menunggu bagaimana mekanisme yang ada di kepolisian berjalan, karena kami tidak bisa campuri itu," kata dia.
Terkait pemberitaan dan isu pembuatan uang palsu di lingkup kampus, Prof Khalifa menegaskan bukan bagian dari UIN Alauddin. Rektor dan pimpinan UIN Alauddin Makassar tidak ada sangkut pautnya dengan kasus pencetakan dan peredaran uang palsu.
"Saya ulangi lagi, terkait isu, berita yang viral ke mana-mana itu tidak menjadi bagian dari kebijakan seluruh pimpinan yang ada di UIN Alauddin," ucapnya.
Polisi Masih Dalami Kasus
Terpisah, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Gowa, Inspektur Satu Kusman Jaya Kuling mengatakan sudah ada pelaku yang diamankan dalam kasus pembuatan dan peredaran uang palsu di UIN Alauddin. Tak hanya pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti.
"Yang jelas ada (pelaku ditangkap). Barang bukti ada. Tapi mohon maaf, itu saja yang bisa kami sampaikan," ujarnya.
Meski demikian, Kuling enggan membeberkan jumlah dan identitas pelaku serta barang bukti apa saja yang sudah diamankan. Kuling menegaskan saat ini Satreskrim Polres Gowa masih melakukan pengembangan kasus ini.
"Kami cuma bisa beri keterangan bahwa Polres Gowa sementara menangani tentang percetakan dan peredaran uang palsu. Untuk informasi lebih lanjut, karena masih dalam tahap pengembangan. Jadi kami mohon rekan-rekan untuk memahami," ucapnya.