Kelakuan bejat 2 polisi cabuli pelajar yang dipergoki berduaan
Dua pelajar IPN (16) dan SZ (16) dipergoki tengah berduaan di Warnet Blue Star, Jalan Soekarno, Selasa (2/5) lalu. Oleh polisi keduanya dituduh melakukan perbuatan mesum.
Dua pelajar IPN (16) dan SZ (16) dipergoki tengah berduaan di Warnet Blue Star, Jalan Soekarno, Selasa (2/5) lalu. Oleh polisi keduanya dituduh melakukan perbuatan mesum.
Mereka kemudian dibawa keliling naik mobil oleh Bripka DWS dan Bripda AFM bersama ARWH alias W (29), seorang pegawai swasta. Ketiga pelaku melakukan intimidasi kemudian meminta IPN dan SZ membayar Rp 5 juta. Setelah tawar-menawar, disepakati pasangan itu membayar Rp 1 juta.
SZ kemudian menyerahkan Rp 400.000. "Sisa Rp 600.000, teman laki-lakinya yang mencari. Setelah teman laki-lakinya diturunkan, SZ dibawa keliling. Di situ lah diduga terjadi perbuatan cabul," ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting, Kamis (4/5).
Saat penyerahan sisa uang Rp 600.000 di Jalan Taman Makam Pahlawan, Desa Mudik, Gunung Sitoli, Bripka DWS dan Bripda AFM bersama ARWH ditangkap. Penyidik menemukan fakta dengan pasal pencabulan.
"Laporannya perkosaan, tetapi setelah kita melakukan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan dokter dan Labotarorium Forensik, kita hanya dapat mengenakan pasal pencabulan," kata Kapolres Nias AKBP Bazawato Zebua, Kamis (4/5).
Meskipun tidak ditemukan fakta perkosaan, ketiga tersangka mengaku melakukan pemerasan dan pencabulan. "Mereka hanya mengakui melakukan pemerasan dan pencabulan," imbuh Bazawato.
Penyidik menyatakan sudah memeriksa 12 saksi dalam kasus ini. Mereka juga memegang hasil pemeriksaan korban yang dilakukan dr Honazaro Marunduri SpOG dari RSUD Gunung Sitoli. Hasil pemeriksaan itu akan diungkap di pengadilan.
Kalabfor Cabang Medan Kombes Pol Wahyu Marsudi mengatakan, tidak ditemukan jejak sperma pakaian korban, pakaian tersangka maupun pada mobil yang digunakan. Selain itu ditemukan pula adanya lobang yang tembus bagian depan dan belakang kaus oranye milik korban.
"Polanya dari depan dan belakang menembus. Artinya adanya perlukaan yang bersamaan, polanya berimpit. Perlukaan dengan alat. Ini yang tidak wajar," jelas Wahyu.
SZ mengaku baju itu robek di depan karena ditarik pelaku dari depan. Robek di belakang juga disebutkan karena ditarik pelaku. "Seharusnya tingkat robeknya tidak sama dan tidak simetris, kalau koyak saat dipakai. Kelihatan koyaknya bukan karena tarikan, tapi karena alat. Kami serahkan ke penyidik. Ada apa?" sebut Wahyu.
Ketiga tersangka sudah ditahan di Polres Nias sejak Selasa (3/5). Selanjutnya mereka akan dipindahkan ke Medan dan ditangani Ditreskrimum Polda Sumut.
Ketiganya disangka telah melanggar Pasal 81 ayat (1) Subs Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tentang Perubahan atasUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak dan Pasal 368 jo Pasal 55, Pasal 56 dari KUHPidana.
"Ancaman hukumannya paling lama 15 tahun dan paling rendah 3 tahun penjara," tandas Rina.
-
Siapa yang ditangkap oleh pihak kepolisian Polrestabes Medan? Iya benar, Pelaku pembunuh Fonda sudah ditangkap. Pelaku tertangkap di daerah Binjai dan kedua kakinya ditembak karena sempat melawan petugas,"
-
Mengapa polisi meningkatkan patroli di wilayah Medan? Penangkapan ini tidak lepas dari kegiatan patroli rutin yang ditingkatkan di wilayah Kepolisian Resor Kota Besar Medan dan jajaran untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
-
Di mana Stasiun Medan berada? Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan. Saat ini, Stasiun Medan sudah menjadi stasiun utama milik PT KAI Divisi Regional I Sumatera Utara.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Apa yang ditemukan polisi di ruko tempat penambangan Bitcoin ilegal di Medan? Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan 26 orang beserta barang bukti yang digunakan untuk operasional.
-
Mengapa polisi cepek semakin banyak di Jakarta? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.