Keluarga Tagih Janji Polisi Ungkap Kasus Tahanan Tewas di Polsek Kumpeh Ilir Jambi: Kami Yakin Dibunuh
Dugaan itu menguat karena anaknya baru saja masuk sel satu jam. Setelah itu keluarga mendapat kabar Ragil tewas.
Ragil Alfarisi (22) tewas di rutan Polsek Kumpeh Ilir pada Rabu (4/9) lalu. Hari ini, sudah 20 hari pascakejadian, hasil autopsi Ragil belum juga diterima kelurga.
Ibnu Kasir, ayah Ragil bersikukuh anaknya tidak bunuh diri seperti dugaan kepolisian.
- Jenguk Adik Sakit, Jenderal Polisi Ajak Keluarga Naik Kereta ke Kampung saat Datang 'Dikerumuni' Tetangga
- Dua Polisi jadi Tersangka Usai Tahanan Tewas di Rutan Polsek Kumpeh Ilir Jambi, Ada Dugaan Penganiayaan
- Ditemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai
- Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan
"Saya yakin bahwa anak kami itu dibunuh, bukan bunuh diri," katanya, saat diwawancarai pada Selasa (24/9) di rumahnya.
Dugaan itu menguat karena anaknya baru saja masuk sel satu jam. Setelah itu keluarga mendapat kabar Ragil tewas. Selain itu, penangkapan juga dilakukan tanpa surat pemberitahuan dari pihak kepolisian.
"Setelah itu saya cek siapa yang menangkap, ternyata dua orang oknum polisi. Anak saya ditangkap sedang main catur, main domino di warung. Setahu kami pak, kalau anak itu ditangkap diproses dulu ditanya. Anak kami ini kuat dan sehat. Jadi kalau mengakhiri hidup dengan bunuh diri saya tidak percaya," ujar Ibnu.
Ibnu menceritakan, Ragil ditangkap pada Rabu 4 September 2024. Malam hari, dia mendapat kabar putranya sudah meninggal dunia.
"Jadi malam Rabu itu saya dapat kabar dari orang rumah bahwa anak kami ditangkap, saya keluar rumah untuk cari info sebenarnya. Kurang lebih 20 menit, langsung ada orang memberitahu kepada saya bahwa anak sudah berada di puskesmas. Saya lihat anak saya sudah di ruangan," ujarnya.
Dia sempat menanyakan apa yang terjadi pada Ragil. Tetapi, tak ada satupun yang bisa menjawab. Hingga akhirnya pihak puskesmas menyebut anaknya sudah meninggal dunia.
Ibnu kemudian buru-buru mendatangi Mapolsek Kumpeh Ilir. Namun, tidak ada satupun orang di sana. Dia sempat melihat ada luka di leher Ragil, tapi tak seperti jeratan tali.
"Ada di dada seperti biru-biru, leher sebelah kiri pukulan benda, di bawah dagu seperti ada gesekan," katanya.
Mengacu segala temuan itu, Ibnu dan keluarga sangat yakin Ragil tidak bunuh diri. Apalagi, sampai hari ini keluarga tak kunjung mendapatkan hasil autopsi. Dia menagih janji kepolisian membuat kasus ini menjadi terang.
"Tapi sampai hari ini sudah 20 hari kami menunggu yang ingin disampaikan kepada kami tidak menerima sampai hari ini," kata Winda Hardiati, saat diwawancarai di rumahnya.
Keluarga terus menghubungi pihak kepolisian untuk segera mengungkap hasil autopsi yang kabarnya justru sudah ada hasilnya.
"Terakhir informasi yang kami terima bahwa sudah keluar, tetapi hasilnya akan disampaikan pihak kapolda yang akan menyampaikan. Beliau berjanji 1 sampai 2 hari bapak kapolda kembali bahwa akan disampaikan, sampai hari ini sudah 4 hari kami menunggu janji itu tidak terealisasi," imbuhnya.
Dia berharap polisi tak membiarkan kasus ini menjadi bola liar. Keluarga menanti kejelasan. Dia curiga, apakah sulitnya mengungkap kasus kematian Ragil karena ada kaitan dengan pihak-pihak tertentu.
"Kami seperti diopor-opor. Kami harapkan betul kasus dibuka secara terang benderang yang dijanjikan kepada kami cepat dan segera. Lamanya ini diungkapkan, kami jadi berpikir ini ada apa-apa," tutupnya.