Kemenkes: Pekerja Migran Paling Rentan Tertular TBC
Terdapat tiga faktor yang menurut Riskiyana menyebabkan PMI lebih rentan terkena TBC. Yakni faktor individu di mana banyak PMI yang ditempatkan tinggal di pemukiman padat penduduk yang melebihi kapasitas, rendahnya status sosial dan ekonomi, serta kondisi kekurangan gizi/malnutrisi di daerah asal.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) termasuk dalam populasi rentan tertular Tuberkulosis (TBC). TBC salah satu penyakit yang memicu kematian tertinggi di dunia.
"Penanganan perlindungan bagi pekerja migran perlu dimulai dari tahap persiapan berangkat, saat berada di lokasi kerja, saat karantina hingga ketika kembali lagi ke tanah air. Karena berkaitan dengan risiko penyakit menular, salah satunya TBC," kata Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Riskiyana dikutip dari Antara, Selasa (10/8).
-
Kapan TBC bisa menular? TBC dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah.
-
Kapan anak-anak rentan terkena TBC? Anak balita dan remaja berisiko tinggi terkena TBC.
-
Apa yang disosialisasikan oleh Menteri Ketenagakerjaan kepada Pekerja Migran di Makau? Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyosialisasikan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) di Makau.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena TBC? Orang yang mengidap HIV/AIDS dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih tinggi tertular tuberkulosis dibandingkan orang dengan sistem kekebalan tubuh normal. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan anak-anak Anda. Pasalnya, anak-anak juga memiliki risiko tinggi terkena TBC, bahkan cenderung lebih serius terjadi pada mereka.
-
Di mana angka penderita TBC meningkat? Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Apa saja yang dilakukan BP2MI untuk melindungi Pekerja Migran Indonesia? Selama 4 tahun kepemimpinannya, Benny mengaku telah berjuang mengangkat derajat para Pekerja Migran Indonesia, serta memperlakukan mereka selayaknya pahlawan.
Yang termasuk dalam kategori PMI, kata Riskiyana, adalah warga negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia.
PMI memiliki masalah kesehatan yang berbeda dibandingkan pekerja pada populasi umum, termasuk risiko terkena TBC.
Pada 2020, kata Riskiyana, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi di dunia, yaitu 845 ribu kasus dengan 96 ribu kematian akibat TBC per tahun. Penyakit tersebut merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian tertinggi di dunia.
3 Faktor Penyebab
Terdapat tiga faktor yang menurut Riskiyana menyebabkan PMI lebih rentan terkena TBC. Yakni faktor individu di mana banyak PMI yang ditempatkan tinggal di pemukiman padat penduduk yang melebihi kapasitas, rendahnya status sosial dan ekonomi, serta kondisi kekurangan gizi/malnutrisi di daerah asal.
Faktor berikutnya adalah hambatan sosial terkait bahasa, budaya, hak azasi manusia, status imigrasi serta layanan kesehatan yang tidak ramah terhadap PMI.
Faktor terakhir, kata Riskiyana adalah stigma yang berkaitan dengan beban ekonomi dari penyakit, kondisi keuangan PMI yang kurang memadai dan apabila PMI sakit, maka akan menurunkan produktivitas dan berisiko kehilangan pekerjaan.
Dia mengatakan, penemuan kasus TBC pada PMI masih mengalami hambatan. Di antaranya pelayanan promotif dan preventif terkait TBC yang belum memenuhi standar. Tidak semua pasien TBC di populasi PMI yang mengakses layanan pengobatan terstandar. Hingga mekanisme pancatatan pelaporan kasus TBC pada PMI yang terintegrasi dengan program TBC nasional.
Berdasarkan data Kemenkes pada 2020, Indonesia memiliki provinsi dengan penempatan PMI tertinggi, yaitu Kabupaten Indramayu (Jawa Barat) sebanyak 10.060 orang, Kabupaten Malang (Jawa Timur) 5.600 orang, Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) 5.174 orang, Kabupaten Lampung Timur (Lampung) 3.731 orang, dan Kabupaten Lombok Timur (NTB) 3.019 orang.
Berdasarkan data BPS, kata Riskiyana, proporsi PMI di Kabupaten Indramayu mencapai 1,2 persen dari total seluruh angkatan pekerja.
"Di tahun yang sama, total PMI yang ditempatkan berjumlah 113.173 orang, terdiri atas 36.784 orang PMI formal dan 76.389 orang PMI informal," katanya.
Berdasarkan data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), jumlah PMI bermasalah yang meninggal pada 2018 sebanyak 155 jiwa dan yang sakit 176 orang.
Riskiyana mengatakan, upaya ini tidak bisa diselesaikan oleh sektor kesehatan, namun juga sektor lain seperti ketenagakerjaan yang berkaitan dengan pekerja migran.
"Kementerian Kesehatan sedang merumuskan model penanggulangan TBC yang efektif pada kelompok pekerja migran Indonesia dengan melakukan analisa situasi menyeluruh terkait situasi dan kondisi di lapangan," katanya.
Baca juga:
Penyebab Penyakit TB dan Cara Mengatasinya, Perlu Diketahui
Menkes Budi Heran, Sudah Puluhan Tahun TBC di Indonesia Tak Hilang-Hilang
Batan Luncurkan Produk untuk Deteksi Tuberkulosis
Ma'ruf Amin: Penanggulangan TBC Tak Boleh Surut Sekalipun Pandemi Covid-19
Peristiwa 24 Maret: Hari TBC Sedunia 2021, Ketahui Tema dan Rencana Programnya