Kenapa di Indonesia makin banyak anak memerkosa SMP dan membunuh?
Kejahatan tersebut menunjukkan krisis pendidikan yang tengah melanda masyarakat.
Yuyun (15), pelajar SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, meregang nyawa dengan tragis. Dia diperkosa oleh 14 lelaki mabuk di tengah hutan usai pulang sekolah. Kejadian kelam itu berlangsung pada Sabtu (2/4) lalu.
Dari keterangan para tersangka, pemerkosaan bermula saat empat tersangka membeli tuak dan kemudian diminum beramai-ramai. Setelah mabuk, para tersangka kemudian nongkrong di jalanan yang biasa dilewati Yuyun saat pulang sekolah.
Satu jam kemudian, Yuyun pulang dari sekolahnya berada di Dusun V, Desa Kasie Kasubun, menuju ke rumahnya di Dusun IV dengan berjalan kaki. Di bawah pengaruh alkohol, para tersangka memperkosa Yuyun secara bergiliran.
Salah satu pelaku pembunuhan pada Eno, karyawati pabrik di Tangerang pun seorang anak SMP. R baru berusia 16 tahun. Dia tega memperkosa dan membunuh gara-gara keinginannya berhubungan intim ditolak Eno.
Sosiolog dari Universitas Indonesia Paulus Wirutomo mengatakan, kejahatan tersebut menunjukkan krisis pendidikan yang tengah melanda masyarakat. Sebab kebanyakan, kejadian pemerkosaan hingga berakhir dengan kematian di kawasan yang notabenenya memiliki tingkat pendidikan rendah.
"Menurut saya itu ya krisis di pendidikan kita, jadi misalnya orang-orang yang tidak terjangkau pendidikan yang memadai. Kalau isinya kosong makanya bisa terjadi seperti itu. Karena mahasiswa saja masih banyak yang macem-macem. Pendidikan kita masih banyak yang salah," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (17/5) malam.
Dia mencontohkan pendidikan gender yang disampaikan ke khalayak umum. Menurutnya, masyarakat masih sering menyalahkan perempuan dalam kasus perkosaan. Entah apakah karena pakaian digunakan terlalu terbuka atau jalur pulang mereka rawan kejahatan.
Seharusnya semua orang, baik perempuan ataupun laki-laki memiliki penilaian yang sama. Bukan malah menyalahkan salah satu pihak, dalam hal ini perempuan, karena apa yang mereka kenakan ataupun lakukan.
"Misalnya gini, ada yang bilang perempuan yang diperkosa malah perempuannya yang disalahkan. Itu prinsip yang salah. Karena perempuan mau jalan di mana aja berhak seperti orang lain bagaimana orang laki-laki berjalan. Jadi itu penjelasan enggak bener, jika memakai perempuan berpakaian seperti ini dan itu. Tidak ada hak laki-laki memperlakukan perempuan seperti itu (diperkosa)," jelasnya.
Selain itu, Paulus menyayangkan persepsi negatif masyarakat akan pendidikan seks di sekolah. Kebanyakan orang tua akan marah saat mengetahui anak mereka mendapatkan pendidikan tentang reproduksi.
Padahal, tegas dia, di dunia yang sudah serba canggih ini, anak-anak bisa saja mengakses video porno tanpa pengawasan.
Adanya informasi secara langsung kepada anak-anak, tidak berbanding lurus dengan informasi tentang reproduksi dan seks. Alhasil mereka hanya menerima dari satu sisi, tanpa mengetahui bahaya dan bencana yang bisa terjadi jika melakukan tindakan tersebut.
"Tangan anak-anak ada handphone yang bisa melihat apa saja. Jadi sudah cukup ekspose (seks), tapi orang tua tidak rela pendidikan tentang seks. Bahwa reproduksi seperti apa itu enggak pernah diajarkan. Kalau diajarkan dianggap sebagai hal yang tabu. Tetapi anak-anak tahu lebih jauh dari itu dan tidak baik. Bangsa kita sudah salah, kalau kita tetap takut maka terjadi ketidakseimbangan antara yang benar dan tidak benar," ujarnya.
Menurutnya, masih banyak faktor lain juga mendukung tumbuhnya rasa ingin tahu dari anak-anak akan tindakan yang berujung pada pelecehan seksual. Faktor pengangguran dan kurangnya tempat yang baik untuk beraktivitas juga menjadi penyumbang potensi adanya tindakan tercela tersebut.
Dan ini semakin diperparah karena belum adanya pendidikan yang mampu menjelaskan masa depan mereka akan seperti apa.
"Karena enggak ada pengembangan kreativitas jadi mereka bisa melihat pornografi dan tidak melakukan pendidikan seimbang. Kemudian pendidikan tidak memberikan bagaimana mereka akan menjadi seperti apa dari pendidikan itu," terangnya.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa tindakan yang dilakukan oleh pelaku utama dalam kasus pembunuhan ini? Pria di Gowa, Sulawesi Selatan, HL (60) sakit hati dan gelap mata karena istrinya Hj Nurwahidah menikah siri dengan seorang pemuda. Dia memerintahkan dua anaknya dibantu kerabatnya yang lain menghabisi Faisal Dg Rimo (22), suami baru perempuan itu.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Apa saja yang dilakukan SYL terkait dugaan kasus pemerasan? Dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementan, SYL didakwa melakukan pemerasan atau menerima gratifikasi dengan total Rp44,5 miliar. Pemerasan dilakukan SYL bersama Sekretaris Jenderal Kementan periode 2021-2023 Kasdi Subagyono serta Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan (pada tahun 2023) Muhammad Hatta, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus itu. Keduanya merupakan koordinator pengumpulan uang dari para pejabat eselon I dan jajarannya, antara lain, untuk membayarkan kebutuhan pribadi SYL maupun keluarganya.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Paulus mengungkapkan, pemerintah juga harus bertindak tegas kepada pelaku pelecehan seksual, walaupun disaat bersamaan tengah melakukan perbaikan dari berbagai sektor. Karena tanpa adanya pemberian efek jera akan membuat bibit-bibit pelaku kekerasan ini akan kembali muncul.
"Kemudian harus ada hukum yang tegas. Hukum kita juga pincang. Kalau ada hal serius hukumannya ringan, kalau nyuri ayam malah berat. Hukum kita tidak mendidik," tutupnya.