Kepala BKKBN: Kita Ini Miskin, Tetapi Bahagia dan Masih Bisa Bersyukur
Berdasarkan iBangga, skor indeks kebahagiaan tercatat sebesar 72
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa indeks kebahagiaan di Indonesia berdasarkan indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) sudah tinggi meski skor kemandirian masih rendah.
âKita ini kemandiriannya lemah, tetapi kebahagiaannya tinggi. Kita ini miskin tetapi bahagia, dan itu kenyataan, masih bisa bersyukur, meskipun masih miskin tetapi tidak sedih,â ujar Hasto saat ditemui awak media di Kantor BKKBN, dilansir dari Antara, Rabu (17/7).
Ia menjelaskan dalam iBangga, skor indeks kebahagiaan tercatat sebesar 72, tetapi skor kemandirian masih di angka 51, sedangkan skor ketenteraman sekitar 56-57.
âNilai maksimalnya 100, tetapi ini naiknya bertahap, misalnya indeks ketenteraman itu salah satunya (indikator) kalau suami istri menikah secara sah dan ada dokumennya, itu skor kita belum sampai 60 karena perceraian tinggi,â ucapnya.
Sedangkan untuk indeks kemandirian, tingkat perekonomian masyarakat Indonesia rata-rata masih menengah ke bawah, sehingga skornya masih rendah.
âKemudian kemandirian, itu jelas angkanya masih 52, karena itu urusan ekonomi, jadi dia dinilai berdasarkan bisa atau tidak mencukupi biaya pendidikan, makan, dan lain sebagainya. Memang seluruh rakyat Indonesia yang menengah ke bawah kan masih banyak,â katanya.
Hasto mengungkapkan alasan indeks kebahagiaan Indonesia cenderung tinggi karena masyarakatnya masih memegang teguh budaya gotong royong dan saling bersosialisasi satu sama lain.
âKemudian kalau kebahagiaan, memang kita untuk bisa bersosialisasi, gotong royong, berwisata, rekreasi, berkomunikasi, berinteraksi, memang happy kita ini, kalau di kampung itu kan ada gardu untuk ronda ramai-ramai, ketawa-ketawa padahal utangnya banyak, akhirnya terbiasa, jadi indeks kebahagiaannya tinggi,â tuturnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), metode penghitungan Indeks Kebahagiaan tahun 2017-2021 berbeda dengan metode tahun 2014.
Indeks kebahagiaan tahun 2017-2021 diukur menggunakan tiga dimensi, yakni kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (affect), dan makna hidup (eudaimonia). Sementara metode sebelumnya (2014), indeks kebahagiaan hanya diukur menggunakan satu dimensi yaitu kepuasan hidup.
Berdasarkan data BPS, di tahun 2021, Maluku Utara menjadi provinsi dengan indeks kebahagiaan tertinggi yakni di angka 76,34.
- Manusia Purba Gunakan Anak Panah Beracun Saat Berburu 54.000 Tahun Lalu, Mangsa Lebih Mudah Dilumpuhkan
- Mengenal Janis Rosalita Suprianto, Atlet Selam Kebanggaan Jawa Timur yang Dijuluki The Golden Mermaid
- Laparoskopi Bisa Jadi Pilihan untuk Atasi Masalah GERD
- Potret Mahalini Pulang Kampung ke Bali, Cantik Banget saat Buat Kue di Dapur & Ternyata Disusul Adik-adik Rizky Febian
- Momen IShowspeed Diberi Batik Dibilang Khas Malaysia, Langsung Cari Tahu Ternyata Asal Indonesia
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024