Kesehatan Jiwa Orangtua Sangat Penting untuk Cegah Stunting Pada Anak
Dia yakin ketika orang dewasa atau dalam hal ini orangtua dalam kondisi kesehatan jiwa yang baik, maka dia akan memberikan semua hal terbaik untuk buah hati mereka.
Kesehatan jiwa harus dimiliki setiap individu baik orang dewasa maupun anak-anak. Tanpa jiwa yang sehat, ragam kondisi bisa saja dialami tubuh seseorang tak terkecuali anak-anak.
Deputi bidang tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lenny N Rosalin, mengatakan salah satu penyebab stunting pada anak-anak karena gangguan kesehatan jiwa yang dialami orangtuanya.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Bagaimana tanggul Situ Gintung jebol? Mengutip Liputan6, beberapa bulan sebelum kejadian, Humas BNPB Almarhum Sutopo Purwo Nugroho sempat melakukan penelitian dan memberi peringatan tentang bahayanya permukiman yang tak jauh dari waduk buatan. “Dua bulan sebelumnya (tanggul jebol) saya melakukan penelitian di sana, meneliti kualitas air. Saat itu saya amati, di bawah tanggul, perkampungan padat sekali,” kata Sutopo pada 2019 lalu.
-
Dampak apa yang ditimbulkan oleh hujan disertai angin kencang di Jogja? Hujan dan angin kencang yang terjadi pada Kamis (4/1) menyebabkan kanopi drop zone di sisi selatan Stasiun Yogyakarta roboh. Akibatnya lima unit mobil tertimpa kanopi itu dan mengalami kerusakan ringan.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Di mana letak permukiman terbengkalai di Jakarta yang diulas dalam video? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
"Kesehatan jiwa akan mempengaruhi orang tersebut. Apalagi kalau ini terjadi pada orangtuanya, akan mempengaruhi perilaku dia pada saat melakukan pola asuh bagi anak-anaknya. Dia enggak akan fokus," jelasnya dalam diskusi yang digelar secara virtual dengan tema Kesehatan Jiwa, Senin (28/9).
Misalnya, anak yang harusnya mendapatkan gizi yang layak menjadi terabaikan. Selain itu yang tak kalah penting, anak seharusnya mendapatkan kasih sayang malah kehilangan hal itu.
"Misalnya orangtuanya harusnya membuat makanan bergizi, karena dia tidak fokus ya dia tidak melakukannya, atau melakukannya tapi tidak dengan cara yang betul. Harusnya dia melakukan pola asuh dengan kasih sayang, tapi karena dia mengalami gangguan kesehatan jiwa, itu juga tidak dia lakukan. Akhirnya dampaknya ke anak. Anak jadi ikut-ikut. Anak jadi terkena dampaknya," sambung Lenny.
Dia yakin ketika orang dewasa atau dalam hal ini orangtua dalam kondisi kesehatan jiwa yang baik, maka dia akan memberikan semua hal terbaik untuk buah hati mereka.
"Sebaliknya kalau anak tidak diurusi gizinya, muncul stunting," katanya.
Seperti masa pandemi sekarang ini, kata dia, banyak orang jiwanya mulai resah apalagi ketika terkena dampak pemutusan hubungan kerja hingga tidak punya biaya hidup.
"Terus mau beli makanan bergizi boro-boro, enggak ada uang. Nah ini akhirnya terjadi kondisi di mana orangtua juga stress," dia menegaskan.
Jika sudah demikian, sambung dia, anak menjadi depresi dan itu sangat memprihatinkan. Data yang dia miliki, 13 persen anak-anak Indonesia mengalami gejala yang mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat.
"Nah ini enggak main-main. Kalau 13 persen anak-anak kita seperti ini, dampaknya nanti ke mana-mana tidak hanya ke anak itu sendiri," sambungnya.
Mencegah angka tersebut terus bertambah, Lenny berbagi tips yang dia sebut dengan 9 M. Tips ini diharapkan menciptakan keluarga yang lebih bahagia di mana orangtua dapat berperan sebagai sahabat bagi anak-anaknya, sehingga dapat meminimalisir gejala-gejala yang mengarah ke depresi dan gangguan jiwa pada anak.
Berikut 9 M tersebut:
1. Menjadi pendengar yang baik
2. Meyakinkan bahwa orangtua peduli dan ada saat dibutuhkan
3. Menjadi pendamping yang baik dalam belajar
4. Memberi pujian dan apresiasi
5. Menghargai waktu privasi anak
6. Mengajak anak berpendapat dan berdiskusi
7. Membangkitkan rasa percaya diri dengan memberi tanggung jawab
8. Mendukung anak untuk menjadi inspirasi dan panutan
9. Memberi ruang gerak interaksi dengan teman
Reporter Magang: Maria Brigitta Jennifer
(mdk/lia)