Ketika buku karya psikolog sebut wajar ngeseks sama pacar
Buku itu menjadi polemik karena isinya menyebut hubungan seks saat pacaran adalah wajar.
Buku adalah adalah salah satu media untuk menyampaikan kebebasan berpendapat. Namun, setiap penulisnya harus bisa menerima konsekuensi jika gagasan dalam bukunya tersebut dipertentangkan oleh masyarakat luas.
Misalnya saja buku 'Saatnya Aku Belajar Pacaran' karya Toge Aprilianto, seorang psikolog bergelar M.Psi, yang menjadi polemik karena isinya menyebut hubungan seks saat pacaran adalah wajar. Buku ini diterbitkan oleh Brilian Internasional di Sidoarjo, Jawa Timur. Buku ini dirilis pada 2010.
Anggota DPD asal DKI Jakarta, Fahira Idris, adalah salah satu yang menentang isi buku tersebut.
"Pemerintah jangan seperti pemadam kebakaran. Sudah rame di masyarakat baru sibuk. Tugas pemerintah itu membuat masyarakat tenteram. Buku-buku ini sangat meresahkan dan berlawanan dengan agenda revolusi mental pemerintahan Jokowi-JK. Saya minta menteri atau lembaga yang terkait dengan ini segera bertindak," tulis Fahira dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, kemarin.
Bagaimana sebenarnya isi buku tersebut dan apa reaksi sang penulis setelah melihat polemik yang terjadi? Berikut ceritanya:
-
Untuk siapa rekomendasi 10 bedak ini ditujukan? Berikut ini adalah 10 rekomendasi bedak yang cocok untuk wanita di atas usia 50 tahun.
-
Buku apa saja yang dijual di toko buku Dadeng? Dadeng menyediakan ragam buku yang masih amat layak pakai. Beberapa yang laris diburu di antaranya modul pelajaran bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan matematika sampai kumpulan sastra macam komik hingga novel.
-
Siapa penulis Kitab Topah? Melansir dari nu.or.id, pengarang kitab bernama Syech Burhanuddin Ulakan adalah salah satu tokoh dalam pemikiran Islam di Nusantara sekaligus tokoh intelektual ulama Nusantara pada abad 17 dan 18.
-
Cerita apa yang paling lucu di kumpulan cerita anak lucu sebelum tidur? Setiap cerita memiliki daya magisnya sendiri. Namun, cerita anak lucu sebelum tidur memiliki daya tarik khusus yang mampu membuat anak-anak tertawa lepas, membawa mereka dalam petualangan tak terduga, dan menanamkan nilai-nilai penting sekaligus untk menghantarkan tidurnya.
-
Apa isi dari Kitab Topah? Kitab Topah ini penuh dengan tulisan arab yang berisikan tentang sejarah Islam.
-
Apa buku paling laris di Indonesia yang membahas tentang bagaimana hidup lebih baik? Buku ini menjawab pertanyaan mendasar, ‘Bagaimana caranya kita bisa hidup lebih baik?’ Atomic Habits menyajikan berbagai tips yang didasarkan pada ilmu sains untuk membantu kita memperbaiki diri.
Sebetulnya, wajar kok kalo pacar kamu ngajak ML
Dari penelusuran merdeka.com, Rabu (4/2), sang pengarang Toge Aprilianto menuliskan, wajar jika seorang lelaki atau perempuan mengajak pasangannya berhubungan seks. Menurutnya, hal itu merupakan hal yang alamiah.
"Sebetulnya, wajar kok kalo pacar kamu ngajak ML. Wajar juga kalo kamu ngajak pacarmu ML. Hal itu kan alamiah-naluriah. Jadi, itu justru pertanda kalo kamu dan/atau pacarmu masih punya energi buat terlibat dalam proses reproduksi, yang memang sewajarnya dimiliki oleh mahluk hidup."
"Jadi, kalo pacarmu ngajak ML, kamu boleh aja nurutin maunya dia, kalo kamu sanggup. Artinya, kamu mau nglakuin itu n kamu juga siap ngadepin akibatnya, lebih baik ga kamu lakuin daripada kalopun dilakuin akhirnya jadi ga asik gara-gara pikiranmu n perasaanmu ga kompak."
Penulis akhirnya minta maaf
Toge Aprilianto, penulis bergelar Magister Psikologi (M.Psi) itu akhirnya minta maaf atas pendapatnya yang bertentangan dengan mayoritas ajaran agama di Indonesia.
"Bersama ini, saya, Toge Aprilianto, sepenuh hati memohon maaf kepada masyarakat Indonesia, atas kelalaian saya membuat buku saatnya aku belajar pacaran, yang sebagian isinya ternyata melanggar nilai-nilai agama," kata Toge lewat akun Facebook-nya, Rabu (4/2).
Dia juga berjanji, tidak akan lagi menjual buku itu. "Dan saya bersedia mengembalikan uang pembelian buku itu, bila ada teman yang telanjur beli dan ingin mengembalikan buku itu kepada saya," ujar dia.
"Saya sungguh berharap Masyarakat Indonesia yang budiman berkenan memaafkan kelalaian saya atas terbitnya buku tersebut. Selanjutnya saya akan berusaha lebih waspada terhadap apa yang mungkin terjadi sebagai akibat dari apa yang saya lakukan," ujar dia.
Atas kritikan terhadapnya, Toge juga mengucapkan terima kasih. "Terima kasih atas evaluasi yang teman-teman sampaikan. Terima kasih atas kebaikan teman-teman yang bersedia mengingatkan kelalaian saya. Terima kasih," tutup dia.
Fahira Idris: Tindak tegas penulis & penerbit ngeseks saat pacaran
Anggota DPD asal DKI Jakarta Fahira Idris meminta pemerintah bertindak agar buku-buku yang punya potensi merusak generasi muda tidak lagi lolos ke publik. Jika diperlukan, pemerintah harus membuat peraturan agar kejadian ini tidak terulang lagi.
"Demi menjaga ketenteraman masyarakat dan menyelamatkan generasi muda, Pemerintah punya hak membuat aturan main yang disepakati oleh pihak-pihak terkait penerbitan dan perizinan buku, agar buku-buku yang mengandung konten berbahaya tidak beredar lagi," ujarnya.
Wakil Ketua Komite III DPD yang antara lain mengurusi bidang pendidikan, keagamaan, budaya, dan perlindungan anak ini menambahkan, lolosnya buku yang dianggapnya sebagai konten berbahaya bagi anak dan remaja ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, propaganda Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dan lolosnya buku ajar untuk siswa sekolah dasar (SD) yang terselip konten cerita dewasa.
"Lolosnya buku-buku yang mengandung konten berbahaya bagi anak dan remaja kita sudah berkali-kali terjadi. Pemerintah harus ambil tindakan agar ada efek jera, baik bagi penulis maupun penerbit yang menerbitkan buku-buku mengandung 'racun' seperti ini. Pemerintah jangan hanya diam. Jangan harap revolusi mental tercipta kalau buku-buku seperti ini masih ada di pasaran," tulis Fahira dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Rabu (4/2).
Dia menambahkan, kebebasan berpendapat boleh, tetapi harus bertanggung jawab. Penerbit maupun toko buku harusnya punya proses menyortir sebelum mencetak atau memajang buku. Jangan hanya mengejar keuntungan belaka, tetapi mengorbankan sesuatu yang lebih besar.
"Saya juga minta IKAPI beri sanksi kepada penerbit yang meloloskan buku dengan konten yang berpotensi merusak generasi muda ini. Perpustakaan nasional sebagai lembaga yang memberi ISBN juga saya minta lebih teliti. Buku-buku yang punya potensi merusak moral jangan diberi ISBN," ujarnya.