Ketua DPR Bamsoet diangkat jadi warga Muhammadiyah
Ketua DPR Bamsoet diangkat jadi warga Muhammadiyah. Bamsoet dalam kesempatan itu juga menyampaikan kegalauannya melihat perkembangan praktik demokrasi yang belakangan ini makin tidak menggembirakan dan berpotensi mengancam eksistensi dan independensi Indonesia sebagai bangsa.
Ketua DPR Bambang Soesatyo diangkat menjadi warga Muhammadiyah. Visi dan pemikiran politikus yang akrab disapa dengan panggilan Bamsoet itu dinilai sejalan dengan Muhammadiyah
Status warga Muhammadiyah untuk Bamsoet disematkan secara spontan pada acara peresmian Graha Suara Muhammadiyah di Yogyakarta, Minggu (25/2). "Saya sangat bangga menjadi bagian dari keluarga besar Muhammadiyah. Walaupun hari ini saya baru disematkan baju batik resmi Muhammadiyah." ujar Bamsoet saat menyampaikan kata sambutan.
-
Siapa yang melaporkan Bambang Soesatyo ke MKD? Laporan dibuat mahasiswa Universitas Islam Jakarta bernama M Azhari terkait terkait pernyataan bahwa semua partai politik setuju untuk melakukan amandemen penyempurnaan UUD 1945.
-
Apa yang dilaporkan oleh M Azhari kepada MKD terkait dengan Bambang Soesatyo? Laporan tersebut terkait pernyataan Bamsoet bahwa semua partai politik setuju untuk melakukan amandemen penyempurnaan daripada UUD 1945 yang telah ada.
-
Apa yang menjadi latar belakang Bambang Pramujati menjadi dosen? Latar belakang akademik yang mumpuni menjadi modal Pramu menjadi pendidik di perguruan tinggi. Ia pun memilih mengabdi di almamaternya, ITS.
-
Apa yang menjadi pusat sorotan DPR dalam rapat dengan Bos PT Timah? Panas DPR Cecar Bos PT Timah Soal Kasus Korupsi Rugikan Negara Rp271 T, Omongan Mahfud Ikut Dibahas
-
Kapan Masjid Kudonowarso diresmikan oleh Bupati Wonogiri? Masjid ini baru diresmikan oleh Bupati Wonogiri pada Maret 2023 lalu.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
Hadir dalam acara ini antara lain Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Buya Ahmad Syafii Maarif, Menkominfo Rudiantara, Mendikbud Muhadjir Effendy, anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Mukhamad Misbakhun, anggota Fraksi Nasdem DPR RI Ahmad Syahroni, Ketua Umum PP Aisyah Nurjanah, Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Ahmad Dofiri, serta mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas.
Bamsoet dalam kesempatan itu juga menyampaikan kegalauannya melihat perkembangan praktik demokrasi yang belakangan ini makin tidak menggembirakan dan berpotensi mengancam eksistensi dan independensi Indonesia sebagai bangsa. Hal yang jadi sorotan Bamsoet adalah pilkada yang transaksional.
"Saya meminta secara khusus agar Muhammadiyah mengkaji kembali sistem pemilihan langsung dalam demokrasi kita, terutama dalam pemilihan langsung bupati, wali kota dan gubernur. Lebih banyak mudaratnya atau manfaatnya bagi rakyat kita," kata Bamsoet.
Bamsoet menambahkan, jika demokrasi transaksional yang brutal terus dibiarkan, maka bukan tidak mungkin suatu saat Indonesia akan dikuasai para pemodal baik langsung maupun tidak langsung. "Bisa jadi, 10-20 tahun ke depan, kita tidak mungkin lagi punya presiden yang di belakang namanya berakhiran 'O'. Seperti Soekarno, Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Karena peran para pemodal semakin mendominasi," ujar mantan Presidium Kahmi 2012-2017 itu.
Sedangkan terkait peresmian gedung Grha Suara Muhammadiyah, Bamsoet mengharapkan sarana itu makin memajukan Suara Muhammadiyah sebagai media kebanggaan seluruh organisasi kemasyarakatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu. Mantan wartawan itu menambahkan, tantangan bagi bisnis media di era digital makin berat.
"Bahkan tidak sedikit media konvensional yang gulung tikar akibat tidak bisa menyesuaikan perubahan zaman. Saya angkat topi karena Suara Muhammadiyah yang sudah berusia 103 tahun bisa tetap survive dan menjadi media terlama yang masih terbit serta eksis," ujar Bamsoet.
Politisi Partai Golkar itu juga berpesan agar Suara Muhammadiyah tidak berhenti berikhtiar dan melakukan terobosan. Terlebih, Suara Muhammadiyah pada Hari Pers Nasional 2018 menerima penghargaan sebagai Media Dakwah Perjuangan Kemerdekaan RI dalam Bahasa Indonesia.
"Saya yakin Suara Muhammadiyah tetap akan menjadi media dakwah dan pendidikan yang mencerdaskan kehidupan ummat dan bangsa. Media perjuangan yang kokoh menyuarakan modernisasi pemikiran Islam serta membela kebenaran dan keadilan," jelas Bamsoet.
Menurut Bamsoet, kekuatan Suara Muhammadiyah terletak pada kreativitas dan inovasi anak-anak muda yang menggawanginya. "Karena itu, saya juga berharap Suara Muhammadiyah bisa menjadi benteng anak-anak muda dari pengaruh paham radikalisme serta aliran pemikiran ekstrem lainnya," kata Bamsoet.
Mantan ketua Komisi III itu secara khusus juga menyampaikan keprihatinan atas maraknya hoaks yang menyesatkan masyarakat. Bamsoet mengajak Suara Muhammadiyah bisa membawa masyarakat memerangi berita hoaks.
"Saya harap Suara Muhammadiyah bisa menjadi media yang membawa pencerahan di tengah berseliwerannya berita hoaks di berbagai media sosial. Berita hoaks ini sangat menyesatkan dan cenderung mengadu domba masyarakat. Ini tugas sekaligus tantangan besar bagi kita semua agar membawa masyarakat terbebas dari hoaks. Insya Allah kelak akan menjadi tambahan ladang amal ibadah bagi kita," tuturnya.
Baca juga:
Bamsoet: Yang ideal adalah pasangan Jokowi-Prabowo
Ketua DPR harap pilkada dan pemilu diisi dengan adu program bukan kebencian
Dinilai berprestasi, Bamsoet raih Anugerah Pers Jawa Tengah 2018
Longsor Brebes dan Purbalingga, Bamsoet minta Kemensos segera beri bantuan
Ketua DPR serukan seluruh pihak jihad lawan narkoba