Kisah AR Baswedan berani bikin Partai Arab Indonesia
Pemikiran AR Baswedan saat itu dianggap sebagai ancaman oleh pemerintahan kolonial Belanda.
Sikap nyeleneh Abdul Rahman (AR) Baswedan yang kerap bergaul dengan golongan etnis dan suku bangsa lain membuat golongan peranakan Arab mencapnya aneh. Bukan hanya dianggap aneh oleh golongannya, pemikiran AR Baswedan saat itu dianggap sebagai ancaman oleh pemerintahan kolonial Belanda.
Padahal sikap yang ditunjukkan Baswedan saat itu berisiko besar terhadap golongannya. Sebab, di saat arah Indonesia yang ketika itu belum tentu merdeka, Baswedan berani turun tahta demi meraih kemerdekaan Indonesia dengan merangkul golongan Arab dengan suku lainnya.
"Saat itu belum tentu merdeka, AR Baswedan berani menyatakan turun sebagai bangsa asing dari kalangan Arab," kata Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan saat ditemui dalam peluncuran dan bedah buku AR Baswedan 'Membangun bangsa merajut keindonesiaan' di Auditorium Museum Nasional, Jl Medan Merdeka Barat No 12, Jakarta Pusat, Kamis (25/9) lalu.
Sebagai cucunya, Anies mengaku terkagum. Sebab, pada masa itu pemerintahan kolonial Belanda tengah melakukan penyekatan terhadap setiap suku terutama keturunan Tionghoa dan Arab, yang saat itu dianggap mengancam pemerintahannya.
Di saat itu, tutur Anies, AR Baswedan bersama rekan-rekannya memberanikan diri membentuk Partai Arab Indonesia (PAI) di Semarang. Sebagai bentuk kelanjutan keturunan kaum Tionghoa yang sebelumnya telah membentuk Partai Tionghoa Indonesia (PTI).
Pemakaian nama Indonesia di kedua partai ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, cara itu dilakukan guna menepis apa yang dilakukan pemerintahan kolonial Belanda yang menyebut bangsa asing kala itu sebagai 'Timur Asing'. Tujuannya jelas, untuk kemudian diperlakukan berdasarkan hukum bagi warga asing. Yang tak lain demi meraih keuntungan dan meredam ancaman bagi pemerintahannya.
"Cara yang diambil AR Baswedan penuh risiko. Bayangkan jika tidak menjadi merdeka, dia bukan pribumi, dia bukan suku Jawa, Makassar. Tetapi berani mengambil risiko," katanya.
Anies sendiri mengetahui sendiri berdasarkan keterangan dari ayahnya. Menurut ayahnya, kata Anies, kakeknya itu sangat mencintai Indonesia sehingga tak pernah mengesankan diri sebagai golongan bangsa Arab.
"Itulah hebatnya dia," imbuh Anies.
Baca juga:
Sikap sederhana AR Baswedan bikin suku Arab bersatu
Cerita foto AR Baswedan pakai blangkon bikin gempar Belanda
Kisah AR Baswedan, disuruh sekolah malah masuk kelas kakaknya
Pemikiran AR Baswedan buah didikan keluarga
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang bisa menjadi inspirasi bagi kita? "Jadilah seseorang yang memberikan inspirasi kepada orang lain."
-
Siapa yang merasa terinspirasi oleh teman-teman tuli? Dalam kunjungannya, Prilly mengungkapkan rasa bangga dan terinspirasi oleh teman-teman tuli.
-
Siapa yang menjadi pendakwah muda inspiratif? Jeffry Al-Buchori memiliki nama populer Uje, adalah seorang pendakwah atau ustad yang tampil dengan mengemas bahasa dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda.