Kisah Pahlawan Laut Aru dan kolonel TNI AL pengisap sabu
Di tengah tembakan meriam kapal Belanda, KRI Macan Tutul menantang musuh. Menjadi tameng agar dua kapal lain selamat.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) V Semarang Kolonel Aster Setiabudi ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN). Dia kedapatan mengisap sabu di sebuah hotel di Semarang. Bersama Aster, BNN juga menangkap dua orang polisi.
Jika terbukti bersalah, tindakan tiga aparat keamanan ini sungguh mengecewakan. Terutama Kolonel Aster yang menjabat Komandan Pangkalan. Tak mungkin seorang perwira TNI AL menjadi Danlanal jika tidak berprestasi. Aster juga sebelumnya menjabat Danlanal Yogyakarta. Bukti dia perwira yang cukup berprestasi.
"Dia menonjol, karena termasuk think-tank di Angkatan Laut. Dia pemikir yang mengonsep bagaimana ke depan," kata Kadispenal Untung Suropati kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/4).
Patut disayangkan dia terjerat narkoba. Jelas hanya tinggal menunggu waktu bagi Kolonel Aster untuk melaju menjadi laksamana bintang satu jika tidak tersangkut masalah ini.
Entah apa yang ada di benak para pendiri TNI AL jika melihat kasus narkoba ini. Ada seorang teladan di Korps Jalesveva Jayamahe yang mencontohkan keberanian dan pengorbanan. Sayangnya tak semua perwira meneladaninya.
Komodor Yosaphat Sudarso, Deputi Kepala Staf Angkatan Laut ini gugur dalam pertempuran di Laut Aru. KRI Macan Tutul yang dinaikinya tenggelam dihajar meriam kapal Belanda.
Saat itu konfrontasi antara Indonesia dan Belanda dalam memperebutkan Irian Barat sedang panas-panasnya. TNI menggelar operasi rahasia untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian. Para sukarelawan yang sudah dilatih kemiliteran ini diterbangkan Hercules TNI AU ke Kepulauan Maluku kemudian pindah naik motor torpedo boat (MTB) milik TNI AL.
MTB sejatinya bukan kapal pengangkut pasukan. Namun karena kecepatannya, kapal ini dipilih. Walau namanya torpedo boat, ternyata saat itu kapal-kapal buatan Jerman itu belum memiliki torpedo.
Ada empat MTB yang diberangkatkan dari Tanjung Priok. Namun salah satunya tak bisa melanjutkan perjalanan. Hanya KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau yang meneruskan misi ini.
Saat itu Yos Sudarso adalah orang nomor dua di TNI AL. Sebagai perwira tinggi, hal yang aneh dia ikut dalam kapal dan mengikuti operasi rahasia dengan risiko kematian tinggi. Tapi demi solidaritas pada anak buah dan keinginan untuk mengibarkan merah putih di Irian, Yos turut dalam misi itu.
Senin 15 Januari 1962 malam, iring-iringan tiga KRI tercium patroli udara Belanda di atas laut Aru. Pesawat Neptune Belanda segera mengontak tiga kapal perang Hr. Ms. Evertsen Hr. Ms. Kortenaer dan Hr. Ms. Utrecht.
Suara tembakan meriam segera memenuhi lautan. Secara persenjataan, tiga kapal Belanda dan dibantu pengintaian udara bukan tandingan tiga KRI.
KRI Macan tutul yang ditumpangi Yos maju menuju kapal Belanda. Dia mengambil alih komando pertempuran. Macan Tutul sengaja menjadi umpan agar KRI Harimau dan Macan Kumbang bisa meloloskan diri.
Tembakan meriam Belanda membakar Macan Tutul. Sebelum tenggelam, Komodor Yos Sudarso berkata di radio. "Kobarkan terus semangat pertempuran!"
Beberapa menit kemudian kapal yang ditumpanginya tenggelam. Perwira gagah berani ini gugur di Perairan Aru. Dua KRI lainnya berhasil lolos dan menyelamatkan diri ke perairan dangkal.
Untuk menghormati para pahlawan ini setiap tanggal 15 Januari, TNI AL memperingati Hari Darma Samudera.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.