Kisah Sumarti, korban mutilasi di Hongkong lulusan SD & berbakti
Ngatiman mengatakan, selama ini Sumarti Ningsih atau yang akrab disapa Martini oleh warga sekitar dikenal supel.
Geger berita dimutilasinya dua warga Indonesia di Hongkong oleh bankir asal Inggris Rurik George Caton Jutting, membuat warga di Desa Gandrungmangu Kecamatan Gandrungmangu Cilacap Jawa Tengah gempar. Lantaran salah satu korbannya, Sumarti Ningsih (25) diketahui beralamat di RT 02/RW 05 Desa Gandrungmangu.
Saat disambangi merdeka.com, Senin (3/11) malam, rumah duka yang berada di tengah permukiman penduduk sudah ramai dikunjungi tetangga. Seorang tetangga yang juga masih kerabat keluarga Sumarti Ningsih, Ngatiman mengatakan Sumarti Ningsih memang beralamat di rumah tersebut. "Dia memang tinggal di sini sejak kecil," ujarnya.
Ngatiman mengatakan, selama ini Sumarti Ningsih atau yang akrab disapa Martini oleh warga sekitar dikenal supel. Bahkan, ia dikenal sebagai anak yang berbakti pada orangtua.
Lalu bagaimana keluarga mengenang Sumarti? Berikut kisahnya:
-
Kapan WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Apa modus penipuan yang dilakukan oleh WNA Pakistan? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Dari mana WNI yang akan dipulangkan berasal? Sebab, tiga WNI selamat yang akan dipulangkan ke Indonesia ini rencananya diberangkatkan dari Kairo, Mesir.
-
Di mana letak Padukuhan Wotawati? Padukuhan Wotawati berada di lembah Sungai Bengawan Solo Purba, Gunungkidul.
-
Apa yang dilakukan Baim Wong di Polres Tanjung Balai? Baim yang dipanggil sebagai saksi ini memberikan keterangan seputar namanya yang dicatut sebagai modus penipuan.
-
Mengapa WNA Pakistan melakukan penipuan? Aksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
Sumarti Ningsih ingin bahagiakan orangtua
Kerabat keluarga Sumarti Ningsih, Ngatiman menyebut jika Sumarti Ningsih atau yang akrab disapa Martini oleh warga sekitar dikenal supel. Martini juga sangat berbakti kepada kedua orangtuanya.
"Martini itu orang yang ingin membahagiakan orangtua. Bahkan, ia tidak ingin membebani orang tuanya," ucap Ngatiman kepada merdeka.com, kemarin.
Sumarti Ningsih (25) dimutilasi dan dimasukkan ke dalam koper, sementara satu lainnya meninggal saat perjalanan ke rumah sakit akibat luka sayatan yang parah di bagian leher.
Tak mau susahkan orangtua, Sumarti Ningsih rela hanya tamat SD
Ahmad Kaliman, ayahanda almarhumah Sumarti Ningsih juga menyebut anaknya itu sangat berbakti kepada orangtua. Dia bahkan pernah meminta Martini untuk melanjutkan sekolah.
"Martini hanya lulusan SD, setelah lulus dia pergi ke Jakarta. Padahal waktu itu, saya ingin dia melanjutkan sekolah. Tetapi, dia malah bilang nggak ingin ngerepotin orangtua, lagi pula cari uang susah, katanya Martini waktu itu," kenang Kaliman.
Di mata keluarga, Sumarti merupakan sosok yang lincah dan ceria. Meski begitu, Kaliman mengaku terkejut saat mendengar kabar anaknya yang nomor tiga ini meninggal dibunuh bankir asal Inggris.
"Saya kaget dan shock. Saya cuma berharap pembunuhnya diberikan hukuman sesuai perbuatannya," ucapnya.
Sumarti berencana pulang ke Cilacap Minggu kemarin
Berkali-kali, Ahmad Kaliman mencoba menghubungi nomor telepon seluler yang dimiliki Sumarti Ningsih sepanjang Senin (3/11). Namun, tak ada nada sambung bahkan jawaban sekali pun.
"Saya hubungi nomornya Martini tidak bisa. Padahal dia janji akan pulang tanggal 2 November, tetapi tidak tahu kabar beritanya," ujarnya saat ditemui di rumahnya di Desa Gandrungmangu Kecamatan Gandrungmangu Cilacap Jawa Tengah.
Namun, tak disangka pada sore hari, Kaliman kedatangan petugas dari Polres Cilacap yang memberitahu anaknya telah tiada. Kabar tersebut sontak membuatnya kaget.
"Saya tunggu dari kemarin, tadi saya juga telpon dan SMS tidak nyambung. Pas tadi sore orang dari agen juga mengabarkan Sumarti Ningsih sudah tidak ada," ucapnya.
Orangtua minta jasad Sumarti bisa dipulangkan apapun bentuknya
Ahmad Kaliman mengaku, tidak pernah mempunyai firasat akan kehilangan anak nomor tiganya, hasil perkawinan dengan Suratmi. Namun, ia mengaku sekitar seminggu lalu bermimpi, Sumarti naik kapal terbang melintas di atas rumahnya.
"Saya melihat dia berada di jendela pesawat sedang naik kapal terbang dari sini. Tetapi kan itu hanya mimpi saja saya rasa," ucapnya.
Entah suatu kebetulan atau tidak, saat itu bertepatan dengan tanggal 1 November pada Sabtu lalu. Meski begitu, Ahmad berharap jasad anaknya bisa kembali ke tanah air untuk dikubur.
"Saya ingin jasad anak saya bagaimana pun bentuknya bisa dipulangkan ke Indonesia," tegasnya.
Orangtua berharap pembunuh Sumarti dihukum mati
Ahmad Kaliman, ayahanda Sumarti Ningsih, masih tampak lemas saat ditemui di ruang tamu di kediamannya yang berada di Desa Gandrungmangu Cilacap Jawa Tengah. Ia ditemani kerabat dekat dan tetangganya terlihat sabar menghadapi kenyataan anaknya yang nomor tiga meninggal dibunuh di Hongkong.
"Saya baru tahu saat ada petugas dari Polres (Cilacap) yang datang ke rumah tadi sore. Dia tanya apakah saya punya anak bernama Sumarti Ningsih yang bekerja di Hongkong," ujarnya saat ditemui, Senin (3/11) malam.
Ahmad kemudian mengiyakannya. Setelah itu, ia baru mengetahui anaknya sudah meninggalkannya. Berita itu diperkuat dengan kabar yang diterimanya dari keponakan yang bekerja di Hongkong. "Tadi saya ditelepon sama keponakan yang tinggal di Hongkong. Dia bilang Sumarti Ningsih meninggal dibunuh oleh bankir dari London," ucapnya.
Pun sebelumnya, ia juga mendapat kabar serupa dari agen tempat penempatan kerja Sumartini. "Dia bilang saya harus tabah, karena Martini sudah jadi jasad dan sekarang di kantor polisi Hongkong. bilangnya itu, Marti sudah hilang sudah dibuang ke pinggir laut dibungkus," ucapnya.
Kondisi tersebut sempat membuat Ahmad shock dan terpukul. Sebab menurutnya Martini tidak melakukan kesalahan apa pun. "Saya tidak tahu kenapa dia dibunuh. Saya berharap, pelaku pembunuhnya harus menerima perlakuan yang sama. nyawa diganti nyawa," ucapnya geram.