Kominfo Usut Dugaan Data Pengaduan Online KPAI Dibobol dan Diperjualbelikan
Data pengaduan dalam jaringan (online) KPAI diduga bocor dan diperjualbelikan di situs gelap RaidForums. Belum diketahui berapa harga yang ditawarkan untuk data ini dan berapa besar data yang mereka curi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sedang memeriksa dugaan kebocoran dan peretasan data pengaduan daring (online) milik Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
"Sedang kami dalami," kata juru bicara Kominfo, Dedy Permadi, kepada ANTARA, saat dimintai konfirmasi mengenai kabar tersebut.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa yang diminta oleh hacker dalam serangan ransomware di Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi membenarkan adanya serangan ransomware pada server Pusat Data Nasional (PDN). Bahkan, kata dia, pelaku meminta tebusan senilai USD 8 juta. "Iya, menurut tim (minta tebusan) USD 8 juta," kata Budi Arie kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6).
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
Data pengaduan dalam jaringan (online) KPAI diduga bocor dan diperjualbelikan di situs gelap RaidForums.
Komisioner KPAI Jasra Putra menyatakan data yang bocor diduga beradal dari layanan pengaduan online di situs resmi KPAI.
"Kami punya sistem pengaduan online berbasis website kpai.go.id, diduga data ini yang diretas," kata Jasra.
Peretas diduga mencuri data pengaduan online KPAI kemudian menjualnya di situs RaidForums, belum diketahui berapa harga yang ditawarkan untuk data ini dan berapa besar data yang mereka curi.
Tangkapan layar yang beredar di media sosial, peretas membuat utas berjudul "Leaked Database KPAI" untuk menjual data tersebut.
Dalam utas tersebut, peretas memberikan sampel data antara lain berupa nama lengkap, alamat email, jenis kelamin, tanggal lahir, agama dan kewarganegaraan.
KPAI berencana melaporkan dugaan peretasan dan data bocor ini ke kepolisian.
Menurut Jasra, KPAI sudah menyampaikan kasus ini ke Mabes Polri dan sudah ada tim yang mengecek pada Selasa (19/10) lalu.
Baca juga:
Dirjen Dukcapil Ajak Lembaga Swasta dan Negara Kerja Sama Akses Verifikasi Data
Polisi Selidiki Dugaan Penggunaan Data Tanpa Izin di Ajaib Sekuritas
DPD RI Minta Menkominfo Lakukan Upaya Hindari Potensi Kebocoran Data
Rapat dengan DPD, Menkominfo Klaim Data Pengguna PeduliLindungi Tidak Bocor
Komisi I Minta Kominfo Tanggung Jawab Soal Kebocoran Data
'Literasi Digital Jadi Kunci Melindungi Data Pribadi di Internet'