Kontak Seksual Bisa Tularkan Cacar Monyet
Hanny menjabarkan, hubungan seksual sesama jenis atau sering berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan risiko penularan virus tersebut.
Ketua umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E.,Subsp. Ven., FINSDV, FAADV mengungkapkan bahwa virus cacar monyet (Mpox) juga dapat menular dari kontak seksual.
Hanny menjabarkan, hubungan seksual sesama jenis atau sering berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan risiko penularan virus tersebut.
- Polisi Kejar Bule Bikin Geger Mandalika, Hubungan Seks di Pantai Sepi Pengunjung
- Cara Aman Berhubungan Seksual Bagi Pasien Penyakit Jantung, Apa Saja Syaratnya?
- Sakit Hati Ajakan Bertemu Ditolak, Pemuda di Sinjai Sebar Video Porno Mantan Kekasihnya
- Cemburu, Wanita Ini Berkali-kali Tampar Siswi SMP Sampai Tersungkur Usai Ketahuan Video Call Seks dengan Suaminya
“Kebanyakan ini adalah karena 'social networking'. Kemudian terjadi karena penularan yang diakibatkan oleh perilaku seksual yang tidak aman," kata Hanny dalam diskusi daring yang digelar oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rabu (28/8).
Artinya, kata dia, berganti pasangan dan tidak menggunakan pengaman serta hubungan sesama jenis.
Dalam diskusi bertajuk “Sosialisasi Kewaspadaan Mpox untuk Masyarakat Umum dan Populasi Kunci di Provinsi DKI Jakarta” itu, Hanny menjelaskan bahwa menurut laporan, usia terbanyak yang mengalami penyakit ini sekitar 31 hingga 40 tahun.
Populasi tersebut merupakan populasi yang melakukan kontak seksual sesama jenis. "Sehingga, populasi tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus agar masyarakat lebih waspada," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi tentang bahaya melakukan hubungan seksual yang tidak aman agar penyebaran virus tersebut tidak akan meluas.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati juga menyampaikan hal senada. Dia menyebut, menurut hasil studi status kontrol, kelompok yang teridentifikasi rentan penularan Mpox adalah laki-laki berusia 20-40 tahun yang bekerja di luar rumah, memiliki orientasi seksual homoseksual dan biseksual serta pasien HIV atau IMS.
Karena itu kelompok ini ini diutamakan dalam program edukasi dan promosi kesehatan terkait Mpox.