KPAI sebut guru lakukan pelecehan seksual ke murid di toilet, kelas, bahkan musala
Selain di lingkungan sekolah, kekerasan seksual yang dilakukan guru juga terjadi saat kegiatan ekstrakurikuler atau wisata. Trennya berubah. Kalau sebelumnya korban kebanyakan anak perempuan, data terakhir justru mayoritas korban adalah anak laki-laki. Mayoritas usia SD dan SMP
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan kasus kekerasan seksual yang dilakukan guru sebagian besar dilakukan di lingkungan sekolah. Dia membeberkan beberapa tempat yang kerap dijadikan lokasi pelecehan seksual.
"Ada yang dilakukan di toilet, ruang kelas, ruang OSIS, bahkan di musala tepatnya di ruang penyimpanan karpet. Bahkan ada guru yang melakukan kekerasan seksual di depan murid-murid lainnya," kata Retno dalam jumpa pers di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (19/3).
-
Siapa yang dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya? Ali Arwin mantan calon legislatif Padang Pariaman dari PBB yang ditangkap polisi akibat melakukan pemerkosaan terhadap anak kandungnya sejak 2020 dan hingga melahirkan.
-
Apa saja bentuk kekerasan seksual yang bisa dialami anak? Bentuk kekerasan seksualnya pun bermacam-macam. Korban dapat mengalami tiga jenis kekerasan yang berbeda yakni melalui dilakukannya kekerasan fisik, secara ucapan (verbal) dan non-verbal.
-
Kapan edukasi seksual penting diberikan kepada anak? Edukasi seksual merupakan topik yang penting dalam pengembangan anak-anak, terutama saat mereka memasuki masa remaja.
-
Bagaimana cara orang tua memberikan pendidikan seks yang sesuai untuk anak? "Ajarkan cara mengidentifikasi situasi yang berbahaya, menolak pendekatan pelaku, dan mencari bantuan ketika diperlukan," kata Meita. Pendidikan ini harus diberikan dengan cara yang tepat agar anak dapat memahami dan mengaplikasikannya.
-
Kapan sebaiknya memulai edukasi seksual pada anak? Kasandra mengatakan dalam memberikan pendidikan seksual, sudah bisa dilakukan sejak anak berusia sekitar dua atau tiga tahun. Pada usia ini, anak mulai mengenal dan memahami nama-nama organ tubuh, termasuk alat kelamin.
-
Bagaimana cara yang tepat untuk mengajarkan edukasi seks pada anak? “Saat menjelaskan, gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan usia anak. Misalnya, saat anak masih balita, bisa dimulai dengan mengenalkan fungsi tubuh dan menjelaskan bahwa ada bagian-bagian tubuh yang bersifat privat,” kata Kasandra, dikutip dari Antara.
Selain di lingkungan sekolah, kekerasan seksual yang dilakukan guru juga terjadi saat kegiatan ekstrakurikuler atau wisata. Misalnya di perkemahan atau bus pariwisata.
Korban bisa mencapai puluhan murid. Pada beberapa kasus, pelaku telah melakukan aksinya selama beberapa bulan, bahkan sudah berjalan beberapa tahun.
"Trennya berubah. Kalau sebelumnya korban kebanyakan anak perempuan, data terakhir justru mayoritas korban adalah anak laki-laki. Mayoritas usia SD dan SMP," tuturnya.
Dia mencontohkan kasus kekerasan seksual yang dilakukan guru di Kabupaten Tangerang dengan korban 41 siswa, di Jombang dengan korban 25 siswi, di Jakarta dengan korban 16 siswa, di Cimahi dengan korban tujuh siswi dan di Surabaya dengan korban 65 siswa SD.
Karena itu, KPAI mendorong pendidikan kesehatan reproduksi di kalangan peserta didik dimulai dari jenjang taman kanak-kanak hingga SMA/sederajat.
"Sedari dini anak harus dididik melindungi tubuhnya agar tidak disentuh oleh orang lain selain dirinya sendiri," katanya.
Selain itu, KPAI juga mendorong sekolah untuk membuka posko pengaduan dan mendorong murid-muridnya untuk berani melapor bila mengalami kekerasan baik fisik, psikis, finansial maupun seksual. Juga perlu ada sistem perlindungan agar murid yang menjadi korban atau saksi kekerasan di sekolah juga terlindungi.
Baca juga:
KPAI terkejut data Polda Jatim, dua bulan ada 117 anak korban kekerasan seksual
KPAI catat peningkatan kekerasan seksual terhadap anak lelaki
Tyas Mirasih penuhi panggilan KPAI terkait penculikan anak
KPAI & IDI minta biaya visum korban kekerasan ditanggung negara
KPAI desak Dinsos DKI lindungi anak jalanan
KPAI sebut anak terlibat tawuran karena ingin merasa hebat