Kronologi Aksi Tebar Uang di Kantor KPU Garut Versi NasDem
Ketua DPD Partai NasDem Garut, Diah Kurniasih mengatakan bahwa aksi tebar uang di area Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Garut pada Kamis (11/5), berlangsung spontan. Hal tersebut disampaikannya usai memberikan klarifikasi ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Garut, senin (22/5).
Ketua DPD Partai NasDem Garut, Diah Kurniasih mengatakan bahwa aksi tebar uang di area Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Garut pada Kamis (11/5), berlangsung spontan. Hal tersebut disampaikannya usai memberikan klarifikasi ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Garut, senin (22/5).
Diah menjelaskan bahwa aksi tebar uang yang dilakukan adalah untuk berbagi kebahagiaan dengan para kader.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
"Karena setelah hujan reda, kebetulan Bacaleg kami yang duluan dan setelah itu kader juga yang hadir meminta saya naik, spontanitas lah, bukan ada maksud apapun, tidak. Kami memohon maaf tidak ada maksud kejadian itu adalah spontanitas kami, saya juga melihat kader-kader yang sudah hujan basah kuyup, nah itulah untuk membagi kebahagiaan lah, mungkin seperti itu waktu kejadian itu sebenarnya," jelas Diah.
Dia menegaskan bahwa aksi tebar uang di KPU tidak direncanakan sama sekali. "Enggak atuh. Mungkin kalau direncanakan tidak akan seperti kejadian ini ya. Jadi kebetulan ada beberapa yang naik setelah untuk berbagi lah ya bukan nyawer," ucapnya.
Atas apa yang terjadi itu, Diah mengaku meminta maaf kepada KPU dan Bawaslu. Namun ia memastikan bahwa masyarakat yang menerima uang yang ditebar itu adalah kader-kader dari Partai NasDem.
"Bukan money politic, yang diberikan juga uang pribadi saya," katanya.
Walau begitu, Diah mengaku bahwa pihaknya akan tetap mengikuti proses yang saat ini sudah berjalan di Bawaslu Garut atas aksi tersebut.
"Ya kita ikutin proses. Kita bilang, kami khilaf karena mungkin ya itu spontanitas yang tidak ada rencana, jadi kita ikuti saja Bawaslu akan memberi kami apa, NasDem siap," ungkapnya.
Sementara itu Iwan Setiawan, Bacaleg yang pertama kali melakukan aksi tebar uang mengatakan bahwa ketika mendaftarkan para Bacaleg, dari Partai NasDem membawa grup kesenian dodombaan. Setelah selesai mendaftar, kondisi cuaca ketika itu diketahui hujan.
"Semua kader, Bacaleg kita juga kehujanan. Terus pekerja seni juga kehujanan, lalu saya naik dengan tangan yang spontanitas mengambil uang ke dompet karena pada pikiran saya kalau di tradisi seni dodombaan itu sudah identik dengan nyawer, salah satu apresiasi dalam kerja seni saya langsung saja spontanitas," dalih Iwan.
Meski begitu, Iwa menyebut bahwa apa yang dilakukan tidak sama sekali bertujuan untuk melecehkan KPU dan Bawaslu. "Tidak terbesit pikiran ke arah sana, hanya melihat antusias pekerja seni dan Bacaleg saja yang diguyur hujan tidak kabur. Jadi saya, bentuk ucapan terima kasih apresiasi kepada mereka saat itu (nyawer)," sebutnya.
"Kalau misalkan saya direncanakan, ya saya mungkin nyawernya tidak di KPU mungkin saya nyawernya di mana lah, di tempat hiburan atau di mana. Masa nyawer di tempat KPU, semua orang pun tau KPU itu bukan tempat joget ataupun tempat nyawer, karena kita spontanitas saja waktu itu," sambungnya.
Iwan juga mengatakan bahwa aksi sawer yang dilakukan oleh Ketua DPD NasDem Garut adalah karena paksaan dari para kader yang hadir.
"Sebenarnya ibu sudah mau pulang, cuman kader juga yang memaksa termasuk saya juga masa ibu sebagai ketua enggak nyawer gitu. Saya kan udah beres waktu itu jadi sebenarnya ibu dipaksa," pungkasnya.
(mdk/cob)