Kronologi Bentrokan Perebutan Lahan di Pancoran Buntu Versi Kontras
Pihak PT Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk melakukan 'mediasi'. Warga dan solidaritas menolak hal tersebut karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan kerohiman.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menjabarkan kronologi kejadian bentrokan yang terjadi antara pihak Pertamina dengan warga setempat akibat konflik lahan di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Melalui akun twitter @KontraS yang dikonfirmasi Staf Advokasi KontraS Andi Rizaldi, Kontras membeberkan awal mula bentrok terjadi pada Rabu (17/3).
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Kapan Poktan Bensor memulai kegiatan bertani di taman warga? Diceritakan oleh Subroto, Ketua Poktan Bensor, kegiatan bercocok tanam ini sudah dilakukan warga sejak tahun 2018.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu Betawi? Tak jarang, pantun-pantun Betawi yang dibawakan mengandung humor lucu dan menghibur.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
-
Apa ciri khas dari pantun Betawi? Pantun Betawi memiliki ciri khas yang spontan, blak-blakan, dan lucu.
-
Siapa yang melukis Benteng Baluwarti? Dulu benteng ini masih berupa pagar kayu. Hal itu terlihat dari sebuah lukisan sketsa berjudul “De kraton te Djocja (Mataram) yang dibuat oleh Jan Brandes yang kemudian diselesaikan oleh A. de Nelly pada periode tahun 1779-1785.
Bermula ketika pukul 15.00 Wib Ormas mulai memblokade akses masuk utama dan pintu belakang Pancoran Gang Buntu II.
"Kemudian, pukul 16.00 Wib, Warga menuntut untuk PAUD dikembalikan kepada pihak warga, sehingga anak-anak dapat kembali bersekolah dan menuntut agar preman yang menjaga akses masuk Pancoran Gang Buntu II untuk segera pergi karena preman terus mengintimidasi warga dan solidaritas," tulis akun Kontras seperti dikutip merdeka.com, Kamis (18/3).
Memasuki pukul 17.00 Wib, Warga dan solidaritas melakukan negosiasi dengan pihak PT Pertamina (Persero), Polres Jakarta Selatan, dan Polsek Pancoran. Pihak PT Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk melakukan 'mediasi'. Warga dan solidaritas menolak hal tersebut karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan kerohiman.
Sedangkan, Pihak PT Pertamina setuju mengeluarkan backhoe (ekskavator) dari lahan Pancoran Gang Buntu II, tapi aparat tetap berjaga di dalam PAUD. Warga pun menuntut aparat dan Aditya Karma (Pihak PT Pertamina) untuk meninggalkan PAUD agar anak-anak dapat kembali bermain dan belajar. Negosiasi berlangsung alot dan terjadi adu mulut.
Akhirnya, pada pukul 18.00 Wib, PAUD berhasil diduduki warga dan solidaritas. Namun aparat tidak pergi dari lahan Pancoran Gang Buntu II dan pindah ke depan portal akses masuk utama.
Akan tetapi, pada pukul 18.30 Wib, ormas mulai berkumpul di depan portal. Warga dan solidaritas bertahan di PAUD dengan anak-anak. Beberapa saat kemudian, anak-anak yang berada di PAUD diamankan ke aula karena kondisi di depan portal akses masuk utama yang semakin tidak kondusif. Warga dan solidaritas kembali melakukan aktivitas, berjaga di sekitar PAUD dan memblokade akses masuk pintu utama dan pintu belakang.
Selanjutnya pukul 22.00 Wib, ormas berusaha memprovokasi warga dan solidaritas yang berjaga di pintu akses masuk. Tiba-tiba mulai ada lemparan batu dari pihak ormas dan terjadi bentrok yang menjatuhkan banyak korban dari pihak warga maupun solidaritas. Kemudian, warga dan solidaritas di serang dari dua arah akses masuk masuk Pancoran Gang Buntu II.
Namun, pada pukul 23.11 Wib, Posko medis yang menangani banyak korban dengan peralatan medis yang minim, tiba-tiba ditembaki gas air mata dari 2 arah, sehingga posko medis terkepung dan harus menutup akses masuknya. Yang mengakibatkan sulitnya mobilitas korban dan tim medis yang menangani korban di dalam posko.
Setelah serangan gas air mata mulai mereda, posko medis kembali dibuka namun akibat serangan gas air mata, kondisi di dalam posko medis menjadi tidak karuan. Akhirnya korban banyak ditangani di luar posko dengan keadaan alat medis yang sudah habis. Kami berusaha menghubungi ambulance dari RS terdekat, tapi tidak ada yang mau menangani.
Hingga sekitar pukul 00.00 Wib, Akses bantuan yang ingin masuk ke posko medis, sulit dijangkau karena seluruh pintu masuk ke Pancoran Gang Buntu II dijaga ketat oleh aparat. Hingga kini kami masih mendata warga dan solidaritas karena kami mendapatkan informasi beberapa warga dan kawan solidaritas sudah berada di Polda Metro Jaya.
"Salah satu momen puncak eskalasi kekerasan terjadi semalam. Warga Pancoran yang masih bertahan di tanah yang telah mereka tempati sejak lama mendapatkan serangan lemparan batu, bom molotov hingga gas air mata. Kepolisian hanya melindungi aset Pertamina, bukan keselamatan warga," tulis akun Twitter KontraS, Kamis (18/3).
Sedangkan sampai saat ini, Pihak Kontras masih mendata total korban akibat bentrokan tersebut. Setidaknya sampai saat ini ada 20 warga yang mengalami luka dan gangguan kesehatan.
"Berdasarkan data yang kami dapat, sebab bentrok semalam ada setidaknya 20 warga yg mengalami berbagai luka dan gangguan kesehatan. Tolong @KomnasHAM untuk segera memantau serta @DivHumas_Polri untuk bersikap profesional yakni melindungi-mengayomi-melayani warganya," pungkasnya.
Bentrokan Antar Ormas dan Warga Karena Perebutan Lahan
Sebelumnya, Bentrokan dua kelompok masa di sekitar Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan pecah pada dini hari. Polisi membenarkan bila bentrokan dilakukan antara salah satu organisasi masyarakat (ormas) dan warga sekitar yang di sana turut mengatasnamakan mahasiswa.
"Yang Bentrokan itu dari salah satu ormas dengan warga yang ada juga bersama mengatasnamakan mahasiswa itu," kata Kapolsek Pancoran Kompol Rohman Yongki saat dihubungi merdeka.com, Kamis (18/3).
Namun demikian, Rohman belum bisa memastikan ormas dan mahasiswa mana yang saling terlibat bentrokan tersebut. Tetapi, diduga bentrokan terjadi karena perebutan lahan.
"Ya mereka bilang begitu (perebutan lahan), cuman bentrokan itu dipicu hal lain saya masih belum bisa pastikan," katanya.
Kemudian, dia mengatakan sampai saat personel dari Polres Jakarta Selatan masih terus disiagakan untuk mengantisipasi, apabila terjadi bentrok susulan.
Diduga Dari Pihak Luar
Sebelumnya kabar dua kelompok massa saling serang di sekitar Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (18/3) dini hari. Polisi menduga pemicu keributan adalah persoalan sengketa tanah.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Azis Andriansyah mengatakan, kedua kelompok bentrok bukanlah dari pihak yang bersengketa. Mereka diduga pihak luar menunggangi aksi tersebut.
"Bukan pihak-pihak yang bersengketa namun ada pihak-pihak luar yang menunggangi masing-masing kelompok. Baik dari pihak warga maupun dari pihak yang diduga dari pihak satunya juga mendatangkan massa dari luar orang yang bersengketa. Ini yang menimbulkan kericuhan dan bentrokan," kata Aziz, Kamis (18/3).
Azis menjelaskan, permasalahan sengketa tanah sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Polisi telah mempertemukan kedua belah pihak yang berseteru untuk mencari solusi. Mediasi berlangsung pada Rabu (17/3) pagi. Namun pada malam hari terjadi bentrokan.
"Kami mediasi kedua belah pihak agar sama-sama menjaga situasi kamtibmas. Namun pada malam hari ini (bentrok)," ucap dia.
Namun setelah mediasi, ada pihak luar melakukan aksi unjuk rasa sambil menutup jalan. "Karena menutup jalan, maka polisi melakukan imbauan agar tidak mengganggu ketertiban," ujar dia.
Baca juga:
Usai Bentrok Ormas dan Warga, Jalan Pancoran Sudah Kondusif
Bentrokan di Pancoran Antara Ormas dan Warga, Dipicu Sengketa Lahan
Bentrok Sengketa Lahan di Pancoran, Polisi Duga Massa Ditunggangi Pihak Luar
Gara-gara Sengketa Batas Tanah, Kakek 70 Tahun di OKU Timur Bacok Tetangga Lansia
Warga Langgam Pelalawan Resah Sengketa Lahan Semakin Berlarut
Tembok yang Halangi Akses Warga di Tangerang Dirobohkan 2 Ekskavator