Kronologi Tewasnya Ketua Mapala di Lubuklinggau yang Terungkap dari Tulisan Darah 'Maaf Yah Teh'
Kematian korban membuat aktivis Mapala STAI Bumi Silampari kehilangan sosok pendiam itu.
Pelaku diduga menuliskan tulisan itu di tembok menggunakan darah korban.
Kronologi Tewasnya Ketua Mapala di Lubuklinggau yang Terungkap dari Tulisan Darah 'Maaf Yah Teh'
Hubungan Pertemanan Pelaku dan Korban
FR, ketua Mapala STAI Bumi Silampari Lubuklinggau, Sumatera Selatan, ditemukan tak bernyawa. Hal itu terungkap setelah polisi meringkus pelaku berinisial DD (24). Pelaku tak lain adalah teman indekos korban.
Korban dan pelaku sama-sama satu kampus dan bekerja di warung seblak milik seorang wanita yang masih keluarga pelaku. Di kampus, korban terbilang aktif dengan berbagai kegiatan organisasi, terutama Mapala yang ia ketuai.
- Prajurit TNI dan Warga di Yahukimo Ditikam Orang Tak Dikenal Saat Mati Lampu, Begini Kronologinya
- Kronologi Kelamin Bocah Terpotong saat Khitan Massal di Lahat
- Kronologi Ledakan Setiabudi Jaksel, Berawal Tukang Pukul Benda Warna Putih Terkubur di Bawah Rumah
- Kronologi Polisi Tembak Polisi, Tersangka Pamerkan Senjata Api Saat Minum Miras
Korban merupakan mahasiswa kelahiran Sumber Harta, Musi Rawas. Sementara DD perantau asal Cianjur, Jawa Barat.
Awalnya, korban tinggal di indekos bersama kakak tingkatnya di belakanh Hotel Hakmas Taba, Kelurahan Majapahit, Lubuklinggau Timur I. Sebulan terakhir, korban jarang pulang karena tinggal bersama pemilik seblak, NI (34), dan DD tak jauh dari kontrakannya.
Beberapa hari sebelum kejadian, NI pulang ke Cianjur untuk menjemput ibunya. Tinggallah di kontrakan itu korban bersama DD. Lalu terjadilah pembunuhan.
Kematian korban membuat aktivis Mapala STAI Bumi Silampari kehilangan sosok pendiam itu. Rekan sekampus mengenali korban sebagai sosok yang baik dan tak pernah berselisih paham dengan orang lain.
"Orangnya pendiam, jarang cerita atau curhat apa pun itu, tapi almarhum aktif di kampus."
Kata rekan korban sesama aktivis Mapala STAI Bumi Silampari, Hijrah, Senin (18/9).
Meski sibuk sebagai mahasiswa semester VII dan aktivis, korban masih menyisakan waktunya untuk mencari penghasilan tambahan uang saku. Hal ini menambah kekaguman teman-teman kepadanya.
"Jarang ada mahasiswa kuliah sambil kerja, itu buat kami salut dengan almarhum," kata Hijrah.
Hijrah bersyukur pembunuh temannya telah ditangkap polisi. Dia berharap pelaku dihukum seberat-beratnya karena telah merencanakan pembunuhan.
"Kami belum puas jika hukuman pelaku tidak maksimal, kami minta dihukum mati," ujar Hijrah.
Diberitakan sebelumnya, pengungkapan kasus pembunuhan ini bermula dari tulisan darah di dinding 'Maaf Yah Teh'.
Pelaku DD diamankan dalam pelariannya di Palembang, Jumat (15/9) malam. Sementara pembunuhan telah terjadi di sebuah kamar indekos di Jalan Sejahtera, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Lubuklinggau, Sumsel, Kamis (7/9) pukul 04.00 WIB.
Mayat Ketua Mapala STAI Bumi Silampari Lubuklinggau itu ditemukan sudah membusuk di balik selimut beberapa hari kemudian. Kondisinya sangat parah, terutama luka di leher.
Dari hasi olah TKP, polisi mendapati motor korban tak lagi berada di tempat dan uang miliknya hilang. Kecurigaan terhadap pelakunya pun muncul setelah DD yang tinggal sekamar hilang tak tahu kemana.
Polisi memastikan korban tewas karena dibunuh. Hal ini juga diketahui dari tulisan bekas darah korban 'Maaf Yah Teh' di dinding kamar.