Labuhan Gunung Merapi Hanya Diikuti Abdi Dalem Keraton Yogyakarta
Menurutnya, rombongan juru kunci Merapi bersama pendamping dan abdi dalem Keraton Yogyakarta memulai prosesi labuhan dari Pendopo Kinahrejo (petilasan rumah Mbah Maridjan) pada Senin pagi dan bergerak dengan berjalan kaki membawa 'ubarampe' (perlengkapan) labuhan menuju ke Bangsal Srimanganti di lereng Gunung Merapi.
Prosesi upacara adat Labuhan Gunung Merapi dalam rangka 'Tingalan Dalem' atau peringatan naik tahta Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Senin (15/3) hanya diikuti oleh 'abdi dalem' bersama pendamping juru kunci Gunung Merapi.
"Sudah dua tahun ini upacara adat Labuhan Merapi tidak dapat diikuti masyarakat umum, karena pandemi Covid-19. Setelah tahun kemarin labuhan hanya dilakukan sangat terbatas, tahun ini hanya diikuti abdi dalem dan pendamping juru kunci Merapi, sekitar 30 orang," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara di Sleman, Senin (15/3).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Bagaimana cara BPPTKG mengamati aktivitas Gunung Merapi? Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan selama enam jam, lava pijar mengalir ke arah barat daya atau ke arah Kali Bebeng.
-
Apa yang diyakini sebagai pusat kerajaan makhluk halus Gunung Merapi? Mitos Keraton di Gunung Merapi menggambarkan adanya sebuah istana gaib yang terletak di kawah gunung. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tempat ini sangat sakral dan angker, dianggap sebagai pusat kerajaan makhluk halus Gunung Merapi.
Menurutnya, rombongan juru kunci Merapi bersama pendamping dan abdi dalem Keraton Yogyakarta memulai prosesi labuhan dari Pendopo Kinahrejo (petilasan rumah Mbah Maridjan) pada Senin pagi dan bergerak dengan berjalan kaki membawa 'ubarampe' (perlengkapan) labuhan menuju ke Bangsal Srimanganti di lereng Gunung Merapi.
"Perjalanan sampai ke Bangsal Srimanganti sekitar dua jam, kemudian sesampai di sana dilakukan doa oleh juru kunci Merapi Ki Asih," ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Ia mengatakan untuk 'lorotan' (nasi sekepal dan perlengkapan lain) yang biasanya setelah didoakan langsung dibagikan kepada peserta labuhan, untuk tahun ini akan dibawa turun dan dibagikan kepada masyarakat yang 'ngalap berkah' (mencari berkah) dari labuhan Merapi.
"Memang ada keyakinan dari masyarakat, khususnya Yogyakarta yang berharap berkah dan permohonan melalui prosesi labuhan berupa 'lorotan' dari labuhan," terangnya.
Aji mengemukakan prosesi labuhan Merapi telah dilaksanakan sejak Minggu (14/3), yang diawali penyerahan 'ubarampe' prosesi labuhan Merapi dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Keraton Yogyakarta) kepada Juru Kunci Gunung Merapi Mas Wedana Suraksohargo Asihono atau Mas Asih di Kantor Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan.
Penyerahan 'uba rampe' dilakukan sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta kepada Panewu (Camat) Depok, yang selanjutnya dibawa ke Kecamatan Cangkringan dan dilanjutkan serah terima antara Camat Depok kepada Camat Cangkringan.
Usai prosesi penerimaan, ubarampe diserahkan kepada juru kunci Gunung Merapi Ki Asih untuk dibawa ke Pendopo Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan dan ubarampe disemayamkan di Pendopo Petilasan Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo selama satu malam. Pada malam harinya digelar kenduri, tahlil dan doa-doa.
"Labuhan Merapi tahun ini tetap diadakan secara sederhana. Susunan kegiatan yang digelar hanya prosesi inti. Sama seperti tahun lalu, agenda rutin tiap tanggal 30 Rajab (kalender Jawa) ini dilaksanakan dengan aturan protokol kesehatan ketat, karena masih dalam masa pandemi Covid-19," terangnya.
Aji mengatakan saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman juga masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro.
"Berbeda dengan sebelum pandemi, dua tahun terakhir ini untuk kegiatan hiburan masyarakat, seperti kesenian dan pagelaran wayang kulit ditiadakan," tutupnya.
Baca juga:
Digitalisasi sebagai Upaya Pelestarian Manuskrip Kuno Keraton Yogyakarta
Berbuntut Panjang, Ini Cerita Sabda Raja Sultan HB X yang Tuai Kontroversi
Putri Sri Sultan Bongkar Jenis Batik yang Dilarang Pakai di Keraton, Ada Doa & Makna
Pembelaan Adik Sultan HB X Setelah Dipecat dan Dituding Makan Gaji Buta
Dianggap Anti Kritik, Ini Isi Pergub DIY yang Diprotes Aliansi Rakyat Jogja
Pecat 2 Adiknya, Sultan Singgung Soal Gaji Buta dan 5 Tahun tidak Bertanggung Jawab