Lebaran Mandura ala Warga Kota Palu
Ratusan warga di Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah menggelar tradisi budaya Lebaran Mandura 7 Syawal usai Idul Fitri 1444 Hijriah, Jumat (28/4) malam.
Ratusan warga di Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah menggelar tradisi budaya Lebaran Mandura 7 Syawal usai Idul Fitri 1444 Hijriah, Jumat (28/4) malam.
Tradisi Lebaran Mandura merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh warga setempat pada sepekan usai Idul Fitri.
-
Di mana jalur mudik dan balik Lebaran 2023 terpadat? Jalan Tol Trans Jawa menjadi jalur mudik dan arus balik terpadat di Indonesia.
-
Apa tema utama Festival Kebudayaan Yogyakarta tahun 2023? Pada tahun ini, acara Festival Kebudayaan Yogyakarta mengusung tema “Kembul Mumbul”. Tema besar ketahanan pangan memang diambil dalam agenda tahunan tersebut.
-
Apa yang menjadi simbol kebahagiaan dan kebersamaan saat Lebaran? Baju baru untuk Lebaran memang sudah menjadi tradisi yang sangat populer di Indonesia. Bahkan menjadi simbol kebahagian dan kebersamaan setiap orang.
-
Apa yang terjadi di berbagai titik menjelang Lebaran 2024? Kepadatan arus lalu lintas sudah terlihat di beberapa titik. Hal ini terlihat dari pantauan di Pos Terpadu Gerbang Tol Kalikangkung Semarang.
-
Apa tujuan utama dari tradisi Lebaran? Pada dasarnya, hakikat Lebaran adalah waktu terbaik untuk bersilaturahmi dan saling bermaaf-maafan.
-
Kapan Inul Daratista melakukan aksi berbagi bingkisan Lebaran? Pada momen mudik ini Inul menggelar aksi berbagi bingkisan Lebaran kepada tetangga sekitar.
Mandura sendiri merupakan makanan khas suku Kaili yang terbuat dari beras ketan. Disajikan setiap Lebaran Idul Fitri.
Ketua Adat Kampung Baru, Husen Saleh mengatakan, Mandura terbuat dari beras ketan dan terdiri dari tiga warna memiliki makna tersendiri.
Dia menjelaskan, warna merah berarti berani menegakkan kebenaran dan mampu mengakui kesalahan dan di momen Idul Fitri diartikan untuk saling merangkul serta saling memaafkan.
Husen melanjutkan, warna putih berarti suci bersih, hati merasa ikhlas. Sehingga apapun kesalahan secara ikhlas akan saling memaafkan. Kemudian, warna hitam sebagai simbol keadilan dan kejujuran.
"Tradisi Lebaran Mandura sebagai ajang mempererat tali silaturahmi setelah Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah," katanya.
Menurut dia, seiring dengan berjalannya waktu, Lebaran Mandura ini kemudian dirangkaikan dengan Festival Kampung Baru Fair yang merupakan kegiatan yang digagas oleh muda-mudi Kelurahan Baru.
Rangkaian acara Lebaran Mandura sendiri diawali sejak Jumat (28/4) sore dengan masyarakat melakukan pawai Mandura.
Nampak puluhan warga baik pengendara kendaraan roda dua dan roda empat juga mengikuti rangkaian pawai hingga titik akhir.
Kegiatan dimulai dengan satu unit mobil pikap khusus berisikan ratusan mandura yang dibuat khusus dan ditata rapi berbentuk piramid, serta dihiasi berbagai pernak-pernik agar terlihat menarik.
Selanjutnya, mobil tersebut membawa mandura berkeliling mengelilingi daerah sekitar Kelurahan Baru, Kota Palu. Kemudian, sekitar pukul 19.30 WITA, rangkaian acara dilanjutkan dengan warga setempat melakukan pawai obor.
Ketua Panita, Akbar, mengatakan, pawai Mandura serta pawai obor merupakan tradisi khas masyarakat Kota Palu, khususnya juga di Kelurahan Baru untuk menyemarakkan Lebaran Mandura tersebut.
Dia mengharapkan, dengan dilakukannya hal tersebut, semakin banyak masyarakat yang mengenal Mandura yang merupakan makanan khas suku Kaili.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Palu, Reny A Lamadjido mengapresiasi serta memberikan penghargaan kepada warga Kampung Baru yang terus mempertahankan dan melestarikan tradisi Lebaran Mandura.
Menurut dia, kegiatan tersebut telah dimasukkan dalam kalender pariwisata oleh Dinas Pariwisata Kota Palu untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya daerah.
"Makna yang terkandung dalam kegiatan ini adalah kebersamaan dan persaudaraan yang dipadukan dengan kegiatan modern, kami mengapresiasi kerja keras masyarakat menyukseskan acara ini," katanya.
Wakil Wali Kota Palu juga mengajak warga setempat menggelorakan kembali budaya gotong royong karena budaya ini merupakan fundamental bangsa, sehingga dipandang perlu dipertahankan keberlangsungannya.
Adapun, Kampung Baru Fair yang ke-delapan juga merupakan tradisi rutin tahunan bagi masyarakat Kampung Baru setelah lebaran. Kegiatan tersebut dikemas dengan nuansa religi dengan menghadirkan sedikitnya 20 Unit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) serta memiliki beberapa kegiatan menarik lainnya.
Kegiatan tersebut akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 28 April hingga 30 April 2023.
(mdk/rnd)