Manisnya Gula, Antara Kenikmatan dan Ancaman yang Menggoda
Rasa sakit gigi yang pernah melanda dan gangguan pada lambung menjadi rasa tidak diinginkan akibat konsumsi gula yang berlebihan.
Rasa sakit gigi yang pernah melanda dan gangguan pada lambung menjadi rasa tidak diinginkan akibat konsumsi gula yang berlebihan.
- Kesabaran Seluas Angkasa, Perempuan Ini Rawat Suaminya Selama 10 Tahun Sampai Terbangun dari Koma
- Makanan Ini Jadi Bekal Manusia Pertama Kali ke Luar Angkasa
- Kesimpulan Sidang Sengketa Pilpres di MK, Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak Semuanya
- Deretan Pelawak dan Penyanyi Adu Nasib Jadi Caleg 2024, Paling Banyak dari PAN
Manisnya Gula, Antara Kenikmatan dan Ancaman yang Menggoda
Dalam hingar-bingar kota metropolis ini, tren konsumsi minuman dan makanan manis telah merajai lidah para penikmat rasa.
Tatkala waktu berjalan, seorang gadis bernama Jassinta tak pernah absen untuk membeli secangkir kopi susu yang lezat. Bahkan, tak jarang ia tergoda untuk menikmati dua cangkir kopi dalam satu hari.
"Hampir setiap hari beli kopi susu, kadang sehari bisa dua kali beli kopi, udah hampir kurang lebih dua bulan," terang Jassinta saat dihubungi merdeka.com, Kamis (14/12).
Seolah tak cukup, Jassinta juga mengungkapkan kegemarannya pada makanan manis.
Namun, Jauh sebelum kegemarannya pada kopi, ia menuturkan bagaimana kejadian saat melahap satu loyang martabak manis dengan sepenuh hati tanpa sisa sedikitpun.
"Pernah waktu itu abis ada acara, terus ada martabak manis gitu, itu ya semuanya abis sama sendiri," sambungnya.
Bahkan, dalam kesehariannya menjamu nasi hangat di meja makan, ia tak pernah luput menambahkan kecap manis atau saus tomat sebagai teman setianya. Baginya, sensasi manis yang menggoda adalah kunci utama dalam menikmati hidangan.
"Terus kalau lagi makan nasi suka nambahin pake kecap atau saos tomat yang manis, jadi biar ada manisnya, kalau ga gitu apa ya, kurang enak ga ada manisnya," ungkapnya.
Di balik kebahagiaannya, Jassinta tidak memedulikan takaran gula harian yang disarankan. Baginya, kepuasan pribadi saat menikmati makanan dan minuman manis melampaui segalanya.
"Kalau buat takaran gula harian ya kaya bodo amat aja, jadi kalau mau makan atau minum yaudah makan aja, ga mikirin banget," jelasnya.
Namun, dibalik gairahnya yang tak terbendung terhadap manis, Jassinta juga mengakui beberapa konsekuensi yang diterimanya.
Rasa sakit gigi yang pernah melanda dan gangguan pada lambung menjadi rasa tidak diinginkan akibat konsumsi gula yang berlebihan.
Meski demikian, ia tak kapok dan terus melanjutkan kebiasaannya, menikmati makanan dan minuman manis tanpa terlalu mempedulikan dampak yang mungkin mengikuti.
"Ngerasa sakit pernah, gigi pernah waktu itu sakit, terus lambung juga. Diingetin sama Mama di rumah juga sering, cuma karena bandel aja jadi tetep makan minum gula lagi," tambahnya.
Padahal, kenyataannya berbagai makanan minuman ini membawa senjata tersembunyi.
Kala menikmati makanan maupun minuman dengan kadar gula tinggi, kesehatan seraya dilupakan. Sementara, realitas pahit menanti di balik kemasan yang menggoda.
Ahli Gizi, Ati Nirwanawati SKM.MARS mengatakan, anak-anak pun turut menjadi korban dari pengkonsumsian kadar gula tinggi.
"Sekarang kan banyak produk makanan yang dikemas ya, baik di botol dan sebagainya. Maka dari itu, sekarang anak-anak juga banyak terkena penyakit diabet, walaupun tidak dideteksi ya, maksudnya mereka tidak periksa lab ya kan," ungkap Ati saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (14/12).
Gula tak hanya berbentuk gula pasir atau gula merah saja, melainkan juga bersarang dalam karbohidrat dan buah.
"Gula tidak serta merta diperoleh dari gula pasir atau gula jawa atau gula merah, tapi gula juga terdapat di dalam karbohidrat, gula di dalam buah juga ya. Saya sarankan untuk mengkonsumsi sesuai dengan kebutuhan," jelasnya.
Ia memberi panduan untuk bijak dalam konsumsi gula, Ati merinci sekitar 20-50 gram kebutuhan gula per hari atau dua hingga empat sendok makan adalah jumlah maksimal yang disarankan.
"Saya sarankan gula juga diperlukan ya oleh tubuh, konsumsinya sesuai dengan kebutuhan. Saya sarankan tadi dua sendok makan, maksimal empat sendok makan, jadi antara 20-50 gram kebutuhan gula per hari," timpalnya.
Dengan suara yang penuh harap, Ati menyerukan agar masyarakat membaca label setiap makanan dan minuman. Masyarakat diingatkan untuk bersikap teliti saat mengonsumsi, membaca label sebagai langkah awal untuk menjaga kesehatan.
"Harapan saya kepada masyarakat apabila ingin mengkonsumsi suatu makanan, minuman, harus dibaca labelnya ya," harapnya.
Menurutnya, penting bagi kita untuk mengindahkan takaran gula harian yang direkomendasikan, dengan membaca seksama informasi gizi yang tertera pada label produk. Sebab, di sanalah informasi lengkap terkait kandungan gizi dan sebagainya tertera dengan jelas.
"Kalau mengkonsumsi apapun, terutama yang kemasan, label ya, karena kan diketahui kandungan gizi, kadaluarsanya. Nah itu patokannya, kita jadi tahu memenuhi kebutuhannya kira-kira hanya dua sendok sampai empat sendok, jadi kalau sudah melampaui batas itu, sehari itu konsumsi sebaiknya dihindari makanan manis atau minuman manis," tegasnya.
Dengan menumbuhkan kesadaran akan bahaya dari konsumsi gula berlebihan, Ati berharap kita semua dapat menjaga kesehatan gula darah dan mengambil keputusan yang bijak dalam memilih ragam hidangan yang menjadi kegemaran sehari-hari.