Mantu Luhut Panjaitan Jadi Danpaspampres, Anggota DPR Minta Lihat Rekam Jejak
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldy menilai pelantikan Jenderal Andhika Perkasa sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) dan pengangkatan Maruli Simanjutak sebagai Komandan Paspampres (Danpaspampres) sebagai hal yang wajar.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldy menilai pelantikan Jenderal Andhika Perkasa sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) dan pengangkatan Maruli Simanjutak sebagai Komandan Paspampres (Danpaspampres) sebagai hal yang wajar. Sebab, kata dia, baik Andhika dan Maruli telah memiliki rekam jejak yang bagus.
"Jangan dilihat dari siapa mertuanya, tapi jejak rekam mereka memang hebat dan cemerlang," kata Bobby saat dihubungi merdeka.com, Jumat (30/11).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Jenderal M Jusuf diangkat menjadi Panglima TNI? Saat memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI tahun 1978 pun Soeharto mengejutkan banyak pihak.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
"Wajar bila mereka sekarang menempati jabatan-jabatan strategis, seperti Andika, selain cemerlang karirnya memiliki kelebihan dengan komunikasi ke Presiden," sambungnya.
Bobby mengatakan, baik Maruli ataupun Andhika sudah terbiasa bekerja dengan presiden. Sehingga rekam jejaknya tak perlu lagi diragukan.
"Kalau dulu biasanya yang menempati pos-pos strategis di bidang pertahanan adalah mantan-mantan ajudan, bila sekarang adalah eks-Paspampres, saya rasa karena selain jejak rekam yang terbaik, utamanya komunikasi dengan Presiden bagus," ujarnya.
Menurut Bobby saat ini memang sudah saatnya untuk tidak lagi menggunakan sistem penujukkan berdasarkan angkatan. Sebab, situasi semakin dinamis dan memerlukan gagasan atau ide yang terbaru.
"Terlalu lama bila posisi kepemimpinan strategis didasarkan pada angkatan, karena situasi saat ini sangat dinamis, memerlukan ide atau gagasan untuk merespon dan solusi yang kiranya tidak disempitkan dari ketersediaan calon pemimpin-pemimpin di angkatan tertua," ungkapnya.
Dia pun menyarankan sistem pemilihan yang tak lagi berdasarkan angkatan dilakukan di seluruh instansi. Hal itu, lanjut dia, dilakukan untuk mengurangi penumpukan perwira level menengah.
"Sudah saatnya memang tidak perlu berdasarkan angkatan tapi lebih pada kapabilitas dan kapasitas perwira, bukan hanya dr umur atau angkatan. Ini hendaknya dilakukan di seluruh instansi pemerintah baik ASN atau yg lain. Untuk menghindari penumpukan perwira atau ASN di level menengah," ucapnya.
Baca juga:
Fahri Hamzah Tak Mau Buruk Sangka Ada Peran Luhut Dalam Penunjukkan Danpaspampres
Mengenal Brigjen Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut Binsar Kini Jadi Danpaspampres
Menantu Luhut Pandjaitan Jadi Danpaspampres, Pangkostrad dipegang Mayjen Harto
Kapolri: TNI-Polri Kompak Didukung Rakyat, Pemilu Aman
Amankan Aksi Reuni Akbar 212, TNI Kerahkan 2.000 Personel
50.000 Prajurit Gabungan TNI-Polri Apel Kesiapan Natal dan tahun Baru di Monas