Masih belajar di lapangan, pelajar harap pemerintah segera rehab sekolah
Akibat gempa, sebagian kawannya kehilangan baju seragam dan buku-buku. Untungnya, pihak sekolah memahami keterbatasan itu, dan tidak mewajibkan seluruh siswa mengenakan baju seragam.
Pelajar korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, berharap pemerintah segera merehabilitasi sekolah rusak akibat musibah yang menghancurkan ribuan rumah itu. Pasalnya hingga kini pelajar masih belajar di lapangan.
Pelajar SMKN 1 Pemenang Kabupaten Lombok Utara, Zazri mengatakan, hampir semua sekolah di sekitar tempat tinggalnya rusak. Sehingga proses belajar mengajar terpaksa dilakukan di lapangan.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Kenapa kodok gemuk itu ikut lomba lompat? Suatu hari, Bodor menyaksikan lomba lompat kodok di rawa tersebut. Dia sangat ingin ikut serta, meskipun temannya berkata bahwa dia terlalu gemuk dan pasti akan kalah. "Tidak masalah!" kata Bodor dengan semangat. "Aku akan menunjukkan kepada mereka bahwa keberanian dan ketekunan lebih penting daripada ukuran tubuh!"
-
Apa dampak yang ditimbulkan gempa di Gianyar? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung."Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh," kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Apa yang ditemukan di "Gerbang Neraka"? Ditemukan banyak sekali kerangka manusia di tempat ini, termasuk beberapa tanpa kepala.
-
Mengapa Geguduh sangat digemari di Lampung? Di Lampung, geguduh menjadi salah satu kudapan favorit masyarakat setempat. Hidangan ini sangat cocok untuk teman minum kopi dan disajikan ketika acara-acara tertentu.
"Tapi sampai kemarin, proses belajar belum dimulai, masih 'trauma healing'," katanya seperti dilansir dari Antara, Sabtu (15/9).
Akibat gempa, sebagian kawannya kehilangan baju seragam dan buku-buku. Untungnya, pihak sekolah memahami keterbatasan itu, dan tidak mewajibkan seluruh siswa mengenakan baju seragam.
Hingga kini, ayah dan adik-adik Zazri masih tinggal di pengungsian yang lokasinya relatif jauh dari tempat tinggal sebelumnya. Sedangkan ibunya sudah meninggal sebelum musibah terjadi di Lombok.
"Sebenarnya saya berat meninggalkan Lombok di saat seperti ini. Tapi keluarga mengerti, dan akhirnya melepas saya," ujarnya.
Senada dengan Zazri, siswa SMAN 2 Praya, Lombok Tengah, Ica berharap pemerintah segera merehabilitasi bangunan sekolah.
"Sekolah saya tidak hancur. Namun lantai dua retak-retak. Karena takut roboh, jadi tidak dipakai," ujarnya.
Akibat keterbatasan jumlah kelas yang digunakan, proses belajar-mengajar dibagi dalam dua waktu, pagi dan siang. Menurut Ica, itu menyulitkan. Di tempat yang sama, pelajar SMKN 2 Mataram, Hartawan juga berharap pemerintah segera memfasilitasi berbagai fasilitas umum dan sosial di Lombok.
Hartawan, merupakan warga Lombok Utara yang sejak SMP sengaja merantau ke Mataram untuk bersekolah. Sedangkan keluarganya masih berada di Lombok. Keluarga Hartawan, hingga kini masih berada di pengungsian karena rumahnya rusak.
"Yang paling dibutuhkan di sana sekarang adalah air bersih. Susah sekali mendapatkan air bersih," tutupnya.
Baca juga:
Para menteri kabinet kerja hadiri penggalangan dana untuk Lombok-Sumbawa
Profil anggota DPRD Mataram yang kena OTT dana rehabilitasi gempa
Sepeda Jokowi laku Rp 1 miliar dilelang untuk korban gempa Lombok
Korupsi dana rehabilitasi pascagempa, anggota DPRD Mataram ditahan
Luhut, Moeldoko hingga Erick Tohir hadiri penggalangan dana gempa Lombok
Kasus korupsi dana rehabilitasi gempa, Kejari segel ruangan Komisi IV DPRD Mataram