Masjid Jabal Nur Bersih dari Abu Gunung Tangkuban Parahu
Namun demikian, teras samping masjid dan kios makanan yang berada di bawah masjid terlihat ada penumpukan abu. Namun, intensitasnya tipis.
Sejak erupsi Jumat (26/7) lalu, area wisata Gunung Tangkuban Parahu ditutup untuk pengunjung. Penutupan dilakukan karena pihak pengelola fokus membersihkan dampak abu vulkanik.
Pantauan di lokasi, Minggu (28/7) siang, tampak puluhan lapak dan kios pedagang masih tutup. Tumpukan abu vulkanik pun masih menyelimuti sejumlah area.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Apa keunikan dari Masjid Agung Jatisobo? Setelah dirombak total, Masjid Agung Jatisobo wujudnya mirip dengan Masjid Agung Keraton Surakarta era kepemimpinan Pakubuwono IV. Perbedaan hanya dapat diliha pada bagian tiangnya saja. Tiang masjid agung Surakarta berbentuk bulat, sedangkan masjid agung Jatisibo persegi.
-
Bagaimana kerusakan pada masjid? Laporan dari Reuters menyebutkan sebagian dari Masjid Tinmel mengalami keruntuhan. Gambar-gambar yang beredar di internet menunjukkan dinding-dinding yang roboh, menara setengah roboh, dan tumpukan besar puing.
-
Kapan Masjid Cipto Mulyo dibangun? Masjid itu dibangun oleh Raja Keraton Surakarta, Pakubuwono X, sekitar tahun 1905 Masehi.
-
Kapan Masjid Raya Ganting dibangun? Dihimpun dari situs resmi padang.go.id dan beberapa sumber lainnya, masjid ini dibangun sekira tahun 1805 dan selesai pada tahun 1810 yang diarsiteki oleh Haji Umar.
-
Kapan Masjid Pecinan Tinggi Banten dibangun? Tahun pembangunan diperkirakan pada 1552, atau empat tahun sebelum pendirian Masjid Agung Banten lama pada 1556.
Pemandangan berbeda terlihat dari salah satu bangunan yang berdiri di dekat bibir kawah. Masjid Jabal Nur yang berhadapan dengan Kawah Ratu justru nyaris tak tersentuh abu vulkanik yang dimuntahkan gunung yang lekat dengan legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi itu.
Padahal, jika diperhatikan posisi masjid berada kurang lebih 500 meter dari titik erupsi.
Saat Liputan6.com mendekat ke lokasi masjid ini, pada bagian depan terpampang tulisan Jabal Nur. Sedangkan di bagian teras masjid tak terlihat tumpukan abu vulkanik. Hanya di bagian badan jalan abu tebal mencapai 3 Cm.
Menurut petugas tiket TWA Gunung Tangkuban Parahu, Afero Sebayang, masjid tersebut sama sekali belum dibersihkan oleh petugas.
"Bagian di dalamnya masih bersih seperti tidak ada abu yang masuk. Padahal di sekeliling masjid ada lubang angin yang besar," kata Afero.
©2019 Merdeka.com/Liputan6.com
Namun demikian, teras samping masjid dan kios makanan yang berada di bawah masjid terlihat ada penumpukan abu. Namun, intensitasnya tipis.
"Masjid belum dibersihkan. Tapi kemarin saat dipakai salat tidak ada abu, bersih saja di dalamnya," kata Afero.
Saksi lain yang melihat masjid dalam keadaan nyaris tak tersentuh debu, Ishak Jeri (52) mengatakan, saat erupsi terjadi abu berterbangan ke areal parkir. Tepatnya ke arah masjid Jabal Nur.
"Kalau abunya memang tidak panas seperti wedus gembel, ini terasa dingin," kata Ishak yang juga pedagang di kawasan wisata.
Masjid Jabal Nur menurut Ishak dapat menampung sekitar 300 orang dan mengandalkan mata air Cihakuripan sebagai sumber airnya.
Lokasi masjid berada sekitar 30 meter dari bibir kawah. Posisi masjid di atas gunung aktif ini berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Reporter: Huyogo Simbolon
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Bupati Imbau Warga Tak Panik Heboh Berita di Medsos
Suasana Gunung Tangkuban Parahu Setelah Erupsi
Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, 5 SPBU Pertamina Sekitar Lokasi Tetap Beroperasi
Gunung Tangkuban Parahu Ditutup Sementara untuk Wisatawan
Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Warga Diminta Tak Dekati Kawah Ratu dan Kawah Upas
Gunung Tangkuban Parahu Berpotensi Kembali Erupsi, Bahaya di Sekitar Kawah