Memburu Pengelola Uang Gembong Narkoba Terbesar di Indonesia Fredy Pratama
Polisi telah memasukan pasangan suami istri tersebut dalam daftar pencarian orang.
Polisi telah memasukan pasangan suami istri tersebut dalam daftar pencarian orang.
Memburu Pengelola Uang Gembong Narkoba Terbesar di Indonesia Fredy Pratama
Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri masih terus mencari keberadaan gembong narkoba, Fredy Pratama. Termasuk juga memburu dua buronan pengelola uang dari Fredy.
Kedua orang itu yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi, yakni Frans Antony (FA) dan Petra Niasi (PN) yang merupakan pasangan suami istri (pasutri).
"Ini adalah sebagai orang-orang keuangannya. Yang cewe sama cowo. suami istri," kata Direktur Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa kepada wartawan, Kamis (14/9).
- Janjian di Sosmed, 2 Kelompok Remaja Tangerang Tawuran Jelang Subuh & Satu Tewas Kena Sajam
- Selebgram Makassar Nur Utami Jadi Tersangka TPPU Kasus Narkoba Fredy Pratama, Ditangkap Polisi Usai Umrah
- Mengenal Pil Yaba, Jenis Narkoba Satu-Satunya Dipasok Fredy Pratama si 'Escobar' Indonesia
- Fakta-Fakta Baru Gembong Narkoba Fredy Pratama
Mukti menyebut keduanya merupakan warga negara Indonesia yang bekerja sebagai kaki tangan langsung dari Fredy. Dengan, proses pencarian difokuskan ke luar negeri.
"Kaki tangannya dong Warga negara indonesia semua. (diduga) Masih di luar negeri," katanya.
Perburuan terhadap FA dan PN dilakukan sejalan dengan terbitnya rednotice dan dijalankannya operasi 'Escobar' untuk menangkap Fredy.
“Sindikatnya terbongkar dari mulai Mei kemarin terbongkar semua. Makanya terbit lah red notice oleh Hubinter, udah keluar," jelas Mukti.
Lebarkan Wilayah Operasi 'Escobar'
Lewat operasi sandi 'Escobar' perburuan Fredy pun mulai dilebarkan ke wilayah sekitar negara Thailand.
"Prioritas pertama Thailand, berikut nya negara-negara tetangga di sekitar Thailand," kata Wadir Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Pol. Jayadi saat dikonfirmasi, Kamis (14/9).
Meskipun begitu, Jayadi mengaku, pihaknya tetap akan mencari keberadaan Fredy. Dengan menjalin kerjasama ke beberapa negara lain yang kemungkinan menjadi tempat persembunyian Fredy.
Kerjasama itu dilakukan melalui kerjasama ICPO-Interpol. Sebagai tindaklanjut diterbitkannya red notice terhadap Fredy yang telah masuk daftar pencarian orang (DPO).
"Dugaan sementara demikian tetapi juga kita tidak fokus wilayah itu. Negara lain juga akan terus komunikasi. Akan terus bekerjasama dengan kepolisian di lintas melalui interpol untuk mencari keberadaan yang bersangkutan," kata Jayadi.
Teknis pengejaran Freddy, Jayadi tak bisa membeberkan secara detail. Karena berkaitan dengan materi penyidikan yang masih bersifat rahasia.
"Secara teknis tidak dapat kami sampaikan. Karena ini berkaitan dengan penyidikan. Jika kami sampaikan dan jaringan tahu akan strategi dari petugas tambah rumit pencariannya," tegasnya.
Terbongkarnya Sindikat Fredy
Bisnis ilegal gembong narkoba Fredy Pratama telah berhasil dibongkar Bareskrim Polri.
"Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah, muka ya. Ya mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mengubah identitas diri," ujar Mukti saat jumpa pers, Selasa (12/9).
Untuk menangkap Sang Escobar Indonesia itu, polisi bekerjasama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, dan instansi terkait lainnya, sekaligus membongkar Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hasil peredaran narkotika jenis sabu dan ekstasi lintas negara itu.
Selain pihak Malaysia, Polri juga bekerja sama dengan kepolisian hingga imigrasi Thailand. Polisi juga akan melakukan kerja sama dengan pihak Bea dan Cukai Indonesia.
"Kita tetap bekerja sama dengan kepolisian dan imigrasi Thailand, karena yang bersangkutan sudah keluar red noticenya. Dan bekerja sama pula dengan imigrasi dan Bea Cukai Indonesia," ujarnya.
Sementara saat ini Mukti menegaskan, pihaknya masih memeriksa perjalanan Fredy Pratama karena tak menutup kemungkinan menggunakan identitas palsu.
"Kita masih croscek data perjalanan Fredy. Karena dia mungkin pakai identitas palsu," pungkasnya.