Mendikbud sedih orientasi SMA 3 makan korban tewas
Mohammad Nuh ingin aksi kekerasan di lingkungan pendidikan harus mulai diberikan sanksi yang tegas.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengaku sedih atas kegiatan orientasi siswa SMA 3 Jakarta yang memakan korban tewas. Dia pun meminta agar aparat kepolisian segera menindak tegas terhadap para senior yang diduga melakukan penganiayaan terhadap adik kelasnya sendiri.
"Tentu kami sedih betul, atas nama apa pun kegiatannya kalau sudah menyangkut nyawa harus diusut tuntas," tegas Nuh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/6).
Nuh mengaku sudah berkali-kali menyatakan pentingnya membentuk sikap dan moral bagi para siswa. Hal itu pun dicantumkannya dalam kurikulum 2013 yang menggabungkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
"Kami pentingkan betul tiga kesatuan, yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan jadi satu kesatuan menunjukkan urusan sopan santun, kasih sayang, saling menghargai, jadi bagian mendesak di kurikulum 2013. Ada satu tempat khusus kita ajarkan agama dan budi pekerti, ini belum cukup karena akan dilaksanakan pada 14 Juli 2014," paparnya.
Untuk memastikan tidak ada lagi aksi kekerasan di lingkungan sekolah, Nuh menyatakan sudah mengirimkan surat edaran ke seluruh pemerintah daerah dan dinas pendidikan. Surat tersebut berisi permintaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memantau kegiatan orientasi siswa atau mahasiswa baru di berbagai lembaga pendidikan.
Ancaman sanksi
Mohammad Nuh menilai aksi kriminalitas termasuk kekerasan di lingkungan pendidikan harus diberikan sanksi yang tegas. Setiap pelakunya harus diberi hukuman yang sesuai dengan kesalahannya, termasuk jika sampai menghilangkan nyawa orang lain. Tak hanya itu, sanksi juga dapat diberikan kepada penyelenggara pendidikan, tempat kekerasan itu terjadi.
"Yang punya itu kabupaten/kota, yang angkat kabupaten/kota. Oleh karena itu, yang punya wewenang langsung untuk menindak itu adalah yang punya sekolah itu. Kementerian memberikan dukungan penuh, dan memfasilitasi agar semua berjalan dengan baik," tandasnya.
Meski dalam kegiatan orientasi kerap menimbulkan korban jiwa, namun Nuh tetap memandang kegiatan tersebut tetap diperlukan. Sebab, siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan perpindahan jenjang dapat segera beradaptasi dengan lingkungan barunya.
"Tapi mestinya orientasi bersifat edukatif, mengenalkan jenjang di bawahnya dan di atasnya. Mengenalkan budaya di situ, yang sifatnya edukatif sepanjang edukasi, orientasi tetap diperlukan. Yang tidak boleh itu, meski bukan orientasi tapi menyangkut kekerasan, itu sama sekali tidak dibenarkan," pungkasnya.
Baca juga:
Kasus kematian siswa SMAN 3, polisi sudah periksa 29 saksi
Usai diperiksa polisi, kepsek SMA 3 pasrah pada proses hukum
Kepala Sekolah bantah di SUPM kerap terjadi kekerasan
Siswa tewas diduga dianiaya senior, polisi periksa Kepsek SMAN 3
Kepala Sekolah SUPM Tegal belum dipanggil polisi
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa perpisahan sekolah bisa dianggap 'menyakitkan'? Goodbyes breed a sort of distaste for whomever you say goodbye to; this hurts, you feel, this must not happen again. (Perpisahan menimbulkan semacam ketidaksukaan bagi siapa pun yang Anda ucapkan selamat tinggal; ini menyakitkan, Anda merasa, ini tidak boleh terjadi lagi)